PEMANFAATAN AMPAS TAHU MENJADI ES KRIM
Disusun Oleh : X MIPA 5
Muhammad Raihan Indraguna
Mutiara Salma Syifa
LOMBA
PENELITIAN ILMIAH TINGKAT
SMA
NEGERI 2 CIAMIS
KARYA
ILMIAH REMAJA (KIR) 2016/2017
LEMBAR
PENGESAHAN
Karya tulis ilmiah yang berjudul “Pemanfaatan Limbah Tahu”.Telah disahkan dan disetujui oleh :
Disetujui oleh :
Pembina I Pembina
II
Asep Hermawan, S. Pd Sri Elita, S. Pd
NIP :196504231989021002 NIP
: 196901271997022002
Mengetahui :
Kepala Sekolah
Dr. H. Endang Rahmat, M. Pd
NIP :196005141987031008
ABSTRAKSI
Limbah tahu sudah mulai marak keberadaanya di
pabrik-pabrik tahu sekitar Ciamis. Pengolahan limbah tahu yang kurang efisien
menyebabkan tejadinya pencemaran, baik itu pencemaran tanah, air, maupun udara.
Oleh karena itu kamibermaksud untuk mengolah limbah tahu yang notabennya berada
di Kabupaten Ciamis bisa diproduksi ulang untuk menjadi suatu olahan yang lebih
bermanfaat, agar limbah tahu tidak terbuang secara percuma dan tidaak menjadi
pencemaran bagi lingkungan sekitar.
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat, serta karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan karya
tulis ilmiah sederhana ini.
Selain itu saya mengucapkan terima kasih
kepada :
1.
Bapak
Asep Hermawan selaku wali kelas X IPA 5.
2.
Ibu
Sri Elita selaku pembimbing sekaligus guru mata pelajaran Biologi.
Karya tulis ilmiah ini disusun dalam rangka
memenuhi LOMBA KARYA TULIS ILMIAH. Kami menyadari bahwa penyusunan karya tulis
ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya karya ilmiah ini.
Semoga dengan adanya karya ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca serta dapat dijadikan acuan untuk membuat karya tulis
ilmiah lebih baik lagi kedepannya.
Ciamis,
30 Januari 2017
Penulis
DAFTAR
ISI
LEMBAR
PENGESAHAN............................................................... ii
ABSTRAKSI..................................................................................... iii
KATA
PENGANTAR...................................................................... iv
DAFTAR
ISI..................................................................................... v
BAB
I PEDAHULUAN..................................................................... 1
1.1
Latar
Belakang Masalah.................................................................................................. 1
1.2
Rumusan
Masalah 2
1.3
Tujuan
Penelitian 2
1.4
Manfaat
Penelitian 2
BAB
II KAJIAN PUSTAKA/LANDASAN TEORI........................ 3
2.1
Kajian
Teoritis 3
2.2
Kerangka
Pemikiran.......................................................................................... 17Hipotesis 19
BAB
III METODOLOGI PENELITIAN........................................ 20
3.1
Waktu
dan Tempat Penelitian.................................................................................. 20
3.2
Metode
dan Rancangan Penelitian.................................................................................. 20
3.3
Populasi
dan Sampel Penelitian.................................................................................. 20
3.4
Instrumen
Penelitian 20
3.5
Metode
Pengumpulan Data.......................................................................................... 21
3.6
Analisis
Data 22
BAB
IV HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................... 23
4.1
Hasil
Penelitian 23
4.2
Pembahasan
Penelitian................................................................................................. 23
BAB
V PENUTUP........................................................................... 24
5.1
Kesimpulan 24
5.2
Saran 25
DAFTAR
PUSTAKA....................................................................... 26
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................... 28
BIODATA
PENULIS....................................................................... 29
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Tahu merupakan salah satu
jenis makanan sumber protein dengan bahan dasar kacang kedelai yang sangat
digemari oleh masyarakat Indonesia. Sebagian besar produk tahu di Indonesia
dihasilkan oleh industri skala kecil yang kebanyakan terdapat di Pulau Jawa.
Industri tersebut berkembang pesat sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk.
Namun, di sisi lain industri ini menghasilkan limbah cair yang berpotensi
mencemari lingkungan.
Orang-orang menyatakan bahwa
Limbah merupakan bahan yang sudah tidak berguna lagi bagi industri bahkan
limbah tersebut dapat mencemari lingkungan sekitar. Akhir-akhir ini banyak
industri yang membuang limbahnya begitu saja. limbah industri tersebut dapat
dimanfaatkan lagi untuk diolah kembali menjadi sebuah hasil karya baik berupa
kerajinan tangan atau hiasan maupun
makanan. Mereka sudah tahu akan
bahayanya dari sebuah limbah yang belum diolah menjadi zat yang tidak berbahaya
bagi lingkungan.Tidak semua limbah itu merupakan bahan yang tidak berguna lagi.
Hanya bagaimana kita mencari cara untuk mengolah limbah tersebut menjadi lebih
berguna daripada wujud asli dari limbah itu sendiri.
Limbah dari pembuatan
tahu baik yang berupa cair maupun yang berupa limah padat dapat kita
manfaatkan, baik untuk makanan ternak, pupuk, kerajinan tangan, maupun diolah
kembali menjadi oncom. Limbah tahu juga memiliki kandungan gizi yang cukup
tinggi dan juga mengandung beberapa macam asam amino yang dibutuhkan tubuh
manusia. Mengingat kandungan protein dan lemak pada ampas tahu yang tinggi maka
sangat memungkinkan ampas tahu dapat diolah menjadi bahan makanan yang beragam
variasinya.
1.2 Rumusan
Masalah
·
Apa
itu limbah ?
·
Apa
pengertian limbah tahu, dan tahu ?
·
Apakah
ampas tahu bisa dijadikan olahan ?
·
Bagaimana
cara pengolahan limbah ampas tahu ?
·
Apa
penyebab limbah ampas tahu ?
1.3 Tujuan Penelitian
·
Untuk
mengetahui kandungan dalam ampas tahu
·
Untuk
mengetahui sebab-sebab limbah ampas tahu
·
Untuk
mengetahui pengertian limbah
·
Untuk
mengetahui cara pengolahan limbah ampas tahu
·
Untuk
mengetahui manfaat dari limbah tahu
1.3 Manfaat
Penelitian
·
Kita
jadi mengetahui kandungan gizi dari ampas tahu
·
Kita
jadi mengetahui hal-hal yang mengenaiampas tahu
·
Kita
jadi lebih mengetahui kandungan beberapa zat
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA/LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Teoritis
1.
Limbah
a.
Pengertian
Limbah
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu
proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Di mana
masyarakat bermukim, di sanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada
sampah, ada air kakus (black water), dan ada air buangan dari berbagai
aktivitas domestik lainnya (grey water).
Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang seringkali tidak dikehendaki kehadirannya karena
tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri
dari bahan kimia Senyawa organik dan Senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan
kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap
lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan
terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah
tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.
b.
Karakteristik
Limbah Tahu
Pada dasarnya, proses
produksi tahu menghasilkan dua macam limbah yaitu limbah padat dan limbah cair.
Limbah padat pada umumnya dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Industri tahu
membutuhkan air untuk melakukan proses sortasi, perendaman, pengupasan kulit, pencucian,
penggilingan, perebusan, dan penyaringan. Kemudian, air buangan dari proses
tersebut yang dinamakan limbah cair. Limbah cair industri tahu ini memiliki
kandungan senyawa organik yang sangat tinggi. Tanpa proses penanganan yang
baik, limbah tahu dapat menyebabkan berbagai dampak negatif seperti polusi air,
sumber penyakit, bau tak sedap, meningkatkan pertumbuhan nyamuk, dan menurunkan
estetika lingkungan sekitar. Limbah cair yang dibuang ke perairan tanpa
pengelohan terlebih dahulu juga dapat mengakibatkan kematian makhluk hidup
dalam air termasuk mikroorganisme (jasad renik) yang berperan penting dalam
mengatur keseimbangan biologis dalam air.
Limbah yang dihasilkan dapat menimbulkan masalah dalam
penangannya karena mengandung beberapa zat-zat seperti karbohidrat, protein,
lemak, garam-garam mineral dan sisa-sisa bahan kimia yang digunakan dalam
pengolahan dan pembersihan, seperti industri pengolahan daging, pengolahan
unggas, pengolahan hasil laut, pengolahan industri tahu, susu,pembekuan dan pengeringan
makanan, hasil-hasi pengolahan tersebut dapat menimbulkan bau yang tidak
diinginkan dan polusi berat pada perairan dan pembuanganya.
Pada proses industri pengolahan tahu akan menghasilkan
limbah yang biasanya mengandung BOD, COD, TSS dan minyak-minyak sebesar 4583,
7050, 4743 dan 26 mg/l. Untuk diketahui bersama bahwa karakteristik limbah cair
industri tahu, yang penting antara lain:
i.
Padatan
tersuspensi, adalah bahan-bahan yang melayang dan tidak larut dalam air,
tingginya kandungan bahan tersuspensi maka air akan semakin keruh.
ii.
Biochemical
Oxygen Demand (BOD), adalah ukuran parameter untuk menilai jumlah zat organik
yang terlarut, serta menunjukan jumlah oksigen yang diperlukan oleh aktivitas
mikroba. Limbah cair industri tahu mengandung beberapa bahan organik terlarut
yang tinggi.
iii.
Chemical
Oxygen Demand (COD) merupakan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh oksidator.
Apabila kandungan senyawa organik dan anorganik cukup besar, maka oksigen yang
terlarut dalam air, maka kehidupan di air akan mengalami kematian.
iv.
Nitrogen-Total
(N-Total) merupakan kumpulan bahan-bahan organik campuran senyawa yang
kompleks, seperti asam amino dan protein.
v.
Derajat
keasaman (pH), air limbah industri tahu cenderung asam, pada kondisi asam
seperti ini terdapat zat-zat yang mudah menguap, sehingga mengakibatkan limbah
cairan ini mempunyai bau busuk yang menyengat.
c.
Dampak Limbah Industri Tahu
i.
Air
sungai atau air sumur sekitar lokasi industri pencemar, yang semula
berwarna jernih, berubah menjadi keruh dan berbau busuk, sehingga tidak layak
dipergunakan lagi oleh warga masyarakat sekitar untuk mandi, mencuci, apalagi
untuk bahan baku air minum.
ii.
Ditinjau
dari segi kesehatan, kesehatan warga masyarakat sekitar dapat timbul penyakit
dari yang ringan seperti gatal-gatal pada kulit sampai yang berat berupa cacat
genetik pada anak cucu dan generasi berikutnya.
iii.
Terjadinya
penurunan kualitas air permukaan di sekitar daerah-daerah industri.
iv.
Kelangkaan
air tawar semakin terasa, khususnya di musim kemarau, sedangkan di musim penghujan
cenderung terjadi banjir yang melanda banyak daerah yang berakibat merugikan
akibat kondisi ekosistemnya yang telah rusak.
v.
Temperatur
udara maksimal dan minimal sering berubah-ubah .
vi.
Terjadi
peningkatan konsentrasi pencemaran udara seperti CO, NOr, SO₂, dan debu.
Limbah industri
pangan dapat menimbulkan masalah dalam penanganannya karena mengandung sejumlah
besar karbohidrat, protein, lemak, garam-garam, mineral,
dan sisa-sisa bahan kimia yang digunakan dalam pengolahan dan pembersihan. Air
buangan (efluen) atau limbah buangan dari pengolahan pangan dengan Biological
Oxygen Demand (BOD) tinggi dan mengandung polutan seperti tanah, larutan
alkohol, panas dan insektisida. Apabila efluen dibuang langsung ke suatu
perairan akibatnya menganggu seluruh keseimbangan ekologik dan bahkan dapat
menyebabkan kematian ikan dan biota perairan lainnya.
d.
Pengolahan
Limbah Tahu
i.
Pengolahan Limbah
Secara Fisika
Pada umumnya, sebelum dilakukan pengolahan lanjutan
terhadap air buangan, diinginkan agar bahan-bahan tersuspensi berukuran besar
dan yang mudah mengendap atau bahan-bahan yang terapung disisihkan terlebih
dahulu. Penyaringan (screening) merupakan cara yang efisien dan murah untuk
menyisihkan bahan tersuspensi yang berukuran besar. Bahan tersuspensi yang
mudah mengendap dapat disisihkan secara mudah dengan proses pengendapan.
Parameter desain yang utama untuk proses pengendapan ini adalah kecepatan
mengendap partikel dan waktu detensi hidrolis di dalam bak pengendap.
ii.
Pengolahan Limbah
Secara Kimia
Pengolahan air buangan secara kimia biasanya
dilakukan untuk menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah mengendap
(koloid), logam-logam berat, senyawa fosfor, dan zat organik beracun; dengan
membubuhkan bahan kimia tertentu yang diperlukan. Penyisihan bahan-bahan
tersebut pada prinsipnya berlangsung melalui perubahan sifat bahan-bahan
tersebut, yaitu dari tak dapat diendapkan menjadi mudah diendapkan (flokulasi-koagulasi),
baik dengan atau tanpa reaksi oksidasi-reduksi, dan juga berlangsung sebagai
hasil reaksi oksidasi.
iii.
Pengolahan Limbah Secara Biologi
Semua air buangan yang biodegradable dapat diolah secara biologi.
Sebagai pengolahan sekunder, pengolahan secara nbiologi dipandang sebagai
pengolahan yang paling murah dan efisien. Dalam beberapa dasawarsa telah
berkembang berbagai metode pengolahan biologi dengan segala modifikasinya.
Pada dasarnya, reaktor pengolahan secara biologi dapat dibedakan atas
dua jenis, yaitu:
§
Reaktor pertumbuhan tersuspensi
(suspended growth reaktor);
§
Reaktor pertumbuhan lekat (attached
growth reaktor).
Di dalam reaktor pertumbuhan
tersuspensi, mikroorganisme tumbuh dan berkembang dalam keadaan tersuspensi.
Proses lumpur aktif yang banyak dikenal berlangsung dalam reaktor jenis ini.
Proses lumpur aktif terus berkembang dengan berbagai modifikasinya, antara
lain: oxidation ditch dan kontak-stabilisasi. Dibandingkan dengan proses lumpur
aktif konvensional, oxidation ditch mempunyai beberapa kelebihan, yaitu
efisiensi penurunan BOD dapat mencapai 85%-90% (dibandingkan 80%-85%) dan
lumpur yang dihasilkan lebih sedikit. Selain efisiensi yang lebih tinggi
(90%-95%), kontak stabilisasi mempunyai kelebihan yang lain, yaitu waktu
detensi hidrolis total lebih pendek (4-6 jam). Proses kontak-stabilisasi dapat
pula menyisihkan BOD tersuspensi melalui proses absorbsi di dalam tangki kontak
sehingga tidak diperlukan penyisihan BOD tersuspensi dengan pengolahan
pendahuluan.
iv.
Limbah yang dihasilkan dari proses
pembuatan tahu dapat digunakan sebagai alternatif pakan ternak. Hal tersebut
dilakukan karena dalam ampas tahu terdapat kandungan gizi. Yaitu, protein
(23,55 persen), lemak (5,54 persen), karbohidrat (26,92 persen), abu (17,03
persen), serat kasar (16,53 persen), dan air (10,43 persen). Salah satu
alasannya, selain untuk mengurangi pencemaran lingkungan, khususnya perairan.
v.
Larutan bekas pemasakan dan
perendaman dapat didaur ulang kembali dan digunakan sebagai air pencucian awal
kedelai. Perlakuan hati-hati juga dilakukan pada gumpalan tahu yang terbentuk
dilakukan seefisien mungkin untuk mencegah protein yang terbawa dalam air
dadih.Dalam proses ini limbah tahu cair ini mengalami perombakan atau disebut
juga Degradasi dan menghasilkan gas metana, karbondioksida, gas gas lain yang
terdapat dalam perombakan limbah tahu tersebut dan terdapat air juga. Pada
proses degradasi ini juga berlangsung secara aerob maupun anaerob. Yang aerob
ialah berkontak langsung dengan udara, sedangkan yang anaerob tidak berkontak
langsung dengan udara luar.
2.
Tahu
a.
Pengertian Tahu
b.
Proses
Pembuatan Tahu
Pembuatan tahu secara tradisional dilakukan dengan cara
konvensional dan manual tanpa ada bantuan dari mesin atau peralatan modern. Di
Indonesia sendiri masih banyak pabrik tahu yang menggunakan cara konvensional
untuk membuatnya. Tapi sebagian produsen tahu tersebut merupakan produsen tahu
rumahan dengan area pemasaran yang masih sempit dan tidak terlalu besar.
Pada dasarnya proses pemuatan tahu secara modern dan juga
tradisional hampir sama. Hanya saja,tahu yang dibuat dengan bantuan teknologi
modern ini memiliki jaminan kualitas serta kehigienisan yang lebih dibandingkan
dengan cara manual yang terkadang terlihat kotor dan kurang bersih cara
membuatnya. Mari segera kita lihat bagaimana cara membuatnya agar lebih
terlihat apa perbedaannya dan apakah berpengaruh besar atau tidak. Secara garis
besar proses pembuatan tahu adalah sebagai berikut :
i.
Pilih
kedelai yang bersih dan besar ukurannya, kemudian cuci sampai bersih.
ii.
Rendam
kedelai dalam air bersih selama 8 jam, Usahakan seluruh kedelai tenggelam.
Dalam proses perendaman ini kedelai akan mengembang.
iii.
Bersihkan
kembali kedelai dengan cara dicuci berkali kali. Usahakan kedelai ini sebersih
mungkin untuk menghindari kedelai cepat masam.
iv.
Hancurkan
kedelai dengan cara ditumbuk dan secara perlahan tambahkan air sedikit-demi
sedikit sehingga kedelainya berbentuk bubur.
v.
Masak
bubur kedelai dengan hati-hati pada suhu 70-80 derajat (biasanya ditandai
dengan gelembung kecil yang muncul pada kedelai yang dimasak).
vi.
Saring
bubur kedelai tersebut bersama batu tahu atau asam cukup, sambil diaduk secara
perlahan. Proses ini akan menghasilkan endapan tahu (gumpalan).
vii.
Endapan
itu kemudian siap untuk di press dan di cetak sesuai ukuran dan keinginan anda.
viii.
Taruh
di dalam cetakan, kemudian taruh pemberat yang berfungsi untuk menekan ampas
supaya kandungan airnya benar-benar habis.
ix.
Keluarkan
tahu dari cetakan, dan potong-potong tahunya.
c.
Kandungan
Gizi Dalam Tahu
Sebagai hasil olahan kacang kedelai, tahu
merupakan makanan andalan untuk perbaikan gizi karena tahu mempunyai mutu
protein nabati terbaik karena mempunyai komposisi asam amino paling lengkap dan
diyakini memiliki daya cerna yang tinggi (sebesar 85% -98%). Kandungan gizi
dalam tahu, memang masih kalah dibandingkan lauk pauk hewani, seperti telur,
daging dan ikan. Namun, dengan harga yang lebih murah, masyarakat cenderung
lebih memilih mengkonsumsi tahu sebagai bahan makanan pengganti protein hewani
untuk memenuhi kebutuhan gizi.
Pada tahu terdapat berbagai macam kandungan
gizi, seperti protein, lemak, karbohidrat, kalori dan mineral, fosfor, vitamin
B-kompleks seperti thiamin, riboflavin, vitamin E, vitamin B12, kalium
dan kalsium (yang bermanfaat mendukung terbentuknya kerangka tulang). Dan
paling penting, dengan kandungan sekitar 80% asam lemak tak jenuh, tahu tidak
banyak mengandung kolesterol, sehingga sangat aman bagi kesehatan jantung.
Bahkan karena kandungan hidrat arang dan kalorinya yang rendah, tahu merupakan
salah satu menu diet rendah kalori.
Di balik kelezatannya, tahu menyimpan khasiat
medis tersendiri. Sebuah studi oleh tim medis dari Kanada membuktikan bahwa
tahu dapat menurunkan kolesterol jahat dalam tubuh. Studi yang dipublikasikan
diAmerican Journal of
Clinical Nutrition dilakukan
pada 55 orang lelaki dan perempuan usia setengah baya yang mengidap kolesterol
tinggi.
Setelah mengikuti diet sehat, partisan
tersebut diikutkan pada pola makan beragam, mulai dari kacang almond, tahu,
sayuran mentah, dan jenis makanan kedelai lain. Setelah setahun, kolesterol
mereka diukur. Hasilnya, mereka yang mengonsumsi tahu mengalami penurunan
kolesterol lebih besar dibanding
kelompok pengonsumsi makanan lain. Penurunan ini dapat mencapai 10-20 persen.
Selain menurunkan kolesterol, tahu juga
terbukti dapat mencegah kanker payudara. Mereka yang mengonsumsi tahu 25 persen
lebih banyak mengalami peningkatan pembentukan estrogen dibanding yang tidak.
Tekanan darah mereka juga lebih rendah ketimbang kelompok yang tidak
mengonsumsi tahu.
Rahasia khasiat tahu ternyata ada pada
kandungan isoflavon yang mengandung hormon estrogen. Selain mencegah kanker
payudara, isoflavon juga memperlambat proses penuaan pada perempuan. Isoflavon
bukan hanya terkandung dalam tahu melainkan juga pada semua makanan berbahan
dasar kedelai seperti tempe, susu kedelai, kecap, dan sejenisnya
d.
Dampak
Negatif Tahu
Banyak
orang yang beranggapan bahwa tahu sebagai makanan yang tidak membawa efek
apa-apa. Karena tahu pada dasarnya tidak jauh beda dengan makanan tempe yang
mengandung phytoestrogen, atau estrogen yang berasal dari tumbuh-tumbuhan
sebagai pengganti kadar estrogen yang turun seiring dengan pertambahan usia.
Tapi dalam perjalanannya pengaruh tahu tidak sama dengan tempe. Justru dalam
banyak penelitian menyatakan bahwa mengkonsumsi tahu membawa dampak negatif.
Hal
ini terungkap dalam penelitian ahli bidang geriatrik atau kesehatan
lanjut usia Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia Prof. Tri Budi
Rahardjo yang bekerja sama dengan ahli geriatrik lainnya
dari Loughborough University, Oxford Institute of
Ageing dan Universitas of Respati Health Institute Yogyakarta. Beliau
menyimpulkan bahwa kaum lansia yang mengkonsumsi minimal satu tahu setiap hari
ternyata kualitas fungsi memorinya lebih rendah daripada lansia yang jarang mengkonsumsi
tahu atau lansia yang lebih sering mengkonsumsi tempe.
Dari
hasil penelitian tersebut bisa anda simpulkan ihwal bahaya tahu bagi kaum
lansia. Berbeda dengan tempe. Makanan sederhana yang sering satu paket dengan
tahu ini ternyata membawa dampak positif bagi lansia. Ternyata mereka yang
terlalu banyak makan tempe memiliki fungsi memori yang bagus. Tempe dapat
memberikan efek positif pada memori sedangkan tahu dari hasil penelitian
tersebut bisa menyebabkan kepikunan.
3.
Kedelai
Kedelai, atau kacang
kedelai, adalah salah satu tanaman polong-polongan yang menjadi bahan dasar
banyak makanan dari Asia Timur seperti kecap, tahu, dan tempe. Berdasarkan peninggalan arkeologi, tanaman ini telah dibudidayakan sejak 3500 tahun yang
lalu di Asia Timur.
Kedelai merupakan
sumber utama protein nabati dan minyak nabati dunia. Penghasil kedelai utama dunia adalah Amerika Serikat, meskipun kedelai praktis baru dibudidayakan
masyarakat di luar Asia setelah 1910.
Kedelai
merupakan terna dikotil semusim dengan percabangan sedikit, sistem
perakaran akar tunggang, dan batang berkambium. Kedelai dapat berubah
penampilan menjadi tumbuhan setengah merambat dalam keadaan pencahayaan rendah.
Kedelai, khususnya kedelai putih dari daerah subtropik, juga merupakan tanaman hari-pendek dengan waktu kritis rata-rata 13 jam.
Ia akan segera berbunga apabila pada masa siap berbunga panjang hari kurang
dari 13 jam. Ini menjelaskan rendahnya produksi di daerah tropika, karena
tanaman terlalu dini berbunga.
a.
Morfologi
Tanaman Kedelai
i.
Biji
Biji kedelai berkeping dua dan umumnya berbentuk bulat
lonjong, tetapi ada kultivar yang mempunyai biji bulat agak pipih atau bundar,
besar biji tergantung dari kultivar, dan tidak mengandung jaringan endospermae.
Embrio terletak diantara keeping biji. Warna kulit kuning, hitam, atau hijau.
ii.
Kecambah
Kecambah kedelai termasuk epigeous yaitu suatu keadaan
dimana munculnya radikel diikuti dengan memanjangnya hipokotil secara
keseluruhan dan membawa serta kotiledon dan plumula keatas permukaan tanah.
Yang termasuk dengan hipokotil adalah bagian batang kecambah dibawah keping
biji, warna hipokotil biasanya ungu atau hijau. Warna hipokotil sangat
berhubungan dengan warna bunga, kedelai yang berhipokotil ungu biasanya
mempunyai warna Bunga ungu. Demikian pula kedelai yang berhipokotil hijau akan
mempunyai warna bunga putih.
Namun warna hipokotil dapat dipengaruhi oleh lingkungan
tumbuh seperti intensitas cahaya, kesuburan tanah dan keadaan pertanaman
seperti populasi tanaman. Kedelai yang ditanam pada daerah yang intensitas
cahayanya rendah kadang-kadang tidak menunjukkan warna ungu yang jelas.
iii.
Akar
Kedelai berakar tunggang, dan dapat tumbuh sampai
kedalaman 150 cm. Pada akar kedelai terdapat bintil-bintil akar, yang merupakan
koloni dari bakteri Rhizobium japonicum.
Pada tanah yang telah mengandung bakteri Rhizobium, bintil akar mulai terbentuk
sekitar 10-20 hari setelah tanam. Pada tanah yang belum pernah ditanami
kedelai, bakteri Rhizobium tidak terdapat di dalam tanah, sehingga bintil akar
tidak terbentuk.
iv.
Batang
Kedelai termasuk tanaman perdu dengan tinggi 30-200 cm.
jumlah buku yang terdapat pada batang berkisar antara 14-16 buku, sedangkan
jumlah cabang utama dapat mencapai 3-6 cabang, jumlah cabang tergantung dari
kultivar dan jarak tanam. Kedelai yang ditanam dengan jarak tanam yang rapat
bias tidak bercabang sama sekali.
Tipe pertumbuhan tanaman kedelai dibedakan menjadi 2
macam yaitu determinate dan inderterminate. Adapun yang dimaksud dengan tipe
determinate adalah tipe pertumbuhan tanaman yang ujung batangnya berakhir
dengan rangkaian bunga dan batang atau cabang tumbuhnya tidak melilit.
Sedangkan yang dimaksud dengan tipe inderterminate adalah tipe pertumbuhan
tanaman yang ujung batangnya tidak diakhiri dengan rangkaian bunga sedangkan
ujung batangnya melilit.
v.
Daun
Daun kedelai adalah daun majemuk yang terdiri dari 3
helai anak daun. Daun bewarna hijau, hijau tua atau hijau kekuningan tergantung
varietasnya. Terdapat dua terbentuk daun pada kedelai yaitu oval, sedang, dan
sempit. Sebagai contoh verietas Anjasmoro mempunyai bentuk daun oval, sedangkan
varietas Wilis mempunyai bentuk daun sedang. Di indonesia belum ada varietas
berdaun sempit.
vi.
Bunga
Bunga kedelai termasuk bunga sempurna (mempunyai bunga
jantan dan bunga betina dalam satu bunga), penyerbukan terjadi sebelum bunga
mekar, sehingga kemungkinan terjadi penyerbukan silang sangat kecil. Bunga
terletak pada ruas batang atau cabang, biasanya bewarna putih atau ungu. Umur
mulai berbunga dari satu varietas dengan varietas lain sangat beragam. Dari
hasil kegiatan cek plot yang telah dilakukan oleh Pengawa Benih Tanaman BPSBTPH
Jawa Timur di Jombang pada MK II Tahun 2002 kedelai varietas Wilis berbunga
pada umur 32 hari sedangkan varietas Bromo umur 34 hari. Kedelai termsuk
tanaman hari pendek tidak akan berbunga bila lama penyinaran melebihi batas
kritis, yakni sekitar 15 jam.
vii.
Bulu
Pada batang daun polong tanaman kedelai ditumbuhi bulu
bewarna abu-abu atau coklat, tetapi ada juga varietas yang tidak ditumbuhi
bulu. Dalam rangka pelaksanaan kegiatan sertifikasi benih, pemeriksaan warna
bulu pada polong maupun batang hendaknya dilakukan pada saat ± 1 minggu
menjelang panen. Kedelai varietas Wilis mempunyai warna bulu pada batang dan
polong coklat tua, sedangkan verietas Mahameru berwarna putih.
viii.
Polong
Buah kedelai berbentuk lonjong, jumlah polong tiap
tanaman tidak sama, tergantung varietas, kesuburan tanah dan jarak tanam. Tiap
polong biasanya berisi rata-rata 2-4 biji. Dari hasil kegiatan cek plot yang
dilaksanakan oleh Pengawas Benih Tanaman BPSBTPH Jawa Timur di Kabupaten Jember
pada MK II Tahun 2002, rata-rata jumlah polong pada varietas Wilis mencapai
118,9 per tanaman, sedangkan varietas Bromo 106 per tanaman dengan umur sampai
polong masak 84 hari pada varietas Wilis. Polong kedelai mempunyai bulu bewarna
kuning kecoklatan atau abu-abu. Dalam proses pematangan, warna polong berubah
menjadi kuning tua, warna hijau menjadi kehitaman, keputihan atau kecoklatan.
b.
Klasifikasi
Kedelai
·
Kingdom/Kerajaan : Plantae/ Plants
·
Sub kingdom/Sub kerajaan : Tracheobionta/ Vascular Plants
·
Super division/Super divisi : Spermatophyta/ Seed Plants
·
Division/Divisi : Magnoliophyta/ Flowering Plants
·
Classis/Kelas : Magnoliopsida/ Dicotyledons
·
Sub classis/Sub Kelas : Rosidae
·
Ordo/Bangsa : Fabales
·
Familia/Suku : Fabaceae (Leguminosae)/ Pea Family
·
Genus/Marga : Glycine Wild/ Soybean
·
Species (Jenis/ spesies) :Glycine
max (L.) Merr.
·
Binomial Name/Nama Latin/Nama Ilmiah :Glycine max (L.) Merr.
·
International Name/Nama Inggris : Soybean
c.
Kedelai
Untuk Pembuatan Tahu
Bahan utama pembuatan tahu harus menggunakan kedelai
kuning. Kedelai yang sering digunakan adalah kedelai lokal. Kedelai lokal lebih
baik daripada kedelai impor. Kedelai lokal biasanya masih baru dan belum
terlalu lama disimpan.
2.2
Kerangka Pemikiran
1. Sejarah
Tahu di Indonesia
Tahu berasal dari Tiongkok,
seperti halnya kecap, tauco, bakpau,
dan bakso.
Nama "tahu" merupakan serapan dari bahasa
Hokkian (tauhu) (Hanzi:
豆腐, hanyu
pinyin: doufu), yang secara harfiah berarti
"kedelai terfermentasi". Tahu telah dikenal di Tiongkok sejak
zaman dinasti
Han sekitar 2200 tahun lalu. Penemunya
adalah Liu An (Hanzi: 劉安)
yang merupakan seorang bangsawan, cucu dari Kaisar Han Gaozu, Liu
Bang yang mendirikan dinasti Han.
Versi tahu yang dikenal di Jepang adalah tahu sutra (絹漉し豆腐,
kinugoshi tōfu). Tahu sutra lebih lunak dan kurang tahan terhadap pengolahan
lebih lanjut, sehingga biasanya dikonsumsi mentah. Tahu secara umum dibawa para
perantau Cina ke seluruh penjuru dunia sehingga menyebar ke Asia
Timur dan Asia
Tenggara, lalu juga akhirnya ke seluruh dunia.
Tahu telah mengalami indigenisasi di
Indonesia sehingga muncul berbagai varian tahu serta panganan berbahan tahu. Tampilan
luar tahu ada yang berwarna putih maupun kuning. Karena populernya, tahu
menjadi bagian tak terpisahkan tempat makan berbagai tingkat sosial di
Indonesia, bersama-sama dengan tempe.Tahu
guling, suatu jajanan berbasis tahu dariSurakarta.Tahu
masih terkait dengan kembang tahu dan tauhue (juga
disebut sebagai "kembang tahu").
2. Sejarah
Kedelai di Indonesia
Orang Cina merupakan
pengguna kacang kedelai sebagai makananyang pertama. Pada sekitar tahun 1100
BC, kacang kedelai telah ditanam di bagian selatan tengah Cina dan dalam waktu
singkat menjadi makanan pokok diet Cina.
Kacang
kedelai telah
diperkenalkan di Jepang sekitar tahun 100 AD dan meluas ke seluruh
negara-negara asia secara pesat. Kacang kedelai dikenal di Eropa sekitar tahun
1500 AD. Pada awal abad ke-18, kacang kedelai telah ditanam secara komersial di
Amerika Serikat.
Pada tahun 1970, tahu
menjadi terkenal sebagai makanan alternatif dari daging yang "ramah
lingkungan”. Orang-orang yang memperhatikan tentang kelaparan di seluruh dunia
serta pemeliharaan sumber-sumber alam menganggap tahu sebagai pilihan makanan
yang lebih murah dan sumber protein yang lebih efisien dibandingkan produk
hewani.
Hari ini, banyak
orang telah beralih ke tahu dan produk yang berkaitan dengan tahu (termasuk
minuman kacang kedelai), bukan untuk melindungi lingkungan, tetapi untuk
kesehatan diri sendiri. Produk yang berkaitan dengan kacang kedelai merupakan
makanan tambahan yang terjangkau.
2.3 Hipotesis
Ampas tahu bisa dijadikan olahan sederhana seperti tepung
ampas tahu dan bisa dijadikan es krim.
BAB
III
METODOLOGI
PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian
Di rumah Salma. Tanggal 6-19 Februari 2017
3.2 Metode dan
Rancangan Penelitian
Dalam proses pembuatan tepung ampas tahu dan es krim
ampas tahu kami menggunakan metode eksperimen dan survey.
3.3 Populasi dan Sampel
Penelitian
Kami mengambil sebuah sampel penelitian dari sebuah
populasi pabrik tahu.
3.4 Instrumen
Penelitian
Variabel bebas :
Ampas tahu
Variabel terikat : Pemanfaatan ampas tahu
menjadi tepung.
Variabel kontrol :Cahaya matahari, blender,
saringan, baskom.
Alat :Kain, loyang, blender, penyaring.
Bahan :Ampas tahu yang masih segar
Cara :
·
Ampas
tahu yang digunakan adalah ampas tahu yang masih segar dan belum dingin.
·
Jika
ampas tahu sudah dingin kemungkinan ampas tahu tersebut sudah tumbuh mikroba.
·
Kemudian
ampas tahu diperas dengan menggunakan kain untuk membuang airnya.
·
Ampas
tahu yang sudah diperas, dimasukan kedalam Loyang.
·
Kemudian
jemur dii bawah matahari pagi pukul 7-10 sampai kering.
·
Setelah
itu blender ampas tahu agar menjadi butiran halus.
·
Terakhir
saring dengan menggunakan ayakan kue dan beri alas dibawah berupa nampan.
Es
krim dari tepung ampas tahu.
Alat/
Bahan : 4 kaleng susu putih, susu kental
manis putih 2 kaleng, tepung ampas tahu 2 sendok makan, gula pasir 2 sendok
makan, 2 butir putih telur, 1 sendok teh vanili.
Cara :
·
Pertama-tama campur dan aduk
semua bahan susu dan air sambil dipanaskan diatas api kecil.
- Kemudian cairkan tepung ampas tahu dan campurkan dengan adonan diatas.
- Setelah itu sambil tetap mengaduk, angkat adonan dari atas api, campurkan dengan gula, putih telur dan vanili, lalu aduk terus sampai adonan berwarna putih.
- Rebus adonan sambil terus diaduk-aduk hingga mendidih.
- Angkat adonan dari atas api sambil terus diaduk hingga dingin agar adonan tidak menggumpal. Setelah dingin kemudian masukkan ke dalam freezer.
·
Jika
sudah dingin dan beku, anda dapat menambahkan bahan pelengkap
3.5 Metode Pengumpulan
Data
1. Internet
Mencari berbagi sumber dari internet.
2. Perpustakaan
Mencari sumber-sumber buku dari perpustakan.
3. Eksperimen
Penelitian percobaan yang berusaha untuk
mengisolasi dan melakukan kontrol setiap
kondisi-kondisi yang relevan dengan situasi yang diteliti kemudian
melakukan pengamatan terhadap efek taua pengaruh ketika kondisi-kondisi
tersebut dimanipulasi.
4. Deskriftif
Metode penelitian yang ditujukan untuk
menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlansung saat ini atau saat
yang lampau.
5. Survey
Mengumpulkan data atau informasi tentang
populasi yang besar dengan menggunakan sampel yang relatif kecil.
6. Teori Dasar
Pendekatan yang memungkinkan peneliti untuk
mengembangkan atau menemukan teoriyng didasarkan pada studi fenomena.
7. Penelitian Praktis
Bentuk penelitian yang berisi berbagai macam
prosedur untuk mengurai kasus-kasus yang bersifat mikro atau khusus.
3.6 Analisis Data
Kandungan gizi dalam tepung ampas tahu lebih banyak
daripada tepung maizena.
Air : 9,84 %
Abu : 3,58 %
Protein : 17,72 %
Lemak : 2,62 %
Karbohidrat : 66,24 %
Serat
Kasar : 3,23 %
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Menghasilkan
sebuah tepung ampas tahu yang
4.2 Pembahasan
Penelitian
Informasi rinci kandungan
gizi ampas tahu dalam 100 gram yang bersumber dari berbagai publikasi
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia adalah sebagai berikut :
·
Nama
bahan makanan : Ampas Tahu
·
Kandungan
energy Ampas Tahu : 414 kkal
·
Kandungan protein Ampas Tahu
: 26,6 gr
·
Kandungan lemak Ampas Tahu :
18,3 gr
·
Kandungan karbohidratAmpas Tahu : 41,3 gr
·
Kandungan
kalsiumAmpas Tahu : 19 mg
·
Kandungan
fosforAmpas Tahu : 29 mg
·
Kandungan
zat besiAmpas Tahu :
4 mg
·
Kandungan
vitamin AAmpas Tahu : 0 IU
·
Kandungan
vitamin B1Ampas Tahu : 0,2 mg
·
Kandungan
vitamin CAmpas Tahu : 0 mg
·
BAB
V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Limbah sebagai
hasil dari suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada skala industri,
pertambangan maupun skala rumah tangga, mampu merusak stabilitas ekosistem,
mencemari lingkungan serta memberi kehidupan bagi kuman-kuman penyebab
penyakit. Limbah rumah tangga yang notabene dari masyarakat banyak memberi
kontribusi efek negative dari pembuangan limbah yang dibuang secara
sembarangan. Senyawa-senyawa kimia yang terkandung didalamnya sangat berbahaya
bagi kesehatan manusia. Untuk itulah diperlukan pengolahan atau daur ulang
limbah sebagai cara untuk mangurangi resiko pencemaran lingkungan.
Tujuan utama pengolahan limbah ialah untuk mengurangi kandungan bahan pencemar didalam air terutama senyawa organic, padatan tersuspensi, mikroba pathogen dan senyawa organic yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yang terdapat dialam. Dengan kemajuan terknologi seperti ini, kiranya tidak terlalu susah bagi kita untuk mengupayakan pengolahan limbah industry sendiri.
Tujuan utama pengolahan limbah ialah untuk mengurangi kandungan bahan pencemar didalam air terutama senyawa organic, padatan tersuspensi, mikroba pathogen dan senyawa organic yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yang terdapat dialam. Dengan kemajuan terknologi seperti ini, kiranya tidak terlalu susah bagi kita untuk mengupayakan pengolahan limbah industry sendiri.
Berdasarkan hasil pengkajian dan
pegamatan maka dapat penulis ambil kesimpulannya sebagagi berikut :
·
Ampas tahu merupakan limbah yang mudah didapat dan mudah diolah menjadi
makanan yang bergizi.
·
Ampas tahu yang telah dikukus terlebih dahulu akan dapat dimanfaatkan
secara maksimal dan terhindar jamur yang mungkin dapat menyebabkan penyakit
pada manusia.
·
Ampas tahu merupakan hasil pengolahan tahu.
·
Masih terdapat gizi didalam ampas tahu.
5.3
Saran
Semoga kedepannya bahan-bahan
atau limbah yang masih bisa digunakan dapat diolah kembali menjadi sesuatu yang
lebih berguna khususnya di sekitar Kabupaten Ciamis, untuk mengurangi
pencemaran lingkungan.
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
Ampas
tahu
BIODATA
PENULIS
Nama
Lengkap : Muhammad Raihan Indraguna
Alamat : Dusun Sukasenang 01/01
, Desa Sidangmukti
Panumbangan 46263, Ciamis
Profesi :
Pelajar
di SMA N 2 Ciamis, kelas X MIPA 5
Riwayat Pendidikan :
1. SMP N 1 Panumbangan
2. SD N 2 Sindangmukti
Nama
Lengkap : Mutiara Salma Syifa
Alamat : Ds. Kilayugung 0704
Desa Kawalimukti
Kec.Kawali 46253, Cimis
Kec.Kawali 46253, Cimis
Profesi :
Pelajar
di SMA N 2 Ciamis, kelas X MIPA 5
Riwayat Pendidikan :
1. MTs Al-Fadliliyah Darussalam Ciamis
2. SD N 1 Kawali
No comments :
Post a Comment