LAPORAN
HASIL PRAKTIKUM BIOLOGI
STRUKTUR DAN SIFAT TULANG
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata
Pelajaran Biologi
Oleh,
PEMERINTAHAN
PROVINSI JAWA BARAT
DINAS
PENDIDIKAN
KANTOR
CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH XIII
SMA NEGERI 2 CIAMIS
Jln.
K.H. Ahmad Dahlan No. 2 Tlp. (0265)771709 Ciamis, 46216
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Dengan mengucapkan puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan rahmat, serta karunianya, sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan sederhana ini.
Selain itu saya
mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Ibu Suhanah selaku wali kelas XI
IPA 5.
2.
Ibu selaku guru mata pelajaran Biologi.
Laporan ini disusun
dalam rangka memenuhi tugas pelajaran Biologi. Kami menyadari bahwa penyusunan
laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya laporan ini.
Semoga dengan adanya
laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat dijadikan acuan untuk
membuat laporan lebih baik lagi kedepannya.
Ciamis,
24 Oktober 2019
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR....................................................................... ii
DAFTAR
ISI..................................................................................... iii
BAB
1 PENDAHULUAN.................................................................. 1
1.1
Latar Belakang Masalah.................................................................................................. 1
1.2
Tujuan Penelitian 1
1.3
Rumusan Masalah 1
BAB
2 KAJIAN PUSTAKA............................................................. 2
2.1 Pengertian Umum..................................................................... 2
2.2 Struktur Tulang........................................................................ 3
2.3 Fungsi Tulang........................................................................... 4
2.4 Macam-macam Tulang............................................................. 6
2.5 Bentuk-bentuk Tulang.............................................................. 6
2.6 Jenis-jenis Penyakit Tulang...................................................... 7
2.7 Prosedur dan Bedah Tulang..................................................... 8
BAB
3 METODOLOGI PENELITIAN........................................... 9
3.1
Waktu dan Tempat Penelitian................................................................................... 9
3.2
Metode dan Rancangan Penelitian................................................................................... 9
3.3
Langkah Kerja 9
BAB
4 HASIL DAN PEMBAHASAN............................................. 10
4.1
Hasil Penelitian 10
4.2
Pembahasan Penelitian................................................................................................. 10
BAB
5 PENUTUP............................................................................. 11
5.1
Kesimpulan 11
5.2
Saran 11
DAFTAR
PUSTAKA....................................................................... 12
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................... 13
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Tulang adalah jaringan ikat
yang terdiri dari sel, serat, dan matriks ekstraselular. Matriks tulang adalah
bagian terkeras yang terletak dilapisan luar tulang, yang diakibatkan oleh
pengendapan mineral dalam matriks, sehingga tulang pun mengalami kalsifikasi
Didalam tubuh manusia juga
terdapat yang namanya tulang rawan (cartilago), yaitu jaringan ikat yang
mempunyai kemampuan meregang, membentuk penyokong yang kuat bagi jaringan
lunak, memberikan kelenturan, dan sangat tahan terhadap tekanan.
Contohnya tulang pada paha ayam,
dikedua bagian pada ujungnya itu merupakan tulang rawan, sedangkan bagian yang
terletak diantara keduanya ataupun bagian yang paling keras disebut dengan
tulang.
Dalam praktikum kali ini, akan
mengamati struktur dan sifat tulang pada bagian paha ayam. Dengan menggunakan
larutan HCL.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian kali ini
adalah untuk mengamati struktur dan sifat tulang paha ayam dengan menggunakan
larutan HCL
1.3 Rumusan Masalah
1.
Apakah bentuk tulang sebelum dipanaskan sama dengan bentuk tulang yang dimasukkan
ke dalam HCL ?
2.
Bagaimana kelenturan tulang yang dimasukkan ke dalam larutan HCL ? Apakah
tulang tersebut bisadibengkokkan ? Mengapa ?
3.
Apakah ulang sebelum dan sesudah dibakar memiliki kekerasan yang sama ?
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Umum
Tulang atau
kerangka adalah penopang tubuh Vertebrata. Tanpa tulang, pasti tubuh kita tidak
bisa tegak berdiri. Tulang mulai terbentuk sejak bayi dalam kandungan,
berlangsung terus sampai dekade kedua dalam susunan yang teratur. Organ ini
memiliki struktur keras dan kaku yang membentuk kerangka manusia. Organ-organ
ini dinamis dan terus berubah sering stimulus dari lingkungan. Beberapa tulang
dapat menyatu dan membentuk tulang yang lebih kuat seperti yang terjadi pada
masa pertumbuhan (bayi memiliki 300 tulang, sementara dewasa hanya 206 tulang.
Selain itu, tulang juga dapat membesar atau mengecil, menebal atau menipis,
atau menguat jika dibutuhkan. Saat patah, misalnya dalam cedera, tulang dapat
tumbuh kembali tanpa meninggalkan luka.
Dari segi bentuk, tulang
dapat dibagi menjadi 4: tulang pipa (seperti tulang hasta dan tibia), tulang
pipih (seperti tulang rusuk, tulang dada), tulang pendek (tulang-tulang telapak
tangan, pergelangan tangan) dan tulang tak beraturan (seperti tulang rahang,
ruas tulang belakang). Menurut letaknya tulang dibagi dua, yaitu: Tengkorak
(bagian kepala), dan rangka badan.
2.2 Struktur Tulang
Tulang mempunyai
matriks yang mana matriks tersebut adalah struktur yang keras pada tulang,
matriks tersebut memiliki banyak pembuluh darah, dikarenakan struktur yang
keras ini susah untuk ditembus oleh nutrien dan metabolit. Matriks tulang
terdiri dari serat protein yang kuat, terutama kolagen. Matriks ini di hasilkan
oleh osteoblas. Osteoblas adalah sel yang terdapat didakam tulang yang juga
berfungsi membuat sel-sel tulang baru dan menyerap mineral dari darah. Matriks
mempunyai komponen organik dan inorganik. Komponen organik memungkinkan tulang
untuk menahan tegangan, sedangkan komponen inorganik atau komponen mineral
menahan tegangan.
Sel lain yang
terdapat pada tulang adalah sel osteoklas, sel ini mempunyai fungsi yang
berlawanan dari osteoblas, yaitu fungsi nya menghancurkan tulang dengan cara
melarutkan kembali mineral di dalam darah. Sel yang juga terdapat pada tulang
adalah osteosit, sel ini menjaga keseimbangan mineral di dalam darah, mereka
yang mengarahkan penyerapan mineral dari darah dan mengarahkan pengembalian
mineral ke dalam darah, agar tulang dan tubuh sama-sama mendapatkan mineral
yang cukup. Analogi nya osteosit yang memerintahkan, kemudian osteoblas dan
osteoklas bekerja.
Komponen organik
utama matriks tulang adalah serat kolagen tipe I, yang mengandung protein,
salah satunya adalah glikoprotein osteokalsin dan osteopontin, yang berikatan
erat dengan kalsium selama terjadinya mineralisasi tulang. Protein matriks
lainnya adalah sialoprotein, yang mengikat osteoblas pada matriks ekstraselular.
Komponen inorganik
matriks terdiri dari kalsium dan fosfat dalam bentuk kristal hidroksiapatit.
Ikatan serat kolagen dengan kristal hidroksiapatit akan menyebabkan tulang
menjadi keras, tahan lama, dan kuat. Komponen mineral ini akan dipertahankan
didalam darah dengan bantuan hormon paratiroid (dari kelenjar disebelah tiroid)
dan kalsitonin (dari kelenjar tiroid).
Sumsum tulang
adalah jaringan ikat lunak yang terdapat di dalam tulang spongiosa, fungsinya
untuk menghasilkan sel-sel darah. Juga terdapat periosteum pada tulang,
periosteum ini adalah bagian kuat, yang terdiri dari membran fibrosa yang
menutupi dan melindungi permukaan luar tulang.
2.3 Fungsi Tulang
Tulang berfungsi
sebagai kerangka tubuh yang kaku, dan memberikan tempat perlekatan pada otot
dan organ yang terdapat pada tubuh seseorang. Tulang juga melindungi otak, yang
terletak didalam tengkorak, bisa dibayangkan ketika terjadi kecelakaan yang
membentur kepala seseorang jika tanpa tulang tengkorak, maka organ penting
didalamnya seperti otak dan semua susunan sarafnya dengan mudah menjadi hancur.
Tulang melindungi
jantung dan paru didalam rongga dada, dan organ seksual dan urinaria
terlindungi oleh tulang yang disebut tulang pelvis. Selain itu tulang juga
berfungsi dalam hemopoiesis (pembentukan sel darah), dan sebagai reservoir
(tempat penyimpanan) kalsium, fosfat, dan banyak mineral lainnya.
Hampir seluruh
kalsium (99%) pada tubuh tersimpan di dalam tulang, dan ketika tubuh butuh
terhadap kalsium, maka kalsium tersebut akan berasal dari tulang.
Sedangkan tulang
rawan berfungsi sebagai shock absorber (peredam tekanan). Yang mana ketika
seseorang mendarat setelah melompat, maka tubuh akan menerima tekanan yang
besar, disinilah salah satu fungsi tulang rawan berperan, yaitu mengurangi
tekanan yang ada. Tulang rawan ini bersifat avaskular atau tidak terhubung
dengan pembuluh darah.
2.4 Macam-macam Tulang
1. Tulang Keras (Osteon)
Tulang keras
(osteon) adalah jaringan ikat khusus yang merupakan komponen sistem gerak.
Tulang keras atau tulang sejati bersifat kaku dan keras, tulang ini merupakan
alat gerak pasif yaitu alat gerak yang bisa bergerak jika digerakkan otot.
Tulang keras tersusun atas zat kapur dan fosfor.
Berdasarkan
matriksnya, tulang keras dibedakan menjadi 2 jenis yaitu tulang kompak dan
tulang spons.
a.
Tulang kompak
Tulang ini tersusun
oleh serat kolagen yang disebut lamela ossea, yang saling berjajar di tepi
tulang, mengelilingi pembuluh darah. Contoh tulang kompak yaitu tulang panjang
(seperti tulang paha, kaki, tangan).
b.
Tulang spongiosa/kanselosa
Contoh tulang ini
adalah bagian dalam dari tulang kompak , seperti pada rongga sumsum tulang,
pada bayi rongga ini tampak merah dan menghasilkan banyak sel darah, pada orang
dewasa, rongga sumsum tulang tampak kuning dan terisi oleh sel lemak. Tulang spongiosa
ini akan tampak pula ketika kita menggigit tulang ujung tulang rawan pada ayam,
tulang ini berbentuk sponge (pori-pori). Contoh tulang spons diantaranya:
·
Tulang pipih, contoh tulang pipih diantaranya seperti tulang penyusun
tengkorak dan wajah, tulang dada, tulang rusuk dan tulang belikat.
·
Tulang pendek, contoh tulang pendek diantaranya seperti tulang pergelangan
tangan, tulang pergelangan kaki dan ruas tulang belakang.
Berdasarkan bentuknya, tulang
keras dibedakan menjadi 3 yaitu:
·
Tulang pipih
Jenis tulang keras ini memiliki
bentuk memipih pada kedua bagian ujungnya. Contoh tulang pipih seperti tulang
penyusun tengkorak, tulang rusuk dan tulang dada.
·
Tulang pendek
Jenis tulang keras ini
berukuran pendek dan memiliki bentuk seperti dadu. Tulang pendek terdapat pada
tulang pergelangan tangan dan ruas tulang belakang.
·
Tulang pipa
Jenis tulang keras ini panjang
dan memiliki bentuk seperti pipa. Contoh tulang pipa terdapat pada tulang
anggota gerak.
2. Tulang Rawan (Kartilago)
Tulang rawan
(kartilago) adalah jaringan ikat lentur yang ada pada tubuh manusia maupun
hewan termasuk sendi diantara tulang, sangkar rusuk, telinga, hidung, saluran
tenggorokan dan cakram intervertebra. Tulang rawan ini lebih lunak dari tulang
tapi lebih keras dan kurang lentur dari otot.
Tulang Rawan
tersusun atas kumpulan sel tulang rawan atau kondosit yang menghasilkan matriks
ekstraseluler berupa serat dan substansi dasar. Tulang rawan merupakan kerangka
sementara pada embrio sebelum digantikan dengan tulang sejati secara bertahap.
Sel tulang rawan
mengeluarkan matriks yang disebut dengan kondrin. Matriks tersebut membuat
tulang rawan bersifat lentur, lincin dan kuat. Kelenturan tulang rawan pada
tulang rusuk penyusun rongga dada membuat tulang rusuk bergerak bebas mengikuti
pengembangan paru-paru saat bernapas. Tulang rawan di antara ruas tulang
belakang sangat kuat dan tahan terhadap tekanan sehingga dapat dengan mudah
kembali ke bentuk awal.
Tulang rawan
bersifat liat dan lentur karena adanya zat antar sel tulang yang banyak mengandung
zat perekat dan juga zat kapur. Zat kapur tersebut merupakan perekat tulang,
zat kapur merupakan sejenis protein yang disebut dengan kolagen. Contoh tulang
rawan yang ada pada orang dewasa terdapat di telinga, hidung, ujung tulang
keras dan sendi.
Tulang ini
mempunyai sifat lentur dan tidak mempunyai membuluh darah juga saraf kecuali
pada lapisang terluarnya (perikondrium). Tulang rawan ini mempunyai tiga jenis,
yaitu :
a.
Tulang rawan hialin
Tulang ini yang paling banyak terdapat di tubuh,
berfungsi sebagai model kerangka kebanyakan tulang. Pada orang dewasa, tulang
ini terdapat di permukaan sendi tulang, ujung iga, hidung, laring, trakea, dan
bronki (saluran pernafasan)
b.
Tulang rawan elastik
Mengandung serat-serat elastik yang bercabang didalam
matriks dan sangat lentur, ditemukan di telinga luar, tuba auditorius (saluran
yang menghubungkan hidung dengan telinga), epiglotis (penutup saluran
pernafasan saat kita menelan, agar makanan tidak masuk kedalam saluran
pernafasan), dan laring.
c.
Fibrokartilago
Tulang rawan ini memberikan daya regang, menahan beban, dan ketahanannya
cukup kuat terhadap tekanan. Ditemukan pada diskus intervertebralis (jaringan
ikat yang terletak diantara tiap ruas tulang belakang), pada orang tua, diskus
intervertebralis yang 80% nya terdiri dari air, mulai kekurangan elastisitas
akibat jumlah air yang berkurang, sehingga pada orang tua pun mudah terjadi
gangguan seperti nyeri pada tulang belakang, dan habitat membungkuk.
Contoh lainnya yaitu simfisis
pubis (tulang rawan yang terletak diatas kemaluan), tulang ini melindungi organ
urinaria dan seksual dari tekanan dan benturan yang terjadi.
2.5 Bentuk-bentuk Tulang
Berdasarkan
bentuknya, tulang dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu tulang pendek,
tulang pipa (panjang), tulang pipih, dan tulang irregular.
1.
Tulang pipa (panjang)
Tulang
ini memiliki bentuk seperti tabung yang berongga. Tulang pipa bisa ditemukan di
tulang paha, tulang betis, tulang hasta, tulang kering, dan tulang pengumpil.
2.
Tulang pendek
Tulang
ini memiliki bentuk seperti kubus. Tulang ini hanya ditemukan di pangkal kaki,
pangkal lengan, dan ruas-ruas tulang belakang.
3.
Tulang pipih
Sesuai
namanya bentuk tulang ini pipih atau lempengan. Tulang pipih berfungsi sebagai
penyusun dinding rongga atau sebagai pelindung. Contoh tulang pipih yaitu
tulang rusuk, tulang belikat, dan tulang tengkorak.
4.
Tulang irregular
Tulang
ini memiliki bentuk tidak beraturan. Tulang irregular bisa ditemukan pada
tulang-tulang muka dan tulang belakang.
2.6 Jenis-jenis Penyakit Tulang
1.
Osteoporosis
Kondisi
yang umumnya dialami oleh orang lanjut usia karena hilangnya massa tulang dan
melemahnya struktur tulang. Ini menyebabkan hilangnya kepadatan tulang,
sehingga lebih rentan terhadap kerusakan dan patah.
2.
Penyakit Paget
Ini
adalah kondisi di mana tulang membesar hingga ukuran abnormal dan juga menebal.
Namun, rapuh. Ini disebabkan oleh kelainan yang menyebabkan sel tulang
membangun kembali jaringannya.
3.
Rickets / Osteomalasia
Sebuah
penyakit tulang juga ditandai dengan tulang rapuh dan lemah, akibat kekurangan vitamin
D.
4.
Akromegali
Sebuah
penyakit tulang yang disebabkan oleh kelebihan produksi hormon pertumbuhan
dalam tubuh, menyebabkan struktur tulang wajah tumbuh berlebihan dan
ekstremitas.
5.
Kanker tulang
Sebuah
kanker yang menyerang tulang baik secara langsung atau melalui metastasis dari
kanker di bagian tubuh lain.
6.
Osteomielitis
Infeksi
bakteri yang menyebabkan peradangan pada tulang atau tulang sumsum.
2.7 Prosedur dan Bedah Tulang
1.
Perbaikan patah tulang
Patah
tulang yang tidak terlalu parah biasanya diobati dengan belat atau casting.
Namun, patah tulang parah mungkin memerlukan prosedur operasi yang disebut
reduksi terbuka dan bedah fiksasi internal (ORIF) yang melibatkan penggunaan
sekrup logam, batang, pin atau piring untuk menjaga tulang yang patah tetap pada
tempatnya.
2.
Cangkok tulang
Ini
mengacu pada berbagai metode bedah dilakukan untuk merangsang pembentukan
tulang baru. Prosedur minimal invasif ini melibatkan penambahan jaringan ke
daerah-daerah tertentu untuk menginduksi sel-sel pembentuk tulang.
3.
Bedah pembersihan
Infeksi
tulang dan osteomyelitis seringkali memerlukan pembedahan untuk mengakses
tulang melalui sayatan pada kulit dan dibersihkan dengan antibiotik.
4.
Pembentukan kembali tulang
Tulang
yang rusak parah atau terinfeksi dapat dibentuk kembali melalui berbagai cara,
termasuk pencangkokan tulang, pemindahan tulang atau penggunaan fixator
eksternal.
5.
Biopsi tulang
Biasanya
dilakukan untuk mengkonfirmasi diagnosis kanker tulang atau untuk memeriksa
pertumbuhan abnormal, biopsi tulang adalah prosedur di mana sampel tulang kecil
akan diambil dan diperiksa.
2.8 Proses Terbentuknya Tulang
Tulang terbentuk
melalui suatu proses yang disebut dengan osifikasi.
Pertumbuhan didalam
embrio melalui dua proses, yaitu osifikasi endokondral, dan osifikasi
intramembranosa.
Osifikasi
endokondral ini terjadi ketika tulang rawan hialin mengalami pengerasan
kalsifikasi, sel mesenkim di periosteum (lapisan terluar tulang) berubah
menjadi sel osteoprogenitor dan membentuk osteoblas (sel pembentuk tulang).
Osteoblas menghasilkan matriks, yang mengalami kalsifikasi. Tulang pun mulai
memanjang yang dimulai dari bagian diafisis nya (batang tulang panjang),
kemudian di ikuti oleh epifisis nya (permukaan sendi ujung). Dan akhirnya
tulang rawan tadi pun menjadi tulang yang keras.
Pada osifikasi
intramembranosa, pertumbuhan tulang rawan tidak didahului oleh tulang rawan,
melainkan dari mesenkim jaringan ikat. Sel mesenkim tersebut berubah menjadi
osteoblas yang kemudian menghasilkan matriks juga, dan kemudian mengalami
kalsifikasi. Banyak pusat osifikasi yang terbentuk, berhubungan satu sama lain
dan membentuk anyaman tulang spongiosa, yang terdiri dari duri duri yang tipis
atau yang disebut trabekulae. Tulang maksila, mandibula (rahang), klavikula,
dan hampir seluruh tulang yang berbentuk pipih pada tengkorak terbentuk melalui
osifikasi intramembranosa.
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Praktikum yang
dilakukan di Lab. Biologi SMAN 2 Ciamis. Pada hari Selasa 22 Oktober 2019 pada
jam pelajaran ke 8 sampai 10.
3.2 Metode dan Rancangan Penelitian
Metode yang
digunakan dalam praktikum kali ini adalah dengan pengamatan langsung terhadap
objek yang diteliti.
3.3 Langkah Kerja
Alat dan bahan yang
diperlukan adalah :
·
Tulang paha ayam 2 buah
·
Larutan HCL
·
H2O
·
Pinset
·
Gelas Beker
·
Pembakar bunsen
Cara kerjanya dibagi menjadi
dua yaitu :
1.
Kelenturan Tulang
·
Ambillah sebuah tulang paha ayam dan masukkan ke dalam gelas beker,
·
Masukkan larutan HCL ke dalam gelas beker sampai seluruh bagian tulang terendam.
Diamkan selama 1 jam,
·
Setelah 1 jam, ambil tulang tersebut dengan menggunakan pinset, kemudian
cuci dengan air,
·
Coba patahkan tulang tersebut dan amatilah
2.
Kekerasan Tulang
·
Ambillah tulang ayam yang tersisa, kemudian bakar salah satu ujungnya di atas
pembakar bunsen selama kurang lebh 2 menit, biarkan hingga dingin,
·
Tekanlah tulang pada bagian yang sudah dibakar dengan menggunakan pensil.
Kemudian, tekan pula pada bagian yang tidak dibakar,
·
Bedakan hasil penekanan antara bagian tulang yang sudah di bakar dan bagian
tulang yang tidak dibakar.
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Dari hasil praktikum yang sudah
dilakukan maka jawaban pernyataan masalah adalah sebagai berikut :
Ø Bentuk tulang yang dipanaskan
sama dengan bentuk tulang yang dimasukkan ke dalam larutan HCL
Ø Bisa dibengkokkan, mempunyai
sifat elastis jika dibengkokkan akan patah
Ø Tidak, tulang yang sudah
dibakar cenderung lebih lentur dan lunak daripada yang belum dibakar
4.2 Pembahasan
Penelitian
Struktur tulang keras dan
tulang rawan memiliki perbedaan pada unsur penyusunnya. Perbedaan inilah yang
memberikan identitas yang mencolok pada tulang tersebut yaitu tulang rawan yang
sifatnya lentur dan tulang keras yang sifatnya padat dan liat seperti semen.
Namun tulang rawan dapat berubah menjadi tulang keras seiring dengan adanya
pertumbuhan yang dialami oleh makhluk hidup tersebut. Perubahan ini dimaksudkan
agar tulang tetap dapat menjalankan fungsi-fungsinya. Seperti halnya pada
tulang rangka bayi yang masih berupa kartilago hialin. Jika kartilago tersebut
tidak mengalami pengerasan (Osifikasi), maka tentulah alat-alat tubuh yang
vital seperti jantung dan paru-paru tidak terlindungi dengan baik. Oleh karena
itulah terjadi proses osifikasi.
BAB 5
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Pada praktikum
kali ini larutan HCL dapat mempengaruhi kekerasan dan bentuk pada tulang.
Seperti tulang yang sudah dibakar maka teksturnya akan lebih lentur dan lunak
daripada tulang yang tidak dibakar
5.2 Saran
Diharapkan kritik dan saran
bagi para pembaca agar laporan ini dapat menjadi lebih baik lagi untuk
kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Tulang (Diakses 24 Oktober 2019)
https://brainly.co.id/tugas/16897431 (Diakses 24 Oktober 2019)
https://www.docdoc.com/id/info/body/bone/ (Diakses 24 Oktober 2019)
https://www.pelajaran.co.id/2018/05/pengertian-tulang-fungsi-macam-jenis-bentuk-struktur-dan-proses-pembentukan-tulang-lengkap.html (Diakses 24 Oktober 2019)
https://www.softilmu.com/2015/10/Pengertian-Fungsi-Struktur-Bagian-Macam-Jenis-Proses-Terbentuknya-Tulang-Adalah.html (Diakses 24 Oktober 2019)