PENTINGNYA
PERILAKU JUJUR
Makalah
Disusun Untuk Memenuhi Salah
Satu Tugas Mata Pelajaran PAI
Disusun Oleh,
Muhammad Raihan Indraguna
XI MIPA 5
PEMERINTAHAN
KABUPATEN CIAMIS
DINAS
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI 2 CIAMIS
JL. K. H AHMAD
DAHLAN NO 02 CIAMIS TELP. (0265) 771709
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
LEMBAR PENGESAHAN
Pengesahan makalah yang berjudul “Pentingnya Perilaku
Jujur”
Nama : MUHAMMAD RAIHAN INDRAGUNA
Kelas : XI MIPA 5
NISN : 0016205779
Telah disetujui oleh :
Wali Kelas Guru Mata Pelajaran PAI
Selly Afianti Rosliani Somit
Amin
NIP : 197011141999032004 NIP : 196911131997021001
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat, serta karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
sederhana ini.
Selain itu saya mengucapkan terima kasih
kepada :
1.
Ibu Selly
Afianti selaku wali kelas XI IPA 5.
2.
Ibu Somit selaku
guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Makalah ini disusun dalam rangka
memenuhi tugas pelajaran PAI. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih
jauh dari sempurna. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun guna sempurnanya makalah ini.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca serta dapat dijadikan acuan untuk membuat makalah lebih
baik lagi kedepannya.
Ciamis,
27 Maret 2018
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR
PENGESAHAN............................................................... ii
KATA PENGANTAR....................................................................... iii
DAFTAR ISI..................................................................................... iv
BAB 1 PEDAHULUAN.................................................................... 1
A.
Latar Belakang Masalah............................................................ 1
B. Rumusan Masalah..................................................................... 1
C.
Tujuan....................................................................................... 1
BAB 2 PEMBAHASAN.................................................................... 2
A. Pengertian Jujur........................................................................ 2
B. Macam dan Bentuk
Perilaku Jujur............................................ 3
C.
Manfaat dan Hikmah Perilaku Jujur......................................... 6
BAB 3 PENUTUP............................................................................. 10
A. Kesimpulan.............................................................................. 10
B.
Saran........................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................... 11
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jujur merupakan salah satu
sifat manusia yang cukup sulit untuk diterapkan. Sifat jujur yang benar-benar
jujur biasanya hanya bisa diterapkan oleh orang-orang yang sudah terlatih sejak
kecil untuk menegakkan sifat jujur. Tanpa kebiasaan jujur sejak kecil, sifat
jujur tidak akan dapat ditegakkan dengan sebenar-benarnya jujur.
Sifat jujur termasuk ke dalam
salah satu sifat baik yang dimiliki oleh manusia. Orang yang memiliki sifat
jujur merupakan orang berbudi mulia dan yang pasti merupakan orang yang beriman.
Meskipun jujur merupakan sifat
dasar manusia, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak yang belum memahami
makna kata jujur yang sebenarnya. Hal ini terbukti dari masih banyaknya
orang-orang yang mencampur adukkan sifat jujur dengan sifat kebohongan yang
pada akhirnya mendatangkan berbagai macam malapetaka baik bagi dirinya maupun
bagi orang lain yang ada di sekitarnya.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Pengertian jujur
2.
Macam dan bentuk kejujuran
3.
Manfaat dan hikmah berbuat jujur
1.3 Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian jujur
2.
Untuk mengetahui macam dan bentuk kejujuran
3.
Untuk mengetahui manfaat dan hikmah berbuat jujur
BAB
2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Jujur
Pengertian jujur dilihat dari
segi bahasa adalah mengakui, berkata, atau pun memberi suatu informasi yang
sesuai dengan apa yang benar-benar terjadi/kenyataan. Dari segi bahasa, jujur
dapat disebut juga sebagai antonim atau pun lawan kata bohong yang artinya
adalah berkata tau pun memberi informasi yang tidak sesuai dengan kebenaran.
Jika diartikan secara lengkap,
maka jujur merupakan sikap seseorang ketika berhadapan dengan sesuatu atau pun
fenomena tertentu dan menceritakan kejadian tersebut tanpa ada
perubahan/modifikasi sedikit pun atau benar-benar sesuai dengan realita yang
terjadi. Sikap jujur merupakan apa yang keluar dari dalam hati nurani setiap
manusia dan bukan merupakan apa yang keluar dari hasil pemikiran yang
melibatkan otak dan hawa nafsu.
Jujur atau kejujuran mengacu
pada aspek karakter, moral dan berkonotasi atribut positif dan berbudi luhur
seperti integritas, kejujuran, dan keterusterangan, termasuk keterusterangan
pada perilaku, dan beriringan dengan tidak adanya kebohongan, penipuan,
perselingkuhan, dll Selain itu, kejujuran berarti dapat dipercaya, setia, adil,
dan tulus.
Allah berfirman, “Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama
orang-orang yang benar.” (Qs. At-Taubah 119).
Rasulullah SAW bersabda,
“Hendaklah kamu semua bersikap jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan
dan kebaikan membawa pada surga.” (HR. Bukhari).
Imam Abdullah bin Alwi
Al-Haddad berkata, “Langkah awal kejujuran itu adalah menjauhi dusta di semua
ucapan. Kejujuran menjadi pintu masuk dalam perbuatan, niat, kenyataan hidup,
dan di semua lini kedudukan.”
"Dan orang yang membawa
kebenaran (Muhammad) dan orang yang membenarkannya, mereka itulah orang yang
bertakwa." (az-Zumar [39]:33)
Para ulama berbeda pendapat
dalam menafsirkan ayat ini. Ada yang menasirkan bahwa pembawa kebenaran itu
adalah Rasulullah saw. Ulama yang lain menafsirkan bahwa dia adalah malaikat
Jibril, sedangkan kebenaran yang membawanya risalah tauhid, yaitu la ilaha
illallah.
Diriwayatkan dari Mujahid,
bahwa maksud firman Allah swt. "Orang yang membawa kebenaran dan
membenarkannya," adalah mereka yang
gemar membaca Al-Quran, kelak pada hari Kiamat orang-orang mukmin akan
berkata, "Inilah yang telah kamu berikan kepada kami ketika di dunia maka
kami melaksanakan perintahmu yang terdapat di dalamnya."
Ibnu Katsir mengatakan bahwa
penafsiran Mujahid tersebut mencakup semua orang mukmin karena mereka selalu
berkata benar dan mengamalkannya. Rasulullah saw. adalah manusia yang paling
pantas dimasukkan ke dalam maksud ayat tersebut karena beliaulah yang telah
membawa kebenaran dan membenarkan para rasul sebelumnya serta mengimani kitab
yang diturunkan Allah swt. kepadanya, demikian pulahalnya dengan orang-orang
mukmin, semuanya beriman kepada Allah, malaikat, kitab-kitab, dan para
rasul-Nya.
Diriwayatkan juga dari Zaid bin
Aslam r.a, bahwa maksud orang yang membawa kebenaran adalah rasulullah saw.,
sedangkan yang membenarkannya adalah orang-orang muslim.
Para ulama berbeda pendapat
dalam memberikan definasi jujur secara terminologi, di antara definisi jujur
mengikut para ulama terebut adalah sebagai berikut.
a.
Jujur adalah kata hati yang sesuai dengan yang
diungkapkan. Jika salah satu syarat itu
ada yang hilang, belum mutlak disebut jujur. (Raqib)
b.
Jujur adalah hukum yang sesuai dengan kenyataan, dengan
kenyataan, dengan kata lain, lawan dari bohong.(Jurjani)
c.
Jujur adalah kesesesuaian antara lahir dan batin, ketika
keadaan seseorang tidak didustakan
dengan tindakan-tindakannya, begitu pula sebaliknya.
d.
Para ulama menjadikan ikhlas sebagai perkara yang tidak
boleh luput dan kejujuran itu sifatnya lebih umum, yakni bahwa semua orang yang jujur sudah tentu
ikhlas. tetapi tidak semua orang yang ikhlas itu jujur.
e.
Imam Junaid pernah ditanya tentang makna ikhlas dan
jujur, "Apakah keduanya sama atau berbeda?' Dia menjawab, "Keduanya
berbeda. Jujur merupakan asas segala sesuatu, sedangkan ikhlas itu tidak dapat
terwujud kecuali setelah masuk dalam
amal. Amal terebut pun tidak akan diterima kecuali jika disertai jujur dan
ikhlas."
f.
Kejujuran adalah kemurnian hati Anda, keyakinan Anda yang
mantap, dan ketulusan amal Anda. (Imam Qusyairi)
2.2 Macam dan Bentuk Perilaku Jujur
1.
Jujur dalam ucapan (Shidq Al – Hadits)
Tiap kata yang meluncur dari
bibir dan lisan seseorang wajib memuat dan mengandung kebenaran. Bukan
gunjingan, gossip, dan fitnah. Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang
beriman kepada Allah dan hari akhir, hendakah ia berkata yang baik atau diam.”
(HR. Bukhari-Muslim)
Setiap muslim dituntut untuk
selalu berkata jujur, walau pun bercanda. Rasulullah saw. bersabda, "Aku
akan menjamin rumah dipinggiran surga bagi orang yang meninggalkan perdebatan
walau pun (dalam posisi) benar, dan (aku akan menjamin) rumah di
tengah-tengahsurga bagi orang yang meninggalkan kata dusta dalam keadaan
bercanda, dan (aku akan menjamin) rumah di surga yang paling tinggi bagi orang
yang berbudi pekerti tinggi bagi orang yang berbudi pekerti mulia." (HR
Abu Dawud; hadits hasan)
Setiap muslim wajib jujur
ketika berjual beli. Dengan kata lain, dia harus berkata jujur, tidak menyuap
dan tidak menipu. Tersebarnya Islam di seluruh belahan negara Afrika, bahkan di
seluruh pelosok dunia, disebabkan oleh kejujuran orang-orang muslim dalam
praktik jual-beli mereka. Orang-orang non muslim takjub dengan kejujuran dan
toleransi yang ada pada tubuh umat Islam. Itulah yang menyebabkan mereka
berbondong-bondong memeluk Islam. Kini, umat Islam. Kini umat Islam sangat
membutuhkan etika dan transaksi yang telah diatur oleh Islam demi mewujudkan
kebahagiaan seluruh umat manusia.
2.
Jujur
dalam berniat (Shidq Al – Qalbi)
Tanda niat yang benar, salah
satu tandanya, berbanding lurus dengan perbuatan di lapangan kehidupan. Niat
saja belum cukup jika tidak diiringi dengan kemauan dan kejujuran bahwa dirinya
akan berupaya sekuat tenaga mewujudkan niatnya tersebut.
Allah swt. mengingatkan
orang-orang yang berjihad di jalan-Nya bahwa jika mereka berniat untuk
mendapat-kan ridha-Nya, mengorbankan harta dan jiwanya demi tegakkan Islam
berarti dia telah mempersembahkan yang terbaik bagi agama, dunia, dan akhirat
mereka.
Allah swt.berfirman tentang hal ini,
"Barang siapa menghendaki kehidupan dunia dan
perhiasannya, pasti Kami berikan (balasan) penuh atas pekerjaan mereka di dunia
(dengan sempurna) dan mereka di dunia
tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh (sesuatu) di
akhirat kecuali neraka, dan sia-sialah di sana apa yang telah mereka usahakan (
di dunia) dan terhapuslah apa yang telah merekakerjakan." (Hud [11]:15-16)
3.
Jujur dalam kemauan (Shidq Al – Hall)
Jujur dalam kemauan merupakan
usaha agar terhindar dari kesalahan-kesalahan dalam menyampaikan kebenaran.
Berpikir masak sebeleum bertindak, menimbang baik-buruk dengan ‘kacamata’ Allah
adalah tanda jujur dalam kemauan ini. Pada saat seseorang telah jujur dalam
kemauan, tidak ada hal yang ingin ia gapai selain melakukan perkara yang
dibenarkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Kejujuran dalam merialisasikan
keinginan, seperti apabila seseorang bertekad dengan jujur untuk bersedekah.
Tekas tersebut bisa terlaksana bisa juga tidak. Penyebab tidak terealisainya
tekad tersebut bisa saja karena dia memiliki kebuntuan yang mendesak, tekadnya
hilang, atau lebih mengedepankan kepentingan nafsunya.
Berkaitan dengan sifat jujur
dalam menepati janji, Allah swt. memuji Nabi Ismail a.s. dan memerintahkan kita
agar meneladaninya. Sebagaimana firman-Nya,
"Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Ismail di dalam
Kitab (Al-Qur'an). Dia benar-benar seorang yang benar janjinya, seorang rasul
dan nabi." (Maryam [19]:54)
4.
Jujur dalam menepati janji (Shidq Al – Wa’d)
Janji adalah hutang, demikian
kalimat yang sering terngiang. Karena hutang, maka wajib untuk dibayar sesuai
dengan nilainya. Menepati janji bukan sembarang sikap. Menepati janji berarti
mempertaruhkan harkat dan martabat dirinya di hadapan orang lain demi memberi
keyakinkan pada orang tersebut bahwa ia sanggup untuk membayarnya. Dengan sikap
jujur, janji akan tertunai dan amanah akan dijalankan.
"Di antara orang mukmin itu ada orang-orang yang
menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah. Dan di anatar me yang
gugur, dan di ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak sedikit pun
tidak mngubah (janjinya)." (al-Ahzab [33]: 23)
5.
Jujur dalam perbuatan (Shidq Al – Amal)
Sebagaimana Al-Ghazali
menerbitkan makna jujur dalam niat dan
perkataan, pada traktak bentuk kejujuran yang kelima ini, Ghazali
menggarisbawahi agar kita melengkapi diri dengan jujur dalam perbuatan.
Ucapan yang baik dan niat tulus
akan menjadi semakin indah jika ada wujud amal dalam kenyataan. Jujur dalam
perbuatan artinya memperlihatkan sesuatu apa-adanya. Tidak berbasa-basi. Tidak
membuat-buat. Tidak menambah dan mengurangi. Apa yang ia yakini sebagai
kejujuran dan kebenaran, ia jalan dengan keyakinan kuat bahwa Allah bersama
orang-orang yang benar-benar benar.
Ibu Siami baru melewati
sebagian bentuk kejujuran dalam pandangan Imam Al-Ghzali, kejujuran dalam
mengungkap sebuah fakta yang mencoreng dunia pendidikan nasional di tanah air.
Muthraf berkata, "Apabila
niat dan amalan seorang hamba tidak berbeda, Allah swt. akan berfirman, 'Inilah
hamba-Ku yang sebenarnya.' Kejujuran adalah dasar keimanan dan syarat diterima
amal dan ketaatan. Allah swt. menjanjikan pahala dan kedudukan khusus bagi
orang-orang yang senantiasa bersikap jujur. Kejujuran adalah dasar keimanan dan
syarat diterimanya amal dan ketaatan Allah swt. menjanjikan pahala dan kedudukan
khusus bagi oprang-orang yang senantiasa bersikap jujur. Kejujuran adalah kunci
setiap kebaikan, pembeda antara orang yang beriman dan orang munafik, serta
pintu dan jalan untuk sampai ke derajat orang-orang yang jujur, yaitu derajat
yang paling bagi makhluk setelah derajat para nabi dan rasul."
6.
Jujur dalam kedudukan agama
Ini adalah kedudukan yang
paling tinggi, sebagaimana jujur dalam rasa takut dan pengharapan, dalam rasa
cinta dan tawakkal. Perkara-perkara ini mempunyai landasan yang kuat, dan akan tampak
kalau dipahami hakikat dan tujuannya. Kalau seseorang menjadi sempurna dengan
kejujurannya maka akan dikatakan orang ini adalah benar dan jujur, sebagaimana
firman Allah,
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah
orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak
ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah,
mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS. al-Hujurat: 15)
Realisasi perkara-perkara ini
membutuhkan kerja keras. Tidak mungkin seseorang manggapai kedudukan ini hingga
dia memahami hakikatnya secara sempurna. Setiap kedudukan (kondisi) mempunyai
keadaannya sendiri-sendiri. Ada kalanya lemah, ada kalanya pula menjadi kuat.
Pada waktu kuat, maka dikatakan sebagai seorang yang jujur. Dan jujur pada
setiap kedudukan (kondisi) sangatlah berat. Terkadang pada kondisi tertentu dia
jujur, tetapi di tempat lainnya sebaliknya. Salah satu tanda kejujuran adalah
menyembunyikan ketaatan dan kesusahan, dan tidak senang orang lain
mengetahuinya.
2.3 Manfaat dan Hikmah Perilaku Jujur
1.
Kejujuran mendatangkan kebahagiaan
Sangat sulit memang untuk
selalu bersikap jujur. Namun, ini adalah jalan terbaik untuk bisa merasakan
kebahagiaan. Akan tetapi, hendaknya kejujuran juga disertai dengan pola pikir
yang dewasa agar kejujuran yang kita lakukan tidak menyinggung perasaan orang
lain karena apa yang kita lakukan atau ucapkan.
2.
Kejujuran mendatangkan simpati
Ada kisah seorang bapak petugas
kebersihan memperoleh hadiah sebuah sepeda motor karena dia mengembalikan bungkusan
kresek yang ternyata di dalamnya berisi uang ratusan juta rupiah. Mungkin ada
sebagian dari Anda berpikir mengapa dikembalikan, hadiah sepedah motor tidak
sebanding dengan nominal uang yang ada di dalamnya. Namun, bagi si bapak uang
bukanlah segala-galanya yang dia tahu bahwa uang tersebut bukanlah miliknya dan
pasti orang yang kehilangan sedang mengalami depresi berat. Dari kebaikan dan
teladan si bapak akhirnya banyak orang merasa simpati kepadanya, hingga
terdengar sampai ke jajaran direksi dan akhirnya mengangkat bapak tersebut
menjadi karyawan tetap pada posisi yang lebih baik.
3.
Kejujuran mendatangkan ketenangan
Dengan selalu bersikap jujur
tidak hanya kebahagiaan yang bisa kita rasakan, tapi juga ketenangan. Hal ini
karena kita tidak perlu merasa takut karena merasa dikejar-kejar sesuatu akibat
kebohongan yang kita lakukan. Oleh sebab itu, berusahalah meninggalkanlah apa
yang meragukan menuju ke perkara yang tidak meragukan, sesungguhnya jujur
adalah ketenangan sedangkan dusta adalah keraguan.
4.
Kejujuran mendatangkan pahala
Tuhan tidak pernah tinggal diam
dan pasti akan membalas kita dengan pahala yang yang berlimpah jika kita bisa
selalu bersikap jujur dalam kehidupan ini.
5.
Kejujuran mendatangkan rasa percaya diri
Dengan bersikap jujur kita akan
selalu merasa optimis dalam melakukan segala sesuatu meskipun hasil yang
diperoleh mungkin tidak memuaskan. Namun, di balik itu semua kita tidak perlu
merasa takut akibat dibayang-bayangi oleh perasaan bersalah dari perbuatan yang
kita lakukan.
6.
Kejujuran mendatangkan kedamaian
Dalam beberapa kasus
ketidakjujuran sering menjadi sumber utama perselisihan dengan orang lain.
Sebagai contoh, fakta terbaru terungkapnya dugaan kasus kecurangan pada proses
pemilihan kepala daerah beberapa waktu yang lalu di Kalimantan Tengah diwarnai
dengan perkelahian di antara masing-masing kubu pendukung calon kepala daerah.
Hal ini patut disayangkan sekali, padahal bila masing-masing pihak mampu
besikap jujur dan tidak melakukan kecurangan dengan cara menyuap ataupun
memanipulasi data, maka perkelahian pasti bisa dihindari sehingga memungkinkan
bagi terciptanya kedamaian.
7.
Kejujuran menciptakan keluarga yang nyaman
Dampak bersikap jujur di dalam
rumah tangga membuat seluruh anggota keluarga bisa merasakan kenyamanan, hal
ini karena setiap orang tidak perlu merasa harus menyembunyikan sesuatu jika
sedang menghadapi permasalahan.
8.
Menghindarkan seseorang dari tuduhan-tuduhan yang
merugikan
Kita hidup di dunia di mana
berbagai macam karakter orang tinggal di dalamnya. Di manapun kita berada
hedaknya segala yang kita lakukan dilandasi dengan kejujuran supaya kita
terhindar dari tuduhan-tuduhan palsu yang dapat merugikan kita.
9.
Memiliki banyak teman
Seseorang yang Membiasakan perilaku jujur sejak kecil
akan memiliki banyak teman sebab dengan berperilaku jujur maka teman-teman atau
orang yang ada di sekitar kita akan memiliki kepercayaan kepada kita. Sehingga
secara tidak sengaja banyak orang atau teman yang akan mendekati kita. Jujur
merupakan salah satu perilaku yang terpuji untuk itu Mengapa memiliki sifat
jujur akan mendapatkan suatu hal yang berguna atau baik untuk diri kita.
Memiliki banyak teman dapat membuat kita bahagia dan tertawa, bahagia dan
manfaat tertawa memiliki manfaat yang baik bagi diri sendiri .
10.
Disayang Allah
Perilaku jujur merupakan salah satu perilaku yang disukai
Allah karena perilaku jujur merupakan perilaku yang terpuji. Sesungguhnya Allah
menyukai hamba-hambanya yang memiliki perilaku perilaku terpuji. Tidak hanya
jujur selain jujur ada beberapa perilaku perilaku terpuji yang dapat kita
lakukan diantaranya sabar, suka menolong, menghormati orang tua, rajin
beribadah dan hal-hal lainnya yang ditujukan untuk mendekatkan diri kepada
Allah. Seseorang yang disayangi atau dicintai oleh Allah akan memiliki
kemudahan untuk menjalani kehidupan ini sebab Allah akan menolong
hamba-hambanya yang dekat dengannya. Tidak hanya kejujuran tetapi manfaat
perilaku tawakal juga dapat membuat kita disayang Allah.
11.
Disayangi guru dan
juga orang tua
Orang tua maupun guru akan menyukai anak-anaknya atau
muridnya yang berlaku jujur. Untuk itu Mengapa sikap jujur dapat menimbulkan
rasa simpati ataupun menjadikan rasa sayang kepada seseorang yang berlaku
jujur. Berlaku jujur memang bukan suatu hal yang mudah namun hal ini harus kita
biasakan. Agar negara Indonesia ini menjadi negara yang makmur dan Sentosa.
Kebohongan Kebohongan sekecil apapun akan berimbas kehidupan kedepannya. Untuk
itu Mengapa dalam keluarga maupun dalam sekolah harus membiasakan anak bersikap
jujur.
12.
Dapat dipercaya
Salah satu keuntungan terbesar membiasakan sikap jujur
adalah dipercaya oleh masyarakat keluarga maupun guru dan teman-teman kita.
Membangun diri untuk menjadi seseorang yang dipercaya oleh banyak orang memang
tidak mudah untuk itu Mengapa kejujuran perlu ditanamkan. Dengan membiasakan sikap jujur juga akan
menghindarkan kita dari tuduhan tuduhan yang tidak kita lakukan. Sebab kita
sudah memiliki image yang baik di masyarakat.
13.
Meningkatkan prestasi
Membiasakan berperilaku jujur terutama dalam dunia
pendidikan dapat mempermudah kita untuk mengetahui hal-hal apa saja yang belum
kita ketahui. Dan dapat mengukur sejauh mana kita menguasai suatu materi
tertentu sehingga matahari materi yang belum kita kuasai dapat kita pelajari
lebih dalam. Dengan mengetahui hal-hal atau materi-materi yang belum kita
kuasai dan kita berusaha untuk mempelajarinya lebih dalam dapat meningkatkan
prestasi kita.
14.
Mendapat kebaikan
untuk diri sendiri maupun untuk orang lain
Memang manfaat kejujuran sangatlah banyak baik untuk diri
kita maupun untuk orang lain. Salah satu manfaat kejujuran untuk diri kita
sebagian telah dijelaskan di atas bahwa kejujuran juga akan membuat kita dapat
dipercaya meningkatkan prestasi disayangi orang lain baik orang tua keluarga
maupun teman. Sedangkan manfaat kejujuran untuk orang lain adalah akan membantu
seseorang dalam menyelesaikan masalah dan lain sebagainya.
15.
Kejujuran menunjukkan kedewasaan dan penerimaan diri
Sering ada yang terluka dan sakit berhubungan dengan
kejujuran. Orang dewasa menyampaikan ungkapan jujur dengan gaya yang
meminimalkan dampak menyakitkan. Ketika orang lain terluka, orang dewasa dan
orang yang menerima dirinya tetap berada dalam hubungan untuk mengatasi rasa
sakit yang dialami orang lain.
16.
Kejujuran menumbuhkan keberanian
Keberanian bukan tidak adanya rasa takut. Keberanian
melakukan apa yang Anda tahu Anda inginkan atau perlu lakukan, terlepas dari
ketakutan Anda. Dibutuhkan keberanian yang besar untuk mengatakan apa yang Anda
rasakan. Seringkali sulit dan membutuhkan latihan dan kesabaran, tapi
imbalannya sangat besar.
17.
Kejujuran menghilangkan emosi
Menyembunyikan perasaan atau informasi yang benar membuat
sampah emosional. Ini dikenal sebagai gunnysacking , yang membutuhkan banyak
energi untuk mengalahkan diri sendiri. Jujur dari awal setiap interaksi
mencegah penumpukan sampah emosional dan membersihkan gosip emosi Anda.
18.
Kejujuran menarik kejujuran lainnya
Jika kejujuran menjadi kebiasaan yang tidak disadari,
Anda akan menjadi sangat menarik bagi orang jujur lainnya. Kehidupan yang penuh
dengan orang-orang otentik sangat diperkaya.
19.
Kejujuran bisa membuat Anda tidak bermasalah
Kita semua tahu bagaimana Anda bisa menggali lebih dalam
ke dalam lubang dengan kebohongan dan kebohongan. Jadi dari awal, jangan sampai
kesana. Jaga agar tetap bersih dengan tetap jujur, terutama bila Anda takut
akan konsekuensi yang diantisipasi.
20.
Kejujuran memupuk
koneksi
Kejujuran bisa mendekatkan
orang dengan menciptakan koneksi yang aman. Ini membentuk konteks untuk
hubungan di mana kedua belah pihak merasa cukup aman untuk menjadi orang asli
dalam interaksi mereka.
Hubungan semacam itu dapat
mengundang dan memberdayakan masing-masing pihak untuk bekerja melalui beberapa
masalah yang sangat pribadi.
BAB 3
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Berperilaku jujur
dalam kehidupan sehari-hari senantiasa membuat hati terasa nyaman dan damai.
Namun jika berbohong, hati selalu diliputi rasa resah,gelisah dan
ketidaktenangan dalam hidup. Oleh karena itu, kita harus senantiasa menjunjung
tinggi kejujuran karena sesungguhnya orang yang menjunjung tinggi kejujuran
adalah orang yang menjunjung tinggi keadilan. Jika kita membiasakan hidup
sehari-hari dengan berlaku jujur , InsyaAllah hidup kita akan jauh dari
kegelisahan.
Kita harus
menanamkan dalam diri pentingnya berperilaku jujur dan memikirkan akibat dari
berbohong. Salah satu akibat dari berbohong adalah hilangnya kepercayaan orang
lain terhadap diri kita.
Membisakan
berperilaku jujur harus dari kecil agar tidak susah melakukannya. Cara
membiasakan berperilaku jujur sejak kacil misalnya diajarkan untuk tidak
mengambil barang orang lain tanpa seijin pemiliknya, mengembalikan kembalian
yang terlalu banyak, mengatakan apapun sesuai dengan kenyataan, dan lain-lain.
Kita harus
menanamkan kesadaran untuk selalu berperilaku jujur dan menyadari apa akibat
dari kebohongan. Jika kita sudah bisa membiasakan berperilaku jujur maka kita
mudah mendapat teman, mudah mendapat pekerjaan, mudah mendapat kesuksesan,
dipercaya oleh orang lain, dan lain - lain.
3.2Saran
Sebagai seorang muslim sudah sepatutnya kita menerapkan
perilaku jujur dalam keseharian. Dimulai dari lingkup diri sendiri dan
keluarga. Menanamkan perilaku jujur sejak kecil agar kelak sudah terbiasa
dengan adanya berbuat jujur
DAFTAR PUSTAKA
No comments :
Post a Comment