Limit Fungsi, Turunan Fungsi, Barisan dan Deret
Makalah
Disusun Untuk
Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran Matematika
Disusun Oleh,
MUHAMMAD RAIHAN
INDRAGUNA
XI MIPA 5
PEMERINTAHAN
KABUPATEN CIAMIS
DINAS
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI 2 CIAMIS
JL. K. H AHMAD
DAHLAN NO 02 CIAMIS TELP. (0265) 771709
TAHUN PELAJARAN
2017/2017
LEMBAR
PENGESAHAN
Pengesahan makalah mnegenai Limit Fungsi, Turunan Fungsi, Barisan dan Deret dengan,
NAMA :
MUHAMMAD RAIHAN INDRAGUNA
KELAS : XI MIPA 5
NISN :
0016205779
Menyetujui,
Pembina serta Pembimbing, Siswa,
Muhammad Raihan
Indraguna
NIP. NISN. 0016205779
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat serta karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
sederhana ini.
Makalah
ini berisi tentang materi-materi Limit Fungsi, Turunan Fungsi, Barisan dan Deret beserta contoh
soalnya.
Terselesainya makalah ini tentu tidak lepas
dari banyak pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Ibu selaku wali kelas XI IPA 5, sekaligus guru mata pelajaran Matematika Wajib.
Makalah ini disusun dalam rangka
memenuhi tugas mata pelajaran Matematika. Selain itu, saya
berharap semoga maklah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan menjadi
referensi untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.
Oleh
karena itu, saya mengharap kritik dan saran yang membangun dan dapat menjadikan
makalah ini jauh lebih baik lagi. Saya mohon maaf atas kesalahan dan kekurangan
dalam penyusunan makalah ini
Ciamis, 31 Mei 2018
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR
PENGESAHAN............................................................... ii
KATA PENGANTAR....................................................................... iii
DAFTAR ISI..................................................................................... iv
BAB 1 PEDAHULUAN.................................................................... 1
1.1.
Latar Belakang........................................................................ 1
1.2. Tujuan..................................................................................... 1
1.3. Rumusan Masalah................................................................... 1
BAB 2 PEMBAHASAN.................................................................... 2
2.1 Barisan dan Deret
Aritmatika, Geometri................................. 2
2.2 Limit Fungsi............................................................................ 9
2.3 Turunan Fungsi...................................................................... 15
BAB 3 PENUTUP............................................................................. 23
3.1 Kesimpulan............................................................................ 23
3.2 Saran...................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA....................................................................... 24
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Barisan
adalah suatu susunan bilangan yang dibentuk menurut suatu urutan tertentu.
Bilangan-bilangan yang tersusun tersebut disebut suku. Perubahan di antara suku suku berurutan ditentukan oleh ketambahan bilangan
tertentu atau suatu kelipatan bilangan tertentu. Deret adalah
jumlah dari bilangan dalam suatu barisan.
Limit merupakan konsep dasar untuk
materi kalkulus, diferensial, dan integral. Limit, bersama-sama dengan
kalkulus, fungsi, dan sebagainya masuk dalam satu cabang matematika yang
disebut matematika analisis.
Turunan fungsi ( diferensial ) adalah
fungsi lain dari suatu fungsi sebelumnya, misalnya fungsi f menjadi f' yang mempunyai
nilai tidak beraturan.
1.2 Tujuan
a.
Untuk mengetahui cara menghitung Limit Fungsi
b.
Untuk mengetahui cara menghitung Turunan Fungsi
c.
Untuk mengetahui cara menghitung Barisan dan Deret
1.3 Rumusan Masalah
a.
Apa pengertian Limit Fungsi ?
b.
Bagaimana cara menghitung Limit Fungsi ?
c.
Apa pengertian Barisan dan Deret ?
d.
Bagaimana cara menghitung Barisan dan Deret ?
e.
Apa pengertian Turunan Fungsi ?
f.
Bagaimana cara menghitung Turunan Fungsi ?
g.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1
Barisan dan Deret Aritmatika, Geometri
Barisan adalah suatu susunan bilangan
yang dibentuk menurut suatu urutan tertentu. Bilangan-bilangan yang tersusun
tersebut disebut suku. Perubahan di antara sukusuku berurutan ditentukan oleh
ketambahan bilangan tertentu atau suatu kelipatan bilangan tertentu. Jika barisan
yang suku berurutannya mempunyai tambahan bilangan yang tetap, maka barisan ini
disebut barisan aritmetika. Jika barisan yang suku berurutannya mempunyai
kelipatan bilangan tetap, maka disebut barisan geometri.
Deret adalah jumlah dari bilangan dalam
suatu barisan. Deret aritmetika (deret hitung). Deret geometri (deret ukur)
a.
Barisan
Aritmatika
Rumus suku ke-n barisan
aritmetika
Un = a + (n – 1) b
Dimana b = Un – Un-1,
dengan b sebuah konstanta yang tidak bergantung ada n.
Contoh :
1. Tentukan suku pertama,
beda, rumus ke-n, dan suku ke-10 dari barisan berikut.
a. 5, 10, 15, 20 . . . .
b. 2, -1, -4, -7 . . . .
Jawab:
a. Suku pertama (U1) =
a = 5
Beda (b) = U2 – U1 = U3
– U2 = 5
Rumus suku ke-n (Un)
= a + (n -1) b
= 2 + (n -1) (-3)
= 5 + 5n – 5
= 5n
b. Suku pertama (U1) = a = 2
Beda (b) = U2 – U1 = U3
– U2 = -3
Rumus suku ke-n (Un)
= a + (n -1) b
= -3n + 5
2. Suatu perusahaan ada
tahun pertama memproduksi 5.000 unit barang. Pada tahun-tahun berikutnya produksi turun secara
bertahap sebesar 80 unit pertahun. Pada tahun ke berapa perusahhan tersebut
memproduksi 3.000 unit barang?
Jawab:
Penurunan produksi
bernilai tetap, berarti merupakan persoalan barisan aritmetika dengan beda (b)
= -80, a =5./000, Un = 3.000, sehingga
Un = a + (n – 1) b
3.000 = 5.000 + (n – 1)
(-80)
3.000 = 5.000 – 80n +
80
80n = 2.000 + 80
n =
2.080/80 = 26
Jadi, perusahaan
memproduksi 3.000 unit barang terjadi ada tahun ke-26
3. Diketahui barisan
aritmetika dengan suku ke-4 = 17dan suku ke-9 = 37. Tentukan suku ke-41.
Jawab:
Suku ke-4 (U4) = 17 ⇔ a + (4 – 1) b = 17
⇔ a + 3b = 17
. . .( 1)
Suku ke-9 (U9) = 37
⇔ a + (9 – 1) b = 37
⇔ a+ 8b = 37 .
. .(2)
Eliminasi persamaan 1
dan 2 menjadi:
a + 3b = 17
a+ 8b = 37
– 5b = -20
b =
4
Subsitusi b = 4 ke persamaan
1 menjadi:
a + 3(4) = 17
a + 12 = 17
a = 5
U41 = a + (n – 1) b
= 5 + (n – 1) 4
= 5 + 4n – 4
= 4n – 4
= 4(41) + 1 = 165
Jadi, suku ke-41 adalah
165.
b.
Deret Aritmatika
Seperti yang telah
dijelaskan di dpan bahwa penjumlahan berurut suku-suku dari suatu barisan
disebut deret.
Contoh:
• 2 + 4 + 6 + 8 + . . . .
• 3 + 7 + 11 + 15 + . . . .
• ½ + ¼ + 0 – ¼ – . . . .
Bentuk umum deret
dinyatakan sebagai U1 + U2 + U3 + . . . + Un. Deret aritmetika adalah suatu
barisan aritmetika yang suku-sukunya dijumlahkan.
Jumlah n suku pertama
dari deret aritmatika dapat dinyatakan rumus berikut:
Sn = ½ n ( a + Un)
atau
Sn = ½ n (2a + n – 1)
b)
dengan
Sn : jumlah n suku pertama
Un : suku ke-n
a : suku pertama
b : beda
n : banyak suku
Untuk setiap berlaku:
Un = Sn – Sn-1
Contoh :
1. Tentukan jumlah 10
suku pertama dari deret aritmetika: 11 + 16 + 21 + . . .
Jawab:
a = U1 = 11
b = 16 – 11 = 21 – 16 =
5
n = 10
Sn = ½ n (2a + (n – 1)
b)
S10 = ½ (10) (2(11) + (10 – 1) 5) = 5 (22 + 45) = 335
2. Diketahui deret
aritmetika: 2 + 5 + 8 + 11 + . . . .
Tentukan:
a). rumus suku ke-n
(Un)
b). rumus jumlah n suku
pertama (Sn)
c). jumlah 20 suku
pertama (S20).
Jawab:
a = U1 = 2
b = 5 – 2 = 8 – 5 = 3
a). Un = a + (n – 1) b
= 2 + (n – 1) 3
= 3n – 1
b). Sn = ½ n (2a (n + Un)
= ½ n (a + (3n – 1))
= ½ n (1 + 3n)
= 10 + 600
= 610
3. Gaji seorang
karyawan setiap bulan Rp50.000,00. Jika gaji pertama karyawan tersebut
Rp1.000.000,00, tentukan jumlah gaji selama satu tahun pertama.
Jawab:
a = 1.000.000,00
b = 50.000,00
n = 1 tahun = 12 bulan
Sn = ½ n (2a + (n – 1) b)
S12 = ½ 2(1.000.000) +
(12 – 1) (50.000))
. = 6 (2.000.000 + 11(50.000))
. = 6 (2.550.000)
. =15.300.000
Jadi, jumlah gaji
karyawan tersebut selama setahun adalah 15.300.000,00
c.
Suku Tengah
Barisan Aritmatika
Bentuk umum 2Ut = a +
Un
Ut =
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_Nbx4R16WAWsH86jXUIVV1ugiDQKYoZYK5DS6Isz8wakd4khHQ2IOEks7fctvfsz3miWbyO7rGdG2yeS3T5i-QGSnL-40Nqkz32nEUll0r-uQlayn2XQGrUvAbz5QwDGh1Mo9XZp5nYY/s400/image003.png)
Contoh :
Diketahui suatu barisan
1.
1,5,…..,25
2.
1,11,…..,51
Dari barisan tersebut tentukan suku tengahnya
Jawab
1.
2Ut = a + Un
d.
Sisipan (b’)
b’ = sisipan, k =
bilangan yang disisipkan
contoh :
Diketahui 3,9,15,21 disisipkan
2 bilangan maka tentukan bilngan aritmatika baru
k = 2, b = 6
=
2
Maka barisan aritmatika
barunya adalah 3,5,7,9,11,13,15,17,19,21,23
e.
Barisan Geometri
barisan geometri adalah
suatu barisan bilangan yang setiap suku berikutnya diperoleh dengan mengalikan
suatu bilangan yang besarnya tetap (r = rasio). Apabila diketahui barisan
bilangan:
U1, U2, U3, U4, . . . .
Un
nilai r diperoleh dari:
Rumus suku ke-n barisan
geometri Un = ar(n – 1) dengan, Un :
suku ke-n
a : U1 = suku pertama
r : rasio antara dua suku yang berurutan
n : banyak suku
Contoh :
1. Diketahui suku
barisan geometri: 2, 4, 8, 16, . . . Tentukan suku pertama, rasio, rumus suku
ke-n, dan suku ke-7
Jawab:
Suku pertama (U1) = a =
2
Rasio (r) = = = 2
Rumus suku ke-n
Un = ar(n – 1)
= (2) . (2)(n – 1)
= 21 + n – 1 = 2n
suku ke-7 (u7) = (2)7
=128
Un = ar(n – 1)
= (2) . (2)(n – 1)
= 21 + n – 1 = 2n
suku ke-7 (u7) = (2)7
=128
2. Diketahui barisan
geometri: 27, 9, 3, 1, . . . . Tentukanlah suku pertama, rasio, rumus suku
ke-n, dan suku ke-6.
Jawab:
Suku pertama (U1) = a =
27
Rasio (r) = = =
Rumus suku ke-n
Un = a . r(n – 1)
= (27) .( ¾ ) (n – 1)
= 23 (3-1) (n – 1)
= 33 – n + 1
= 34 – n
suku ke-6 (U6) = 34 – 6
= 3-2 = 1/9
3. Pada tahun 2001
jumlah penduduk suatu kota adalah 500.000 orang./ Jika setia tahun kerena
faktor urbanisasi dan kelahiran penduduk bertambah 2%, tentukanlah jumlah
penduduk pada tahun 2010.
Jawab:
tahun jumlah penduduk
U1 : 2001 500..000
U2 : 2002 500.000 (1+0,02)1
U3 :
2003 500.000 (1+0,02)2
Un 500. 000 (1+0,02)n – 1
Untuk U1 = a 500.000, r
= 2% = maka pada tahun 2010 (U10) diperoleh:
Un = 500.000 (1 +
0,02)n – 1
U10 = 500.000 (1,02)10
– 1
= 500.000 (1,02)9
= 597.546,26
Jadi, jumlah penduduk
pada tahun 2010 adalah 597.546 orang.
f.
Deret Geometri
Penjumlahan suku-suku
dari barisan geometri yang berurutan disebut deret geometri. Seperti pada deret
aritmetika, deret geometri juga dinyatakan dengan Sn, yaitu:
Sn = U1 + U2 + U3 + U4
+ . . . + Un
Sn = a + ar + ar2 + ar3
+ . . . + arn -1
Jika persamaan dikalikan dengan r, maka diperoleh:
r Sn = ar + ar2 + ar3 +
ar4 + . . . + arn -1 + arn .
Sehingga, untuk r <
1, berlaku:
Atau, untuk r > 1,
berlaku:
Dimana, Sn : jumlah n
pertama.
Contoh :
Tentukanlah rasio, suku
ke-10, dan jumlah 10 suku pertama dari deret geometri berikut ini. 3 + 6 + 12 + 24 + . . . .
Jawab:
a = U1 = 3
Un = a . ((n-1)
U10 = (3) . (2)(10-2) = (3) . (2)9 = (3) . (512) = 1.536
Jadi, r = 2, U10 =
1.536, dan S10 = 3.069
2.2 Limit Fungsi
Limit merupakan konsep dasar untuk
materi kalkulus, diferensial, dan integral. Limit, bersama-sama dengan
kalkulus, fungsi, dan sebagainya masuk dalam satu cabang matematika yang
disebut matematika analisis.
Berdasarkan catatan sejarah, analisis bermula diabad
ke 17 yang ditandai dengan ditemukannya kalkulus oleh Newton dan Leibnis pada
abad ke 17 dan ke 18 topik-topik analisis seperti kalkulus, diferensial, dan
analisis fourier berkembang pesat untuk bidang terapan.
Gagasan konsep limit merupakan dasar dalam
pembelajaran kalkulus, diferensial, dan integral. Dalam aplikasinya konsep
limit seringkali digunakan dalam bidang non matematis, misalnya dikatakan
“Produksi maksimum dari suatu mesin”. Secara teoritis ungkapan itu sebetulnya
merupakan limit untuk pencapaian hasil, yang pada prakteknya tidak pernah
tercapai tetapi dapat didekati sedekat dekatnya.
Artinya
limit x mendekati a dari F(x) adalah L
Sifat
sifat umum
Melalui sifat umum tentukan nilai limit :
1.
Menentukan Limit
Melalui Cara Memfaktorkan
Bentuk Umum
Jika hasilnya 0/0 maka persamaan limit tersebut
harus diselesaikan dengan cara disederhanakan atau difaktorkan sehingga
memperoleh nilai yang berbeda.
Contoh soal :
2.
Menentukan F(x)
dalam Limit
Misal :
Jawab :
Maka
3.
Menentukan Limit
dalam Bentuk Akar
Artinya : Limit x mendekati a dari persamaan yang
berbentuk akar salah satunya jika menghasilkan nilai 0/0 maka persamaan limit
tersebut harus disederhanakan dengan cara dikalikan dengan kawan/lawan jenisnya
sehingga menghasilkan nilai yang berbeda.
Contoh :
2.3 Turunan Fungsi
Turunan fungsi ( diferensial ) adalah fungsi lain
dari suatu fungsi sebelumnya, misalnya fungsi f menjadi f' yang mempunyai nilai
tidak beraturan. Konsep turunan sebagai bagian utama dari kalkulus dipikirkan
pada saat yang bersamaan oleh Sir Isaac Newton ( 1642 – 1727 ), ahli matematika
dan fisika bangsa Inggris dan Gottfried Wilhelm Leibniz ( 1646 – 1716 ), ahli
matematika bangsa Jerman. Turunan ( diferensial ) digunakan sebagai suatu alat
untuk menyelesaikan berbagai masalah dalam geometri dan mekanika.
Contoh :
1. Tentukan turunan pertama dari fungsi berikut:
a) f(x) = 5(2x2 + 4x)
b) f(x) = (2x + 3)(5x + 4)
1. Tentukan turunan pertama dari fungsi berikut:
a) f(x) = 5(2x2 + 4x)
b) f(x) = (2x + 3)(5x + 4)
Jawab :
Tentukan turunan pertama dari fungsi berikut:
a) f(x) = 5(2x2 + 4x)
f(x) = 10x2 + 20x
f ‘ (x) = 20x + 20
Tentukan turunan pertama dari fungsi berikut:
a) f(x) = 5(2x2 + 4x)
f(x) = 10x2 + 20x
f ‘ (x) = 20x + 20
b) f(x) =
(2x + 3)(5x + 4)
Urai
terlebih dahulu hingga menjadi
f (x) = 10x2 + 8x + 15x + 12
f (x) = 10x2 + 13x + 12
f (x) = 10x2 + 8x + 15x + 12
f (x) = 10x2 + 13x + 12
Sehingga
f ‘ (x) = 20x + 13
f ‘ (x) = 20x + 13
2. Tentukan turunan dari fungsi-fungsi berikut
a)
|
|
b)
|
|
c)
|
Jawab
a)
|
|
b)
|
|
c)
|
3, Tentukan turunan dari fungsi-fungsi berikut, nyatakan hasil akhir dalam
bentuk akar
Jawab :
a)
|
|
b)
|
|
4. Dengan menggunakan rumus turunan hasil kali fungsi berikut ini
Tentukan
turunan untuk f(x) = (x2 + 2x + 3)(4x + 5)
Jawab :
Misal :
u = (x2 + 2x + 3)
v = (4x + 5)
Misal :
u = (x2 + 2x + 3)
v = (4x + 5)
maka
u ‘ = 2x + 2
v ‘ = 4
u ‘ = 2x + 2
v ‘ = 4
sehingga
penerapan rumus di atas menjadi
5. Diketahui![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigMjT4k2jmbqZKH1-Mtw6r5J8N6H7QXZ6EVtYSf9VKXBqaIrhSmGdI8v8wXktdoPNRBoJJ_o5sr60Jxhr8SvVtZ6K9HtzdLMDkugoS5e0PvJzSWu4d2JsrlmdaoGDt75xh3XTuboTwmdg/s400/image051.png)
Jika f ‘(x) menyatakan turunan pertama f(x), maka f(0) + 2f ‘ (0) =…
Jawab :
Untuk x = 0 maka nilai f(x) adalah
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBdPoKvh2kSXci3avfSMhqKkq-U9oarjtM7QcxE3_r6SJB9dtdSC_sGZDa2SJZSe7eiXGvjOP_G4-qEuKUI0ZDI8gl2mdwploipEPqIwxTv0OLSHphzkJcBb4WcX4SUuKcna4bUQBagR8/s400/image052.png)
Berikutnya menentukan turunan f (x) yang berbentuk hasil bagi fungsi
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKm1_e2mKZLh4VLeCOveuXui_II-RBon0hLSvHOqPisB4Txu32kFDEMI84bzU7tBIob0_pB9mDvmk8D_jqiGz00xC4R61FuMvdmouf7ZoE4Z_rEEe90ZMffJ12YfZwfPr46Nlmxie2uC4/s400/image053.png)
Misal:
u = x2 + 3 -> u’ = 2x
v = 2x + 1 -> v’ = 2
Sehingga
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTsh-vTOUcGIALcy5WDuoGlQrGGqOfBJtPqiJRYvTrqQEb4mf8WX-xb7OL4pCYcCHSKGb0vzeStdG36om9422OHIYNr1OH8usVCPwoAox_uf8DTi8r9YCZJHWY9Y3YSALlKVDJmeKO89c/s400/image054.png)
Untuk nilai x = 0 langsung bisa dimasukkan saja seperti ini
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXe0kNFdc5fKRSBnqNu07aahy8vbQQsTjJ5HipwHBpYUqONrNli8PFJ8cKBpG_GUFnSE5ikJAYDarZ-AYAmJD1ztXYN2fzm4vT56wQwMJuBo7EuHev4O8BVeBY3xcQQYJnG5K2uViTo40/s400/image055.png)
Sehingga f(0) + 2f’ (0) = 3 + 2(−6) = − 9
1.
Menentukan Interval Fungsi Naik dan Fungsi Turun
Dari
grafik diatas dapat dilihat bahwa fungsi f(x) naik pada interval x<a atau x>b dan turun pada interval a<x<b
Selain
dengan melihat secara visual pada grafik, interval naik atau turunnya suatu
fungsi dapat ditentukan dari turunan pertama fungsi tersebut.
- Jika f '(x) > 0 untuk
semua x yang berada pada interval I, maka f naik pada I.
- Jika f '(x) < 0 untuk
semua x yang berada pada interval I, maka f turun pada I.
a. Jika f(x) = x2 − 6x + 8, tentukan interval f(x) naik dan interval f(x) turun!
Jawab :
f '(x) = 2x − 6
f(x) naik ⇒ f '(x) > 0
⇔ 2x − 6 > 0
⇔ 2x > 6
⇔ x > 3
f(x) turun ⇒ f '(x) < 0
⇔ 2x − 6 < 0
⇔ 2x < 6
⇔ x < 3
Jadi f(x) naik pada interval x > 3 dan turun pada interval x < 3.
b. Fungsi f(x) = 2x3 − 3x2 − 36x naik pada interval ...
Jawab :
f '(x) = 6x2 − 6x − 36
f(x) naik ⇒ f '(x) > 0
⇔ 6x2 − 6x − 36 > 0
Pembuat nol :
6x2 − 6x − 36 = 0
x2 − x − 6 = 0
(x + 2)(x − 3) = 0
x = −2 atau x = 3
Jadi f(x) naik pada interval x < −2 atau x > 3
c. Fungsi f(x) = x4 − 8x3 + 16x2 + 1 turun pada interval ...
Jawab :
f '(x) = 4x3 − 24x2 +
32x
f(x) turun ⇒ f '(x) < 0
⇔ 4x3 − 24x2 + 32x < 0
Pembuat nol :
⇔ x3 − 6x2 + 8x = 0
⇔ x (x2 − 6x + 8) = 0
⇔ x (x − 2)(x − 4) = 0
⇔ x = 0 atau x = 2 atau x =4
f(x) turun ⇒ f '(x) < 0
⇔ 4x3 − 24x2 + 32x < 0
Pembuat nol :
⇔ x3 − 6x2 + 8x = 0
⇔ x (x2 − 6x + 8) = 0
⇔ x (x − 2)(x − 4) = 0
⇔ x = 0 atau x = 2 atau x =4
Jadi f(x) turun pada interval x<0 atau 2<x<4
2.
Persamaan Garis Singgung Kurva
Persamaan
garis yang melalui titik (x1,y1) dengan gradien m adalah : y−y1=m(x−x1)
Sebagai contoh, persamaan garis yang melalui titik (1,4) dengan m = 3 adalah
Sebagai contoh, persamaan garis yang melalui titik (1,4) dengan m = 3 adalah
y − 4 =
3(x − 1)
y − 4 = 3x − 3
y = 3x + 1
y − 4 = 3x − 3
y = 3x + 1
Gradien
dari persamaan garis :
- y = ax + b
⇒ m = a
- ax + by + c = 0
⇒ m = −ab
Contoh :
- y = −2x + 1 ⇒ m
= −2
- 6x − 2y + 3 =
0 ⇒ m = −6−2 = 3
Gradien garis yang melalui titik (x1,y1) dan (x2,y2) adalah :
m=y2−y1x2−x1
Gradien garis yang membentuk sudut α terhadap sumbu-x positif adalah :
m=tanα
Gradien Garis A dan B :
- Sejajar : mA=mB
- Tegak lurus : mA⋅mB=−1
Misalkan garis g menyinggung kurva y = f(x) di
titik (x1,y1). Persamaan garis singgung kurva
di titik tersebut adalah y−y1=m(x−x1)
dengan m=f′(x1)
1. Persamaan garis singgung kurva y=x2+2x dititik (1,3) adalah ...
Jawab :
Titik singgung : (1, 3)
f(x) = x2 + 2x ⇒ f '(x) = 2x + 2
m = f '(1) = 2(1) + 2 = 4
⇒ m = 4
PGS di titik (1, 3) dengan m = 4 adalah
y − 3 = 4(x − 1)
y − 3 = 4x − 4
y = 4x − 1
Jawab :
Titik singgung : (1, 3)
f(x) = x2 + 2x ⇒ f '(x) = 2x + 2
m = f '(1) = 2(1) + 2 = 4
⇒ m = 4
PGS di titik (1, 3) dengan m = 4 adalah
y − 3 = 4(x − 1)
y − 3 = 4x − 4
y = 4x − 1
2. Persamaan garis singgung kurva y=2x−3x2 di titik dengan absis 2 adalah
Jawab :
Absis (x)
= 2
y =
2x − 3x2
y
= 2(2) − 3(2)2
y = −8
y = −8
Titik
singgung : (2, −8)
f(x) =
2x − 3x2 ⇒ f '(x) = 2 − 6x
m = f
'(2) = 2 − 6(2) = −10
⇒ m = −10
⇒ m = −10
PGS di
titik (2, −8) dengan m = −10 adalah
y − (−8)
= −10(x − 2)
y +
8 = −10x + 20
y = −10x + 12
y = −10x + 12
3. Persamaan garis singgung kurva
y=2√x di titik dengan ordinat 2 adalah
Jawab :
Ordinat (y) = 2
y = 2√x
2 = 2√x
1 = √x
x = 1
Titik singgung : (1, 2)
f(x) = 2√x ⇒ f '(x) = 1√x
m = f '(1) = 1√1
⇒ m = 1
PGS di titik (1, 2) dengan m = 1 adalah
y − 2 = 1(x − 1)
y − 2 = x − 1
y = x + 1
4. Persamaan garis singgung kurva y=x2+5 yang sejajar dengan garis 2x−y+3=0 adalah
Ordinat (y) = 2
y = 2√x
2 = 2√x
1 = √x
x = 1
Titik singgung : (1, 2)
f(x) = 2√x ⇒ f '(x) = 1√x
m = f '(1) = 1√1
⇒ m = 1
PGS di titik (1, 2) dengan m = 1 adalah
y − 2 = 1(x − 1)
y − 2 = x − 1
y = x + 1
4. Persamaan garis singgung kurva y=x2+5 yang sejajar dengan garis 2x−y+3=0 adalah
Jawab :
Misalkan
:
m1 = gradien garis
m2 = gradien garis singgung
2x − y + 3 = 0 ⇒ m1 = 2
m1 = gradien garis
m2 = gradien garis singgung
2x − y + 3 = 0 ⇒ m1 = 2
Sejajar :
m1 = m2
⇒ m2 =
2
f(x) = x2 +
5 ⇒ f '(x) = 2x
m2 = f
'(x)
2 = 2x
x = 1
y = x2 + 5
y = x2 + 5
y = (1)2 +
5
y = 6
y = 6
Titik singgung : (1, 6)
PGS di
titik (1, 6) dengan m2 = 2 adalah
y − 6
= 2(x − 1)
y =
2x − 2 + 6
y = 2x + 4
y = 2x + 4
5. Persamaan garis singgung kurva
y=3−x2 yang tegak lurus terhadap garis 4y=x+1 adalah
Jawab :
Misalkan
:
m1 = gradien garis
m2 = gradien garis singgung
m1 = gradien garis
m2 = gradien garis singgung
4y =
x + 1 ⇒ m1 = 14
Tegak
lurus : m1 . m2 = −1
14 . m2 = −1
⇒ m2 = −4
14 . m2 = −1
⇒ m2 = −4
f(x) = 3 − x2 ⇒ f '(x) = −2x
m2 = f
'(x)
−4
= −2x
x = 2
y = 3 − x2
y = 3 − x2
y =
3 − (2)2
y = −1
y = −1
Titik singgung : (2, −1)
PGS di
titik (2, −1) dengan m2 = −4 adalah
y − (−1)
= −4(x − 2)
y +
1 = −4x + 8
y = −4x + 7
y = −4x + 7
BAB 3
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Dalam
semua materi ini limit fungsi, serta turunan fungsi materi yang sambung
menyambung unyuk itu perlu dipelajari dasarnya terlebih dahulu agar mudah
dipahami
3.2Saran
Dalam bab ini perlu konsep-konsep dasar yang harus diketahui
terlebih dahulu agar lebih paham materi selanjunya
DAFTAR PUSTAKA
No comments :
Post a Comment