KARYA TULIS ILMIAH
Kurangnya Kedisplinan Siswa
Kurangnya Kedisplinan Siswa
Oleh : Kelompok 5,
XI MIPA 5
·
MUHAMMAD RAIHAN INDRAGUNA
PEMERINTAHAN
KABUPATEN CIAMIS
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI 2 CIAMIS
JL. K. H AHMAD DAHLAN NO 02 CIAMIS TELP. (0265) 771709
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI 2 CIAMIS
JL. K. H AHMAD DAHLAN NO 02 CIAMIS TELP. (0265) 771709
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
LEMBAR
PENGESAHAN
Karya tulis ilmiah yang berjudul “Kurangnya
Kedisiplinan Siswa”. Telah disahkan dan disetujui oleh :
Disetujui oleh :
Pembina Pembina II
, S. Pd , S. Pd.
NIP. NIP.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat, serta karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan karya
tulis ilmiah sederhana ini.
Selain itu saya mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Ibu selaku wali kelas XI IPA 5.
2. Bapak selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia
3. Ibu selaku
guru Ppkn
Karya tulis ilmiah ini disusun dalam rangka
memenuhi TUGAS
BAHASA INDONESIA. Kami menyadari bahwa
penyusunan karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya karya
ilmiah ini.
Semoga dengan adanya karya ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca serta dapat dijadikan acuan untuk membuat karya tulis
ilmiah lebih baik lagi kedepannya.
Ciamis,
16 Februari 2018
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR
PENGESAHAN............................................................... ii
KATA PENGANTAR....................................................................... iii
DAFTAR ISI..................................................................................... iv
BAB 1 PEDAHULUAN.................................................................... 1
1.1
Latar Belakang Masalah..................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah 1
1.3
Tujuan Penelitian.................................................................................................. 2
1.4
Manfaat Penelitian.................................................................................................. 2
BAB 2 KAJIAN
PUSTAKA............................................................. 3
2.1
Kajian Teoritis 3
2.2
Kerangka Pemikiran................................................................................. 12
2.3
Hipotesis 12
BAB 3 METODOLOGI
PENELITIAN.......................................... 13
3.1
Waktu dan Tempat Penelitian.................................................................................. 13
3.2
Metode dan Rancangan Penelitian............................................................... 13
3.3
Populasi dan Sampel Penelitian..................................................................... 13
3.4
Instrumen Penelitian.................................................................................. 13
3.5
Metode Pengumpulan Data................................................................... 13
BAB 4 HASIL DAN
PEMBAHASAN............................................. 15
4.1
Hasil Penelitian................................................................................................. 15
4.2
Tabel Penelitian................................................................................................. 16
4.3
Pembahasan Penelitian.................................................................................. 16
BAB 5 PENUTUP............................................................................. 19
5.1
Kesimpulan 19
5.2
Saran 19
DAFTAR PUSTAKA....................................................................... 20
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................... 21
BIODATA PENULIS
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Disiplin dan tata tertib sekolah merupakan
pedoman bagi sekolah untuk menciptakan susana sekolah yang aman dan tertib
sehingga akan terhindar dari kejadian-kejadian yang bersifat negatif. Hukuman
yang diberikan ternyata tidaklah ampuh untuk menangkal beberapa bentuk
pelanggaran, sehingga akan bertambah keruh permasalahan Beberapa kejadian yang
bersifat negatif harus segera ditanggulangi dan ditangkal. Pihak sekolah tidak
boleh berputus asa bila menghadapi peserta didik banyak melanggar disiplin dan
tata tertib sekolah.
Disiplin yang berlaku biasanya disertai
dengan sanksi atau hukuman. Bagi pelanggar disiplin (indisipliner) akan
mendapat sanksi sebagai konsekuensi terhadap pelanggaran tersebut. Sanksi bagi
pelanggar tergantung pada jenis dan bobot pelanggaran yang dilakukan.
Aturan dan Tata tertib dapat dibuat
secara bersama berdasarkan musyawarah dan mufakat. Namun ada pula yang dibuat
oleh pihak tertentu yang berwenang mengatur setiap aktivitas di dalam suatu
komunitas atau kelompok kerja. Aturan dan tata tertib di sekolah
berlaku di dalam komunitas atau lingkungan sekolah. Semua warga sekolah harus
mematuhi dan mentaati semua aturan yang ada di sekolah.
Disiplin membantu anak mengembangkan
hati nurani, suara dari dalam, pembimbing dan pengambilan keputusan dan
pengendalian perilaku.
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1
Apa pengertian disiplin ?
1.2.2
Bagaimana definisi disiplin menurut para ahli ?
1.2.3
Apa saja bentuk pelanggaran siswa terhadap kedisiplinan ?
1.2.4
Bagaimana kesadaran akan disiplin di ruang lingkup SMA 2
Ciamis ini ?
1.2.5
Apa saja faktor dan penyebab kedisiplinan siswa berkurang
?
1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1
Untuk mengetahui pengertian disiplin menurut beberapa
ahli
1.3.2
Untuk mengetahui kadar kedisiplinan siswa di SMA 2 Ciamis
1.3.3
Untuk mengetahui faktor kurangnya kedisiplinan siswa
1.3.4
Untuk mengetahui sebab sebab kurangnya kedisiplinan siswa
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1
Diketahuinya pengertian disiplin menurut beberapa ahli
1.4.2
Tumbuh dan berkembangnya rasa akan pentingnya
kedisiplinan
1.4.3
Diketahuinya faktor kurangnya kedisiplinan siswa
1.4.4
Sadarnya rasa disiplin serta patuh terhadap aturan yang
ada
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1Kajian
Teoritis
2.1.1
Pengertian disiplin
Disiplin
adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian
perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,
keteraturan dan ketertiban. Disiplin akan membuat seseorang tahu dan dapat
membedakan hal-hal apa yang seharusnya dilakukan, yang wajib dilakukan, yang
boleh dilakukan, yang tak sepatutnya dilakukan (karena merupakan hal-hal yang
dilarang). Bagi seorang yang berdisiplin, karena sudah menyatu dalam dirinya,
maka sikap atau perbuatan yang dilakukan bukan lagi dirasakan sebagai beban,
namun sebaliknya akan membebani dirinya apabila ia tidak berbuat disiplin.
Nilai-nilai kepatuhan telah menjadi bagian dari perilaku dalam kehidupannya.
Disiplin yang mantap pada hakikatnya akan tumbuh dan terpancar dari hasil
kesadaran manusia. Sebaliknya, disiplin yang tidak bersumber dari kesadaran
hati nurani akan menghasilkan disiplin yang lemah dan tidak akan bertahan lama,
atau disiplin yang statis, tidak hidup (Djojonegoro dalam Soemarmo, 1998:
20-21).
Suratman
memberikan pengertian disiplin sebagai suatu ketaatan yang sungguh-sungguh dan
didukung oleh kesadaran untuk menunaikan tugas dan kewajiban serta sikap dan
perilaku sesuai dengan aturan atau tata kelakuan yang semestinya di dalam suatu
lingkungan tertentu (Suratman, 1999: 32). Perilaku disiplin seperti tepat
waktu, tertib, jujur, tepat janji dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari
(Muhamad, 2003: 13).
Kedisiplinan
adalah hal mentaati tata tertib di segala aspek kehidupan, baik agama, budaya,
pergaulan, sekolah, dan lain-lain. Dengan kata lain, kedisiplinan merupakan
kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku
individu yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kesetiaan, keteraturan dan
ketertiban. Hal ini berdasarkan pada pengertian dalam Kamus besar Bahasa
Indonesia (1988: 208), yang berasal dari kata “disiplin” berarti ketaatan atau
kepatuhan kepada peraturan tata tertib dan sebagainya. Ki Hajar Dewantoro
(1967: 453) menyebutkan bahwa disiplin tak lain adalah peraturan tata tertib
yang dilakukan secara tegas dan ketat. Dari pengertian dasar tersebut, kemudian
berlanjut dengan istilah kedisiplinan yang
dapat diartikan sebagai keadaan yang taat kepada peraturan tata tertib.
Selaras
dengan pengertian kedisiplinan tersebut, Suradisastra (1991: 29) pun
menjelaskan bahwa: kedisiplinan berasal dari kata “disiplin” yang berarti sikap
untuk menepati apa yang telah dijanjikan, apa yang telah direncanakan. Kemudian
dijelaskan pula, bahwa: disiplin mengandung makna keteguhan hati, kekuatan
jiwa, tidak mudah tergoda oleh hal-hal yang dapat mencelakakan dirinya. Keberhasilan
dalam suatu usaha atau dalam mencapai cita-cita akan tergantung kepada dimiliki
tidaknya sikap disiplin. Orang yang berdisiplin akan berperilaku apa yang
seharusnya diperbuat, tidak mengada-ada, tidak dilebih- lebihkan tetapi juga
tidak dikurangi dari keadaan yang sebenarnya. Diam tepat pada pijakannya,
melangkah tepat gerakannya, melaju sesuai arahnya. Sikap disiplin dapat
dilakukan untuk setiap perilaku, seperti disiplin dalam belajar, disiplin dalam
bekerja, disiplin dalam beraktivitas lainnya seperti dalam hal olahraga.
Westra
(1977: 96), mengemukakan pengertian kedisiplinan sebagai “Suatu keadaan tertib
dimana orang-orang yang tergabung di dalam organisasi tunduk pada
peraturan-peraturan yang ada dengan rasa senang hati”. Pendapat itu menunjukkan bahwa disiplin
merupakan ketaatan dan kepatuhan pada peraturan yang dilakukan dengan rasa
senang hati, bukan karena dipaksa atau terpaksa.
2.1.2
Pengertian disiplin
menurut para ahli
1.
Menurut Siswanto “2001”
Memandang
bahwa disiplin ialah suatu sikap menghormati, menghargai, patuh, dan taat
terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak
tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima
sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan
kepadanya.
2.
Menurut Flippo “Dalam Atmodiwirjo, 2000”
Mengemukakan
bahwa disiplin ialah setiap usaha mengkoordinasikan perilaku seseorang pada
masa yang akan datang dengan mempergunakan hukum dan ganjaran.
Definisi
diatas memfokuskan pengertian disiplin sebagai usaha untuk menata perilaku
seseorang agar terbiasa melaksanakan sesuatu sebagaimana mestinya yang
dirangsang dengan hukuman dan ganjaran.
3.
Menurut Atmosudirjo “Dalam Atmodiwirjo, 2000”
Mendefinisikan
disiplin sebagai bentuk ketaatan dan pengendalian diri erat hubungannya
rasionalisme, sadar, tidak emosional. Pendapat ini mengilustrasikan bahwa
disiplin sebagai suatu bentuk kepatuhan terhadap aturan melalui pengendalian
diri yang dilakukan melalui pertimbangan yang rasional.
4.
Menurut Depdiknas “2001”
Mendifinisikan
disiplin atau tertib ialah suatu sikap konsisten dalam melakukan sesuatu,
menurut pandangan ini disiplin sebagai suatu sikap konsisten dalam melakukan
sesuatu. Menurut pandangan ini disiplin sebagai sikap yang taat terhadap
sesuatu aturan yang menjadi kesepakatan atau telah menjadi ketentuan.
5.
Menurut Fathoni “2006”
Kedisiplinan
dapat diartikan bila mana pegawai selalu datang dan pulang pada tepat waktu
yang ditentukan oleh kepala menajer, pimpinan dari masing-masing instansi.
6.
Menurut Hasibuan “2002”
Disiplin
ialah suatu sikap menghormati dan menghargai suatu peraturan yang berlaku, baik
secara tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak
menolak untuk menerima sanksi-sanksi apabila dia melanggar tugas dan wewenang
yang diberikan kepadanya.
7.
Menurut James Drever “Dari sisi psikologis”
Disiplin
ialah kemampuan mengendalikan perilaku yang berasal dari dalam diri seseorang
sesuai dengan hal-hal yang telah diatur dari luar atau norma yang sudah ada.
Dengan kata lain, disiplin dari segi psikologis merupakan perilaku seseorang
yang muncul dan mampu menyesuaikan diri dengan aturan yang telah ditetapkan.
8.
Menurut Pratt Fairshilf “Dari sisi sosiologi”
Disiplin
terdiri dari dua bagian, yaitu disiplin dari dalam diri dan juga disiplin
sosial. Keduanya saling berhubungan satu sama lain, sehingga seseorang yang
mempunyai sikap disiplin merupakan orang-orang yang dapat mengarahkan perilaku
dan perbuatannya berdasarkan patokan atau batasan tingkah laku tertentu yang
diterima dalam kelompok atau lingkup sosial masing-masing. Pengaturan tingkah
laku tersebut bisa diperoleh melalui jalur pendidikan dan pembelajaran.
9.
Menurut John Macquarrie “Dari segi etika”
Disiplin
ialah suatu kemauan dan perbuatan seseorang dalam mematuhi seluruh peraturan yang
telah terangkai dengan tujuan tertentu.
2.1.3
Tujuan pentingnya
disiplin di sekolah
Brown
dan Brown (www.azamsite.com) mengemukakan pentingnya disiplin dalam proses
pendidikan dan pembelajaran untuk mengajarkan hal-hal sebagai berikut.
1.
Rasa hormat terhadap otoritas/kewenangan.
Disiplin
akan menyadarkan setiap siswa tentang kedudukannya, baik di kelas maupun di
luar kelas, misalnya kedudukannya sebagai siswa yang harus hormat terhadap guru
dan kepala sekolah atau personil sekolah lainnya.
2.
Upaya untuk menanamkan kerja sama.
Disiplin
dalam proses belajar mengajar dapat dijadikan sebagai upaya menanamkan
kerjasama, baik antara siswa, siswa dengan guru, maupun siswa dengan
lingkungannya.
3.
Kebutuhan untuk berorganisasi.
Disiplin
dapat dijadikan sebagai upaya menanamkan dalam diri setiap siswa mengenai
kebutuhan berorganisasi.
4.
Rasa hormat terhadap orang lain.
Dengan
ada dan dijunjung tingginya disiplin dalam proses belajar mengajar, setiap
siswa akan mengetahui dan memahami tentang hak dan kewajibannya, serta akan
menghormati dan menghargai hak dan kewajiban orang lain.
5.
Kebutuhan untuk melakukan hal yang tidak menyenangkan.
Melalui
disiplin, siswa dipersiapkan untuk mampu menghadapi hal-hal yang kurang atau
tidak menyenangkan dalam kehidupan pada umumnya dan dalam proses belajar
mengajar pada khususnya.
Kedisiplinan
siswa dalam belajar sangatlah penting, oleh karena itu adanya sikap disiplin
yang tertanam pada siswa mempunyai tujuan agar dapat menjaga hal-hal yang
menghambat atau mengganggu kelancaran proses belajar-mengajar, juga dapat
membuat anak didik terlatih dan mempunyai kebiasaan yang baik serta bisa
mengontrol setiap tindakannya sehingga akan membentuk pribadi yang mempunyai
ciri-ciri yang berbeda.
Serta
menurut pendapat beberapa pakar, bahwa tujuan disiplin adalah
1.
Dalam bukunya Subari, disiplin mempunyai tujuan untuk
penurutan terhadap suatu peraturan dengan kesadaran sendiri untuk terciptanya
peraturan itu.
2.
Dalam bukunya Emile Durkeim, disiplin mempunyai tujuan
ganda yaitu: mengembangkan suatu peraturan tertentu dalam tindak tanduk manusia
dan memberinya suatu sasaran tertentu dan sekaligus membatasi cakrawalanya.
3.
Menurut Kartini Kartono, “menanamkan disiplin pada anak
untuk menolong anak memperoleh keseimbangan antara kebutuhannya untuk berdikari
dan penghargaan terhadap hak-hak orang lain.
4.
Sahertian menyatakan bahwa tujuan disiplin adalah
a.
Menolong anak menjadi matang pribadinya dan berubah dari
sifat ketergantungan ke arah tidak ketergantungan
b.
Mencegah timbulnya persoalan-persoalan disiplin dan
menciptakan situasi dan kondisi dalam belajar mengajar supaya mengikuti segala
peraturan yang ada dengan penuh perhatian.
5.
Muhtar Yahya berpendapat, tujuan disiplin adalah bahwa
perkembangan dari pengembangan diri sendiri dan pengarahan diri sendiri tanpa
pengaruh atau kendali dari luar.
2.1.4
Pentingnya disiplin
saat kegiatan belajar mengajar
Ketika
kegiatan belajar mengajar berlangsung, kadang-kadang siswa berprilaku tidak
disiplin, sehingga mendatangkan masalah bagi guru dan teman-temannya. Padahal
guru tidak mengharapkan berhadapan dengan masalah-masalah ketidakdisiplinan
selama berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Sejalan dengan masalah
disiplin, Oteng Sutisna menjelaskan, Disiplin merupakan aspek esensial bagi
semua kegiatan kelompok yang terorganisasi.
Dalam arti, disiplin itu merupakan aspek yang penting atau urgent.
a.
Disiplin Mengatur dan Mengarahkan pada Pencapaian Tujuan
Belajar
Disiplin
itu merupakan suatu sikap mental yang didasarkan atas kesadaran dan keikhlasan
seseorang untuk mematuhi peraturan. Sikap itu akan mengarahkan dan mengatur
segala aktivitas serta motivasi yang ditimbulkan kearah yang memungkinkan
pencapaian tujuan secara efektif. Menurut pendapat Hasan Langgulung Kalau
motivasi bergandengan dengan disiplin, itu berarti sudah tepat. Sebab yang pertama bergerak dengan cepat dan
kuat, sedangkan yang kedua mengatur dan memelihara agar motivasi mempunyai arah
dan tujuan tertentu. Jadi kegiatan belajar itu tidak cukup dengan aktivitas dan
motivasi saja, melainkansiswa harus mengikuti secara layak tata perilaku yang
diharapkan, sehingga tujuan yang telah ditentukan dapat tercapai.
b.
Disiplin Merupakan Asas dalam Cara Belajar
Asas
dalam belajar yang baik ialah disiplin. Dengan jalan disiplin untuk
melaksanakan pedoman-pedoman yang baik dalam usaha belajar, barulah seseorang
mungkin mempunyai cara belajar yang baik. Sifat malas-malasan, keinginan
mencari gampangnya saja, seseganan untuk bersusah payah memusatkan pikiran,
kebiasaan untuk melamun dan gangguan-gangguan lainnya selalu menghinggapi
kebanyakan siswa. Gangguan itu hanya bisa diatasi kalau siswa mempunyai
disiplin.
Belajar
setiap hari secara teratur hanya mungkin dijalankan kalau seorang siswa
mempunyai disiplin untuk menaati rencana kerja yang tertentu. Godaan-godaan
yang dimaksud menangguhkan usaha belajar samapai sudah dekat waktu ujian, hanya
bisa dapat dihalau ia mendisiplin dirinya.
Uraian
di atas menunjukkan bahwa dengan disiplin seseorang akan dapat menghindari
gangguan-gangguan dalam melaksanakan rencana belajar dengan teratur. Dan dengan
disiplin pula seseorang akan terbiasa melakukan kegiatan belajar secara terarah
pada pencapaian tujuan.
c.
Disiplin Membentuk Keteraturan
Disiplin
akan menciptakan kemauan seseorang untuk belajar secara teratur, dalam arti
kemampuan bekerja secara teratur dapat disebabkan oleh kebiasaan disiplin
seseorang dalam bekerjanya. Jika dikaitkan dengan masalah-masalah perbuatan
belajar dan juga perbuatan-perbuatan lainnya memerlukan aktivitas yang teratur,
dilaksanakan setahap demi setahap sehingga pada akhirnya apa yang
dicita-citakan dapat terwujud. Sikap itu juga akan mengarahkan dan mengatur
segala bentuk aktivitas secara motivasi yang ditimbulkan ke arah pencapaian
tujuan secara efektif.
d.
Disiplin Membentuk Watak yang Baik
Disiplin
selai membuat siswa memiliki kecakapan mengenai cara belajar yang baik juga
merupakan proses ke arah pembentukan watak yang baik, dan watak yang baik pada
seseorang akan menciptakan suatu pribadi yang luhur yang diridhai oleh Allah
SWT dan sangat diperlukan di masyarakat. Disiplin selain membuat siswa memiliki
kecakapan mengenai cara belajar yang baik, juga merupakan proses ke arah
pembentukan watak yang baik.
Berdasarkan
uraian di atas dapat dipahami bahwa disiplin penting bagi berlangsungnya
kegiatan belajar. Jenis disiplin yang harus dimiliki siswa adalah disiplin
diri. Dari sudut pandang sosiologis dan psikologis disiplin diri adalah suatu
proses perubahan atau proses belajar individu secara progresif untuk
mengembangkan kebiasaan penguasaan diri serta mengakui tanggung jawab pribadi
terhadap masyarakat.
Intensitas
disiplin seseorang akan tinggi, karena orang tersebut mempunyai kesadaran yang
tinggi terhadap pelaksanaan disiplin dan dirasakan ada manfaatnya bagi dirinya
dan orang lain serta menganggap penting untuk dilaksanakan. Intensitas belajar
seseorang rendah karena orang tersebut tidak mempunyai kesadaran untuk
melaksanakan disiplin dan menganggap hal tersebut tidak akan menghasilkan
apa-apa bagi dirinya. Demikian juga dalam intensitas disiplin belajar, secara
teoritik dapat diduga hasilnya akan bervariasi.
2.1.5
Manfaat disiplin di
sekolah
1.
Memberikan rasa aman
Kedisiplinan
tentu akan memberikan rasa aman dan nyaman, apabila semua penduduk di Sekolah
dapat mematuhi area kedisiplinan ini maka setiap sekolah akan merasakan aman
dan nyaman dalam melaksanakan pembelajaran. Kedisiplinan tidak hanya dilakukan
oleh siswa saja, tetapi kedisiplinan harus dilakukan oleh semua warga yang ada
di sekolahan. Termasuk para wali murid, yang harus disiplin untuk menjaga
anaknya dan mengasuh anaknya menjadi pribadi yang berkarakter. Rasa aman dalam
sekolah juga dapat dilihat dari warga sekolah yang melakuakn segalah sesuatu
dengan musyarah, karena sangat banyak manfaat musyawarah yang penting untuk
kehidupan.
2.
Melatih tanggung Jawab
Selain
manfaat hidup mandiri, manfaat disiplin pun akan dapat melatih tanggung jawab
seseorang atas apa yang telah diperbuat. Orang akan menjadi disiplin itu
artinya mereka mentaati aturan yang ada, hal in menunjukan bahwa individu itu
bertanggungjawab atas dirinya dengan mematuhi aturan – aturan yang ada sehingga
menjadi individu yang disiplin. Tentu hal seperti ini baik bila diajarkan sejak
dini. Agar anak-anak kelak menajadi anak yang bertanggungjawab dan disiplin.
3.
Menjadi Anak teladan
Di
sekolah tentu ada anak teladan, anak teladan tidak hanya dilihat dari
kepandaiaannya saja, tetapi juga dilihat dari bagaimana ia menjalankan
kehidupan atau berperilaku terhadap teman-temannya dikesehariaannya. Hal ini
tentu tidak jauh dari sikap disiplin yang harus dimiliki oleh siswa, sikap
disiplin seperti ini akan membantu siswa menjadi anak teladan.
4.
Menjadi Anak yang Berprestasi
Bukan
tidak mungkin seorang yang memiliki kedisiplinan tinggi akan mendapatkan
prestasi yang melimpah, entah itu prestasi dari bidang karakter ataupun dari
bidang pendidikannya, karena pada dasarnya prestasi ini memang di dongrak
dengan sikap disiplin dari seorang siswa siswinya, salah satunya adalah
disiplin dalam waktu. Menghargai waktu dan terus belajar. Sehingga akan membuat
siswa sekolah menjadi pandai dan berprestasi.
5.
Kegiatan Belajar Mengajar lebih Efektif
Banyak
siswa kadang tidak disiplin dalam pelajaran, sehingga siswa sering ribut ketika
guru yang menerangkan, hal ini tentu karena siswa tidak memiliki rasa
tanggungjawab dan disiplin terhadap apa yang sudah dituliskan dalam peraturan.
Maka dari itu perlunya pendisiplinan agar Kegiatan belajar mengajar menjadi
lebih efektif.
6.
Melatih Siswa untuk beketrampilan dalam lingkungan sosial
Kedisiplinan
tidak hanya dilakuakan disekolah saja, tetapi sikap disiplin perlu dimiliki
untuk diterapkan dilingkungan sosial, sehingga perilaku disiplin ini tidak
hanya dilakukan sekali saja, namun harus menjadi adat kebiasaan seorang
individu agar meraka juga dapat disiplin di lingkungan sosial. Karena terkadan
seorang yang sudah masuk dalam lingkungan sosial perlu banyak penyesuaian
terhadap berbagai maca karakter individu. Namun dengan kedisiplinan akan membuat
seorang mudah dalam memahami setiap karakter individu.
7.
Meningkatkan rasa persatuan dan kebersamaan
Hal
ini dapat dibuktikan dalam disiplin waktu, seorang yang meningkatkan rasa
persatuan dan kebersamaan adalah dengan disiplin waktu, yaitu mampu menghargai
waktu teman yang lainnya sehingga akan menghindari keributan karena saling
menunggu, dengan disiplin waktu segala hal akan mudah selesai.
2.2Kerangka
Pemikiran
Disiplin
itu berasal dari Bahasa Latin “discipline” yang berarti “latihan atau pendidikan
kesopanan dan kerokhanian serta pengembangan tabiat.”
Secara
terminologi, beberapa pakar yang mendefinisikan disiplin diantaranya adalah
Soegarda Poerbakawatja yang mendefinisikan disiplin sebagai suatu tingkat tata
tertib tertentu untuk mencapai kondisi yang baik. Hal ini berguna dalam rangka
memenuhi fungsi pendidikan. Sedangkan Tulus Tu’u mendefinisikan kedisiplinan
sebagai sebuah kesadaran diri yang muncul dari batin terdalam seseorang untuk
mengikuti sekaligus mentaati nilai- nilai, peraturan-peraturan, dan hokum-
hukum yang berlaku dalam suatu lingkungan. Kesadaran dimaksud antara lain,
bahwa jika dirinya berdisiplin, maka hal itu akan memberi dampak yang baik pula
bagi keberhasilan dirinya di masa mendatang.
Dari
kedua definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa disiplin merupakan suatu
sikap yang menunjukkan kesediaan seseorang untuk mematuhi dan menepati
sekaligus mendukung ketentuan, tata tertib, nilai, peraturan, serta kaidah-
kaidah yang berlaku.
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disiplin memiliki arti :
1.
Tata tertib (di sekolah, kemiliteran, dan sebagainya)
2.
Ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan (tata tertib dan
sebagainya)
3.
Bidang studi yang memiliki objek, sistem, dan metode
tertentu
2.3Hipotesis
Dugaan
sementara bahwa kurangnya kedisiplinan siswa adalah dari faktor teknologi serta
faktor lingkungan yang memiliki pengaruh sangat besar terhadap kedisiplinan
siswa.
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Kami melakukan penelitian
setelah jam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yaitu pukul 15.00 WIB. Bertempat
di kantor SMAN 2 Ciamis dan beberapa ruangan kelas di SMAN 2 Ciamis.
3.2 Metode dan Rancangan Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini
kami melakukan penelitan dengan metode wawancara dengan beberapa orang siswa.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
Kami melakukan penelitian
melalui wawancara dengan salah satu guru di SMAN 2 Ciamis serta sampel
penelitian beberapa orang siswa untuk ditanya tentang kadar kedisiplinan siswa
di SMAN 2 Ciamis.
3.4 Instrumen Penelitian
Variabel bebas :
Disiplin
Variabel terikat :
Kurangnya Kedisiplinan Siswa
Variabel kontrol :
Siswa, internet.
Pertama, melakukan wawancara
dengan salah satu guru di SMAN 2 Ciamis. Kedua, berwawancara mengenai hal yang
dibahas yaitu Kurangnya Kedisiplinan Siswa. Ketiga, melakukan wawancara dengan
beberapa siswa untuk mengetahui kadar kedisiplinan siswa di SMAN 2 Ciamis.
3.5 Metode Pengumpulan Data
1.
Internet
Mencari berbagi sumber dari
internet.
2.
Deskriftif
Metode penelitian yang
ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlansung saat
ini atau saat yang lampau. Menjelaskan gejala-gejala yang telah ada seperti
mengenali masalah dan memeriksa kondisi serta pratek yang masih berlaku.
3.
Survey
Mengumpulkan data atau
informasi tentang populasi yang besar dengan menggunakan sampel yang relatif
kecil.
4.
Teori Dasar
Pendekatan yang memungkinkan
peneliti untuk mengembangkan atau menemukan teori yang didasarkan pada studi
fenomena.
5.
Wawancara
Teknik pengumpulan data yang
dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara peneliti dan
narasumber.
BAB
4
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Setelah melakukan
wawancara dengan salah satu guru di SMA N 2 Ciamis yang menyatakan bahwa
kedisiplinan siswa masih kurang. Pertama, kebiasaan di rumah siswa bisa terbawa
ke sekolah. Kedua, pola asuh dari orang tua juga mempengaruhi tingkah laku
siswa dan psikis dari siswa tersebut. Yang lebih dominan adalah lingkungan,
orang tua, teman-teman sekelasnya, termasuk juga media sosial yang paling
berpengaruh. Keseharian siswa sekarang lebih ke dalam teknologi terutama HP,
saat mengajar pun guru menerangkan tapi masih ada saja siswa yang menggunakan
HP untuk kepentingan lain dalam arti bukan untuk pelajaran.
Jika kita mengikuti
aturan kepribadian kita akann lebih baik lagi dan tertata rapi. Moralitasnya
masih kurang, tidak bisa menghargai orang tua, guru ataupun diri sendiri.
Seperti berpakaian rapi, bertutur kata yang baik.
Permasalahan
sekarang lebih ke media sosial, siswa yang lebih bermasalah itu kebanyakan dari
yang broken home. Kurangnya penerapan kedisiplinan di rumah dan lingkungan.
Pemahaman moralitas dari zaman sekarang juga kurang. Media sosial juga memiliki
nilai positif tapi tergantung asumsi/penggunaan dari kita juga.
Mayoritas
kedisiplinan yang masih kurang adalah etika, kesopanan, tidak berpakaian rapi.,
rambut yang tidak rapi.
Cara
menanggulanginya dengan memberi pemahaman dan bimbingan, guru juga harus
mencontohkan kepada siswa, siswa juga harus menghargai aturan yang ada.
4.2Tabel Penelitian
No.
|
Nama
|
Tingkat Kedisiplinan Siswa SMAN 2 Ciamis
|
Alasan
|
||||
Sangat kurang
|
Kurang
|
Cukup
|
Bagus
|
Sangat bagus
|
|||
1.
|
Murid 1
|
ü
|
1.
Kesiangan
2.
Jika ada kegiatan tidak semua ikut berpartisipasi
3.
Masih ada yang melanggar aturan. Contohnya baju dikeluarkan, ke kantin
saat jam pelajaran
|
||||
2.
|
Murid 2
|
ü
|
|||||
3.
|
Murid 3
|
ü
|
Ada beberapa siswa yang menerapkan sikap Senyum, Salam,
Sapa
|
||||
4.
|
Murid 4
|
ü
|
Karena banyak dipengaruhi oleh teknologi
|
||||
5.
|
Murid 5
|
ü
|
|||||
6.
|
Murid 6
|
ü
|
|||||
7.
|
Murid 7
|
ü
|
Masih kurang dalam etika dan kesantunan/kesopanan
|
||||
8.
|
Murid 8
|
ü
|
Terpengaruh oleh perkembangan zaman, dan prilaku
kebarat-baratan
|
||||
9.
|
Murid 9
|
ü
|
|||||
10.
|
Murid 10
|
ü
|
4.3 Pembahasan Penelitian
Dari beberapa sampel tersebut
disimpulkan bahwa 30% siswa mengatakan bahwa tingkat kedisiplinan siswa masih
sangat kurang. Dipengaruhi oleh faktor kesiangan dan tidak aktif berpartisipasi
dalam beberapa kegiatan.
Dari 10 orang, 30% menagatakan
bahwaa tingkat kedisiplinan siswa masih kurang terutama dalam etika berbicara
dengan orang lain baik antar siswa ataupun dengan yang lebih tua. Dalam arti
lain kesantunan berbahasanya masih kurang.
Serta 40% siswa mengatakan
bahwa kedisiplinan siswa sudah cukup dilihat dari faktor etika ada beberapa
siswa yang menggunakan prinsip Senyum, Salam, Sapa, itu sudah cukup bagus dalam
tingkat kedisiplinan.
A.
Faktor Internal
Faktor internal merupakan
faktor yang berada dalam diri setiap warga sekolah, baik kepala sekolah, guru,
karyawan dan siswa. Oleh karenanya, faktor internal ini meliputi:
1.
Minat
Minat ialah kesediaan dari
dalam jiwa yang sifatnya aktif untuk menerima sesuatu dari luar. Seorang
pendidik atau siswa yang memiliki perhatian yang cukup serta kesadaran yang baik
terhadap segala aturan-aturan yang ditetapkan oleh sekolah, sedikit banyak akan
berpengaruh pula terhadap kesadaran mereka untuk melakukan perilaku disiplin di
lingkungan sekolah.
2.
Emosi
Emosi merupakan suatu keadaan
dalam diri seseorang yang mempengaruhi dan menyertai penyesuaian di dalam diri
secara umum, Keadaan ini merupakan penggerak mental dan fisik bagi setiap
individu dan dapat diobservasi melalui tingkah laku. Emosi merupakan warna
afektif yang selalu menyertai setiap keadaan atau perilaku individu. Warna
afektif dimaksud adalah perasaan-perasaan tertentu yang dialami oleh seseorang
pada saat menghadapi situasi tertentu. Contoh: bahagia, gembira, terkejut,
benci, putus asa, dan sebagainya. Zakiah Darajat menjelaskan bahwa emosi
memegang peranan penting dalam setiap sikap dan tindak agama. Tidak ada satupun
sikap atau tindak agama seseorang yang dapat dipahami, tanpa mengindahkan
emosinya.
Emosi akan sangat menentukan
terhadap kedisiplinan di lingkungan sekolah. Mengapa? karena emosi mampu
menggerakkan rasa kepedulian para guru dan siswa ataupun segala komponen
sekolah lainnya dalam menaati peraturan yang telah ditetapkan di lingkungan
sekolah.
B.
Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan
faktor luas yang akan sangat berpengaruh terhadap kedisiplinan di lingkungan
sekolah. Faktor ini meliputi hal- hal sebagai berikut:
1.
Sanksi dan Hukuman
Kartini Kartono menyatakan
bahwa hukuman merupakan perbuatan yang secara intensional diberikan kepada
seseorang sehingga akan menyebabkan penderitaan lahir batin. Sekalipun hal ini
dilakukan untuk membuka hati nurani dan penyadaran seseorang akan
kesalahannya”.
Fungsi hukuman dalam konteks
pendidikan adalah sebagai alat untuk memberikan sanksi kepada para guru, siswa
dan komponen- komponen launnya yang ada di sekolah terhadap pelanggaran yang
telah dilakukan. Sanksi atau hukuman ini dilakukan sebagai bentuk penyadaran.
Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Suharsimi Arikunto dalam teori
sistem motivasinya. Ia menyatakan bahwa jika seorang individu mendapat hukuman,
maka akan terjadi perubahan dalam sistem motivasi diri individu yang
bersangkutan. Perubahan motivasi dimaksud akan mengakibatkan penurunan pada
setiap individu dalam mengulangi perilaku dan tindakan yang berhubungan dengan
timbulnya suatu hukuman kepada yang bersangkutan.
2.
Situasi dan Kondisi Sekolah
Jalaluddin Rakhmat menyatakan
bahwa faktor situasional akan sangat berpengaruh pada pembentukan perilaku
setiap manusia. Seperti faktor ekologis, faktor rancangan dan arsitektural,
faktor temporal, suasana perilaku dan faktor sosial. Tetapi manusia akan mampu
memberikan reaksi yang berbeda- beda terhadap situasi yang dihadapinya. Hal ini
sesuai dengan karakteristik personal yang dimilikinya. Perilaku manusia
merupakan hasil interaksi yang tentu sangat menarik berkaitan dengan keunikan
individu dan keunikan situasional.
BAB
5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Disiplin di sekolah itu sangat
diperlukan. Karena dalam aplikasinya, kedisiplinan sangat berguna sebagai tolak
ukur mampu atau tidaknya seseorang dalam mentaati aturan yang sangat penting
bagi stabilitas kegiatan belajar mengajar. Selain itu sikap disiplin sangat
diperlukan untuk di masa depan bagi pengembangan watak dan pribadi seseorang,
sehingga menjadi tangguh dan dapat diandalkan bagi seluruh pihak.
Terutama disiplin dalam etika
dan kesopanan merupakan salah satu hal yang sangat sulit diperbaiki di zaman
sekarang, karena ada pengaruh dari teknologi, perkembangan zaman, juga faktor
lingkungan.
5.2 Saran
Untuk kedepannya siswa perlu
ditingkatkan lagi pemahaman tentang etika dan kedisiplinan. Serta membatasi
dalam penggunaan teknologi agar tidak terjerumus ke dalam hal negatif.
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BIODATA
PENULIS
Nama Lengkap :
Muhammad Raihan Indraguna
Alamat : Dusun Sukasenang RT 02 RW 01, Desa Sindangmukti, Kecamatan Panumbangan,
Ciamis
Profesi
:
Pelajar di SMA N 2 Ciamis, kelas XI MIPA 5
Riwayat
Pendidikan :
- TK Mekar Tanjung
- SD N 2 Sindangmukti
- SMP N 1 Panumbangan
No comments :
Post a Comment