Pages

Friday, May 20, 2016

Menunjukan Kesalahan Penggunaan, Menggunakan, dan Memperbaiki Kesalahan Penggunaan Ejaan dan Tanda Baca

Menunjukan Kesalahan Penggunaan, Menggunakan, dan Memperbaiki Kesalahan Penggunaan Ejaan dan Tanda Baca
Menyunting dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti menyiapkan naskah siap cetak atau siap untuk diterbitkan dengan memperhatikan segi sistematik penyajian, isi, dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi atau pilihan kata, dan struktur kalimat). Dari definisi tersebut terkandung pengertian bahwa menyunting adalah kegiatan memeriksa dan memperbaiki naskah.
    Menyunting dapat dilakukan dengan memperhatikan unsur-unsur berikut.
1.    Ketepatan Penulisan Huruf Kapital
Pedoman penulisan huruf kapital yang sering digunakan dalam soal Ujian Nasional sesuai EyD sebagai berikut.
a.    Huruf kapital digunakan sebagai penanda awal kalimat.
b.    Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan diikuti nama orang.
c.    Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat diikuti nama orang atau dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
d.    Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari raya, dan peristiwa sejarah.
e.    Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama geografi.
f.    Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
g.    Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama semua kata (termasuk kata ulang sempurna) nama judul buku, majalah, surat kabar, dan makalah, kecuali kata tugas dan kata penghubung.
h.    Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang digunakan dalam penyapaan atau pengacuan.
2.    Ketepatan Penggunaan Huruf Miring
a.    Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
b.    Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.
c.    Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan yang bukan bahasa Indonesia.
3.    Ketepatan Penggunaan Tanda Baca
Tanda baca digunakan untuk memperjelas dan mempertegas isi bacaan yang disampaikan kepada pembaca. Fungsi tanda baca sering digunakan dalam kalimat soal Ujian Nasional seperti berikut.
a.    Tanda baca baca titik (.) digunakan pada akhir kalimat bukan pertanyaan atau seruan.
b.    Tanda koma (,) digunakan di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan, memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya, atau memisahkan petikan langsung dari bagian lain dari kalimat.
c.    Tanda petik (“…”) digunakan untuk mengapit petikan lngsung berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
d.    Tanda baca titik dua (:) digunakan pada akhir suatu pertanyaan lengkap diikuti rangkaian atau pemerian.
e.    Tanda hubung (-) digunakan untuk menyambung unsur-unsur kata ulang, merangkaikan se- dengan kata awal berhuruf kapital, ke- dengan angka, angka dengan –an singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan nama jabatan lengkap.

Perbandingan Pola Pengembangan dan Penggunaan Bahasa dalam Cerpen dan Fabel

Perbandingan Pola Pengembangan dan Penggunaan Bahasa dalam Cerpen dan Fabel
    Alur (plot) merupakan bagian dari unsur intrinsik suatu karya sastra. Alur merupakan pola pengembangan cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab akibat. Akan tetapi, pola pengembangan cerita suatu cerpen atau fabel tidaklah seragam.
    Alur dapat dikategorikan dalam dua kategori, yaitu kronologis dan tak kronologis. Alur berkategori kronologis adalah alur lurus atau maju, disebut progresif. Alur berkategori tak kronologis adalah sorot balik (flash-back), mundur, disebut regresif. Alur lurus atau maju jika peristiwa-peristiwa yang dikisahkan bersifat kronologis. Peristiwa pertama diikuti oleh peristiwa-peristiwa kemudian. Alur sorot balik jika cerita tidak dimulai dari tahap awal, tetapi mungkin dari tahap tengah atau bahkan tahap akhir, baru kemudian tahap awal cerita dikisahkan. Karya yang beralur jenis ini langsung menyuguhkan adegan-adegan konflik, bahkan konflik yang telah meruncing. Alur campuran, secara garis besar dalam cerita terdapat alur maju, tetapi di dalamnya sering terdapat adegan-adegan sorot balik.
    Alur atau plot dibedakan ke dalam beberapa tahapan. Secara umum tahapan alur dibagi dalam bagian-bagian berikut.
1.    Tahap penyituasian (situation)
Dalam bagian ini, pengarang memperkenalkan para tokoh serta menata adegan dan hubungan antartokoh. Tahap ini merupakan tahap pembukaan cerita, pemberian informasi awal.
2.    Tahap pemunculan konflik (generating circumstances)
Konflik atau masalah-masalah dalam tahap ini mulai dimunculkan. Jadi, tahap ini merupakan tahap awal munculnya konflik. Konflik tersebut akan berkembang atau dikembangkan menjadi konflik-konflik pada tahap berikutnya.
3.    Tahap peningkatan konflik (rising action)
Konflik yang telah dimunculkan pada tahap sebelumnya semakin berkembang dan dikembangkan kadar intensitasnya. Peristiwa-peristiwa dramatik yang menjadi inti cerita semakin mencekam dan menegangkan.
4.    Tahap klimaks (climax)
Konflik yang dialami para tokoh cerita mencapai titik intensitas puncak. Klimaks sebuah cerita akan dialami oleh tokoh utama yang berperan sebagai pelaku dan penderita terjadinya konflik utama.
5.    Tahap penyelesaian (denouement)
Konflik yang telah mencapai klimaks diberi penyelesaian, ketegangan dikendorkan. Kemudian, cerita diakhiri.
Selain alur, pola pengembangan cerita dapat berupa cerita dalam bentuk dialog atau narasi. Pola pengembangan cerita juga dapat berupa penyebutan tokoh.
Bahasa dalam cerpen dan fabel akan berbeda. Cerpen biasanya menggunakan bahasa pop sesuai tuntutan zaman. Sementara itu, bahasa yang digunakan dalam fabel menggunakan bahasa Melayu dan bahasa Indonesia.
Ada beberapa pengarang cerpen menggunakan bahasa lokal tempat ia berasal. Pemilihan bahasa tersebut menandakan kekhasan pengarang cerpen tersebut. Sebagai contoh sastrawan Umar Kayam dalam cerpennya sering diselipi penggunaan istilah bahasa Jawa.

Ringkasan Isi Teks

Ringkasan Isi Teks
Ringkasan juga disebut rangkuman. Ringkasan adalah penyajian bacaan dalam bentuk singkat dengan mempertahankan urutan isi dan sudut pandang pengarang bacaan asli.
Langkah-langkah membuat ringkasan bacaan sebagai berikut.
1.    Membaca bacaan atau karangan asli untuk mengetahui kesan umum, maksud pengarang, dan sudut pandangnya.
2.    Mencatat gagasan utama setiap paragraf dalam bacaan.
3.    Menyusun ringkasan dengan menyusun gagasan utama bacaan menjadi satu paragraf.
4.    Membaca paragraf ringkasan dan memperbaiki atau menyuntingnya jika terdapat kesalahan.

Larutan Asam, Basa, dan Garam

Larutan Asam, Basa, dan Garam
Zat-zat di sekitar kita dapat dikelompokkan ke dalam asam, basa, dan garam.
1.    Asam
Asam mempunyai sifat-sifat sebagai berikut.
a.    Mempunyai rasa masam
b.    Bersifat korosif
c.    Mengubah warna kertas lakmus biru menjadi merah
d.    Bereaksi dengan beberapa logam menghasilkan gas hydrogen
Logam + asam = garam + gas hydrogen
e.    Bereaksi dengan senyawa logam karbonat menghasilkan gas karbon dioksida
Logam karbonat + larutan asam = garam + karbon dioksida + air
f.    pH < 7
2.    Basa
Basa mempunyai sifat-sifat sebagai berikut.
a.    Mempunyai rasa pahit
b.    Bersifat kaustik (merusak kulit)
c.    Terasa licin jika mengenai kulit
d.    Mengubah warna kertas lakmus merah menjadi biru
e.    pH > 7
3.    Garam
Garam dapat terbentuk dari reaksi asam dengan basa. Reaksi ini disebut reaksi penggaraman (netralisasi). Contoh reaksi netralisasi adalah pengobatan sakit mag. Asam lambung yang meningkat dinetralkan dengan obat yang bersifat basa. Reaksi penggaraman dan garam yang terbentuk bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Contoh zat yang termasuk garam yaitu natrium klorida (NaCI), dikenal dengan garam dapur dan kalium klorida (KCI) yang digunakanuntuk bahan pembuatan pupuk.
4.    Indikator Asam dan Basa
Indikator asam dan basa adalah bahan yang dapat memberikan warna berbeda saat diteteskan atau dicelupkan ke dalam larutan asam atau basa. Ada beberapa macam indikator asam dan basa yaitu indikator alami, indikator buatan, pH-meter, dan indikator universal.
a.    Indikator Alami
Indikator alami berasal dari ekstrak daun, bunga, atau bagian lain dari tanaman. Misal tanaman kubis merah mempunyai warna asli ungu atau merah lembayung. Ketika diteteskan ke dalam larutan asam, warna indikator kubis merah akan berubah menjadi merah muda. Jika diteteskan ke dalam larutan basa, warna indikator kubis merah akan berubah menjadi hijau.
b.    Indikator Buatan
Indikator buatan merupakan indikator yang sengaja dibuat untuk keperluan pengujian larutan asam, basa, atau garam. Indikator buatan meliputi kertas lakmus, metil merah, metil jingga, fenolftalein, dan bromtimol biru. Kertas lakmus dalam larutan asam akan berubah warna menjadi merah, sedangkan dalam larutan basa akan berubah warna menjadi biru.
c.    pH-meter
pH-meter dapat digunakan untuk mengetahui tingkat keasaman atau kebasaan suatu larutan melalui pengukuran harga pH larutan tersebut. pH-meter merupakan alat yang akurat untuk menentukan nilai pH karena nilai pH langsung dapat dibaca pada layar pH-meter.
d.    Indikator Universal
Indikator universal terdapat dalam bentuk kertas pH. Setiap satu paket kertas pH terdiri atas beberapa deretan warna, setiap warna sesuai dengan harga pH tertentu

Unsur, Senyawa, Campuran, dan Pemisahan Campuran

Unsur, Senyawa, Campuran, dan Pemisahan Campuran
Benda-benda di sekitar kita tersusun atas unsur-unsur. Selain dalam bentuk unsur, beberapa benda berada dalam bentuk senyawa dan campuran. Campuran dapat dipisahkan melalui metode tertentu sesuai sifat komponen dalam campuran.
1.    Unsur, Senyawa, dan Campuran
a.    Unsur
Unsur adalah zat yang tidak dapat diuraikan menjadi zat yang lebih sederhana secara kimia biasa. Unsur terdiri atas satu macam atom. Lambang unsur ditulis dengan dua cara sebagai berikut.
1)    Menggunakan satu huruf terdepan dari nama ilmiah dan ditulis dengan huruf kapital. Contoh unsur karbon (carbonium) dilambangkan C.
2)    Menggunakan dua huruf dari nama ilmiah, huruf pertama ditulis dengan huruf kapital, diikuti huruf kedua dengan huruf kecil. Contoh unsur natrium dilambangkan Na.
Berdasarkan sifatnya, unsur dibedakan menjadi unsur logam dan unsur nonlogam.
1)    Unsur logam mempunyai ciri dapat ditempa dan direnggangkan, mengilap jika digosok, memilki titik didih dan titik leleh tinggi, konduktor listrik dan panas, serta berwujud padat pada suhu kamar (kecuali raksa). Contoh unsur logam antara lain besi, emas, krom, natrium, dan timah.
2)    Unsur nonlogam bersifat rapuh dan tidak dapat ditempa, umumnya memiliki titik didih dan titik leleh rendah, umumnya bermassa jenis rendah, bersifat bukan konduktor (kecuali grafit), tidak mengilap meskipun digosok (kecuali intan), dan dapat berwujud padat, cair, maupun gas. Contoh unsur nonlogam yaitu belerang, fosfor, oksigen, fluor, dan helium.
Unsur-unsur tersebut dikelompokkan sesuai sifat dan kemiripan satu sama lain dalam Sistem Periodik UNsur (SPU).
b.    Senyawa
Senyawa adalah zat tunggal yang terbentuk dari dua unsur atau lebih. Ciri-ciri senyawa sebagai berikut.
1)    Senyawa terbentuk dari gabungan unsur melalui reaksi kimia.
2)    Unsur penyusun senyawa bergabung dengan perbandingan tertentu.
3)    Unsur-unsur penyusun senyawa kehilangan sifat asalnya sehingga senyawa mempunyai sifat baru yang berbeda.
4)    Senyawa dapat diuraikan menjadi unsur penyusunnya dengan cara kimia.
5)    Pembentukan senyawa melibatkan energy.
Penanaman senyawa tergantung pada jenis senyawanya. Tata nama senyawa sebagai berikut.
1)    Senyawa biner unsur nonlogam
Subskrip unsur 1 diikuti nama unsur 1 + subskrip unsur 2 diikuti nama unsur 2. Subskrip disebutkan dalam bahasa Yunani yaitu mono, di, tri, dan seterusnya.
Contoh :
CO₂ : karbon dioksida (kata “mono”pada unsur 1 tidak perlu disebutkan)
2)    Senyawa biner unsur logam dengan unsur nonlogam
Nama unsur logam + nama unsur nonlogam + ida
Contoh :
NaCI : natrium klorida
3)    Senyawa asam dan basa
Nama senyawa asam diawali dengan kata “asam” diikuti sisa asamnya. Misal HCI adalah asam klorida.
Nama senyawa basa diawali dengan menyebutkan sisa basa diikuti kata “hidroksida”. Misal KOH adalah kalium hidroksida.
c.    Campuran
Campuran merupakan gabungan beberapa komponen. Ciri-ciri campuran sebagai berikut.
1)    Terdiri atas dua jenis zat tunggal atau lebih.
2)    Mempunyai sifat asalnya.
3)    Terbentuk melalui perubahan fisika.
4)    Tidak mempunyai komposisi tetap.
5)    Komponen-komponen penyusunnya dapat dipisahkan secara fisika.
Contoh campuran adalah campuran pasir dengan besi.
Campuran antara zat terlarut dengan zat pelarut dibedakan menjadi campuran homogen (larutan), koloid, dan campuran heterogen (suspensi)
1)    Campuran homogen (larutan) tersusun atas zat terlarut dan zat pelarut dengan ukuran partikel hampir sama. Ukuran partikel larutan kurang dari 10ˉ⁷ cm . Campuran homogen tercampur sempurna, terlihat bening, tembus cahaya, dan tidak ada endapan.
2)    Koloid merupakan campuran yang ukuran partikel zta terlarutnya berada di antara larutan dan suspensi. Koloid mempunyai ukuran partikel 10ˉ⁷ - 10ˉ⁵ cm.
3)    Campuran heterogen (suspensi) tersusun atas zat terlarut dan zat pelarut yang berbeda ukuran partikel dan massa jenisnya. Ukuran partikel dalam suspensi lebih dari 10ˉ⁵ cm. campuran heterogen tidak tercampur merata, terlihat keruh, tidk tembus cahaya, dan membentuk endapan.
2.    Pemisahan Campuran
Pemisahan campuran secara fisika dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut.
a.    Metode Filtrasi (Penyaringan)
Metode filtrasi merupakan pemisahan campuran berdasarkan perbedaan ukuran partikel komponen penyusunnya. Hasil penyaringan diperoleh filtrat (hasil penyaringan) dan residu (sisa penyaringan/ampas). Misal pemisahan pasir dengan tanah.
b.    Metode Evaporasi (Penguapan)
Evaporasi adalah proses pemisahan zat padat dari larutannya dengan cara menguapkan pelarutnya. Misal pemisahan garam dari air laut.
c.    Metode Kristalisasi
Kristalisasi adalah proses pembentukan Kristal zat terlarut dalam larutan dengan konsentrasi tinggi (sangat kental) saat melewati titik jenuhnya. Misal pembentukan gula batu.
d.    Metode Kromatografi
Kromatografi adalah cara pemisahan campuran berdasarkan kelarutan setiap komponen di antara dua fase berbeda, yaitu fase gerak dan fase diam. Misal pemisahan zat warna dalam tinta.
e.    Metode Distilasi
Distilasi adalah cara pemisahan komponen dalam campuran berdasarkan perbedaan titik didih komponen-komponen penyusunnya. Misal pemisahan alkohol dari air.
f.    Metode Atraksi Magnetik
Metode atraksi magnetik merupakan cara pemisahan campuran berdasarkan perbedaan sifat kemagnetan komponen penyusunnya. Misal pemisahan serbuk besi dari tanah.
g.    Metode Sublimasi
Metode sublimasi adalah cara pemisahan campuran berdasarkan perbedaan sifat menyublim komponen-komponennya. Misal pemisahan kapur barus dari pengotornya.
h.    Metode Ekstraksi
Ekstraksi adalah proses pemisahan campuran berdasarkan perbedaan massa jenis antara komponen penyusun campuran. Misal pemisahan kloroform dengan eter.

Penyebab Kucing Meregangkan Tubuh

Penyebab Kucing Meregangkan Tubuh

Jika ada lomba peregangan tubuh, maka sudah pasti kucinglah pemenangnya. Jika sering memperhatikan kucing, pasti Anda akan menyadari bahwa kucing suka sekali meregangkan tubuhnya. Apa yang menyebabkan kucing hobi meregangkan tubuhnya ? Menurut Andrew Cuff dari Royal Veterinary College di London, alasannya tidak jauh beda dengan alasan manusia meregangkan tubuh, yaitu karena terasa enak dan memberi efek meningkatkan aliran darah. “Kucing meregangkan tubuh untuk membuat otot-otot mereka bergerak lagi setelah otot mereka tidak bergerak saat mereka duduk atau tertidur,” ucap Cuff seperti yang dilansir dari live science. Umumnya, seekor kucing tidur selama 12 sampai 16 jam. Saat manusia tertidur, otak melumpuhkan sebagian besar otot-otot tubuh untuk mencegah tubuh bereaksi pada mimpi. Hal sama juga terjai pada kucing, otot-otot mereka dilumpuhkan agar mereka tidak melakukan terlalu banyak gerakan, misalnya saja berjalan sambil tidur. “Meregangkan tubuh mengaktifkan semua otot dan meningkatkan tekanan darah, yang juga meningkatkan aliran darah di otot dan juga otak. Ini membantu kita untuk bangun dan lebih waspada,” ujar Cuff.

Kata dan Kalimat

Kata dan Kalimat

1.    Kata Baku
Kata baku merupakan kata yang cara pengucapan atau penulisannya sesuai dengan kaidah-kaidah standar yang dibakukan. Kaidah standar yang dimaksud dapat berupa:
a.    Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EyD)
b.    Tata bahasa baku
c.    Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Sementara itu, kata tidak baku adalah kata yang cara pengucapan atau penulisannya tidak memenuhi kaidah-kaidah standar tersebut.
2.    Kata Serapan
Dalam pekembangannya bahasa Indonesia mengambil unsur atau kata dari bahasa lain, seperti bahasa daerah atau bahasa asing. Sudah banyak kosakata dari bahasa asing dan daerah yang digunakan dalam bahasa Indonesia. Terlebih dahulu kata-kata itu disesuaikan dengan kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia, baik itu dalam aspek pengucapan maupun penulisannya. Kata-kata seperti itulah yang dinamakan kata-kata serapan.
Masuknya kata-kata serapan dalam bahasa Indonesia ditempuh dengan berbagai cara sebagai berikut.
a.    Cara adopsi, terjadi apabila pemakai bahasa mengambil bentuk dan makna kata asing itu secara keseluruhan. Kata supermarket, plaza, mal, dan hotdog adalah contoh kata hasil penyerapan dari cara adopsi.
b.    Cara adaptasi, terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil makna asing itu, sedangkan ejaan dan cara penulisannya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia. Kata-kata reformasi, pluralisasi, akseptabilitas, dan maksimal adalah contoh kata serapan adaptasi.
c.    Cara penerjemahan, terjadi apabila pemakai bahasa mengambil konsep yang terkandung dalam bahasa asing itu. Kemudian, kata tersebut dicari padanannya dalam bahasa Indonesia. Kata-kata seperti percepatan, proyek rintisan, dan uji coba adalah kata-kata yang lahir karena proses penerjemahan dari bahasa Inggris overlap, acceleration, pilot project, dan tryout.
d.    Cara kreasi, terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil konsep dasar yang ada pada sumbernya. Kemudian, ia mencari padanannya dalam bahasa Indonesia. Meskipun sekilas mirip penerjemahan, cara terakhir ini memiliki perbedaan. Cara kreasi tidak menuntut bentuk fisik yang mirip seperti penerjemahan. Mungkin saja kata yang dalam bahasa aslinya itu sendiri terdiri atas satu kata, dalam bahasa Indonesianya menjadi dua kata atau lebih. Contohnya effective menjadi berhasil guna, shuttle menjadi ulang alik, dan spare parts menjadi suku cadang.
3.    Kata Ulang
Kata ulang merupakan kata yang dihasilkan dari proses reduplikasi atau pengulangan. Proses pengulangan merupakan proses pembentukan kata dengan mengulang kata dasarnya baik secara utuh atau sebagian, dengan variasi fonem atau tidak. Bentuk dasar tersebut dapat berupa kata dasar, kata berimbuhan, atau kata majemuk. Proses pembentukan kata melalui reduplikasi pada dasarnya tidak mengubah jenis kata.
Dalam bahasa Indonesia terdapat empat macam pengulangan. Macam-macam pengulangan sebagai berikut.
a.    Pengulangan utuh (seluruhnya)
Pengulangan utuh merupakan proses pengulangan yang mengulang seluruh bentuk dasar.
b.    Pengulangan sebagian
Pengulangan sebagian merupakan proses pengulangan yang mengulang sebagai bentuk dasar, baik di depan maupun di belakang. Pengulangan sebagian dibagi menjadi dua yaitu dwipurwa dan dwiwasana. Dwipurwa adalah proses pengulangan bentuk dasar dengan mengulang suku kata pertama bentuk dasarnya saja.
c.    Pengulangan berimbuhan
Pengulangan berimbuhan merupakan proses pengulangan menambah imbuhan.
d.    Pengulangan berubah bunyi
Pengulangan berubah bunyi adalah proses pengulangan yang mengulang seluruh bentuk dasar disertai dengan perubahan bunyi atau fonem. Perubahan bunyi tersebut dapat berupa perubahan bunyi baik baik vokal maupun konsonan. Proses pengulangan dengan mengubah bunyi disebut pula dwilingga salin suara.
Selain keempat jenis pengulangan tersebut, bahasa Indonesia mengenal pengulangan semu. Hasil pengulangan semu tersebut disebut kata ulang semu. Dilihat dari bentuknya kata ulang semu termasuk kata ulang. Namun, kata ulang semu bukan termasuk kata ulang karena tidak ada unsur yang diulang. Kata tersebut merupakan kata dasar.
Dalam proses pembentukan kata, kata ulang memiliki beberapa makna. Makna kata ulang sebagai berikut.
a.    ‘menyatakan banyak’
b.    ‘menyatakan banyak tak tentu’
c.    ‘menyatakan intensitas, menyangatkan, atau mengeraskan arti’
d.    ‘menyatakan sungguh-sungguh atau intensif’
e.    ‘menyatakan tingkat yang paling tinggi’
f.    ‘menyatakan agak’
g.    ‘menyatakan berulang-ulang’
h.    ‘menyatakan saling/berbalasan/resiprokal’
i.    ‘menyatakan perbuatan yang dilakukan dengan sama’
j.    ‘menyatakan makna menyerupai atau tiruan’
k.    ‘menyatakan tak bersyarat atau meskipun’
l.    ‘menyatakan segala sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan yang disebut kata dasarnya’
Kalimat harus disusun secara efektif. Syarat kalimat efektif yaitu logis, hemat, dan padu. Struktur kalimat baik harus mengandung unsur S-P (subjek-predikat). Kalimat efektif ditandai kejelasan fungsi kata, kelogisan kalimat, penggunaan tepat kata ganti, dan keefisienan (penggunaan kata tidak mubazir).
Paragraf merupakan bagian dari wacana yang merupakan satu kesatuan. Paragraf adalah rangkaian kalimat yang saling berhubungan dan membentuk satu kesatuan pokok pembahasan. Paragraf merupakan satuan bahasa yang lebih besar daripada kalimat. Meskipun demikian, paragraf masih merupakan bagian dari satuan bahasa lainnya yang disebut wacana umumnya dibentuk lebih dari satu paragraf.
Paragraf yang baik harus memenuhi kriteria berikut.
a.    Memiliki satu ide pokok atau satu pikiran utama dan beberapa pikiran penjelas.
b.    Antarkalimat saling bertautan (berkoherensi) sehingga membentuk satu kesatuan. Koherensi perlu penataan urutan kalimat yang sistematis. Tanpa urutan baik, koherensi tidak akan kita peroleh. Penanda koherensi antara lain pengulangan kata/frasa kunci, kata ganti, konjungsi antarkalimat, dan situasi. Konjungsi antarparagraf pada dasarnya sama dengan konjungsi antarkalimat.