LAPORAN HASIL
PRAKTIKUM
“TITRASI ASAM BASA”
DISUSUN UNTUK
MEMENUHI TUGAS MATA PELAJARAN KIMIA
KELOMPOK : XI MIPA 5
·
MUHAMMAD RAIHAN
INDRAGUNA
SMA NEGERI 2
CIAMIS
Pemerintahan Kabupaten Ciamis
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Jln. K.H. A. Dahlan No. 2 tlp. 771709 Ciamis
Tahun Pelajaran 2017/2018
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan
mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat, serta karunianya,
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan sederhana ini.
Selain
itu saya mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu selaku wali kelas XI
IPA 5.
2. Ibu selaku guru mata pelajaran Kimia.
Laporan
ini disusun dalam rangka memenuhi tugas pelajaran Kimia. Kami menyadari bahwa
penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya laporan
ini.
Semoga
dengan adanya laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat dijadikan
acuan untuk membuat laporan lebih baik lagi kedepannya.
Ciamis, 13 Februari 2018
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................... 2
DAFTAR ISI...................................................................................... 3
BAB 1
PEDAHULUAN.................................................................... 4
1.1
Latar
Belakang.................................................................................................. 4
1.2
Tujuan 4
1.3
Manfaat 4
BAB 2 KAJIAN
PUSTAKA............................................................. 5
2.1 Landasan Teori......................................................................... 5
BAB 3 METODOLOGI
PENELITIAN........................................... 6
3.1 Alat dan Bahan......................................................................... 6
3.2 Cara Kerja................................................................................. 6
BAB 4 HASIL
PENELITIAN........................................................... 7
4.1 Pembahasan.............................................................................. 7
BAB 5 PENUTUP.............................................................................. 8
5.1
Kesimpulan 8
5.2
Saran 8
LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................ 9
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar
Belakang
Dalam
menentukan kadar asam cuka, emtode titrasi yang digunakan adalah titrasi asam
basa. Titrasi asam basa adalah penentuan kadar suatu larutan basa dengan
larutan asam yang diketahui kadarnya atau sebaiknya, dengan didasarkan pada
reaksi netralisasi.
Titrasi
harus dilakukan hingga mencapai titik ekivalen, yaitu keadaan dimana asam dan
basa tepat habis bereaksi secara stoikiometri. Titik ekivalen umumnya dapat
ditandai dengan perubahan warna dari indikator.
1.2Tujuan
a.
Untuk menentukan kadar cuka dapur atau menentukan
konsentrasi suatu larutan asam.
b.
Untuk menentukan persentasi cuka dapur serta cuka yang
sudah tercampur oleh air dengan bantuan PP
1.3Manfaat
Dengan
adanya percobaan/penelitian yang dilakukan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan
siswa menjadi lebih bertambah dalam menentukan konsentrasi asam/basa dari suatu
larutan yang diujikan sehingga diharapkan dapat bermanfaat pada kehidupan
sehari-hari.
BAB
2
KAJIAN
PUSTAKA
2.1
Landasan Teori
Titrasi merupakan suatu metode
untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah
diketahui konsentrasinya. Titrasi asam-basa adalah titrasi yang melibatkan asam
maupun basa sebagai titer (zat yang telah diketahui konsentrasinya) maupun
titrant (zat yang akan ditentukan kadarnya) dan berdasarkan reaksi penetralan
asam-basa. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa yang
telah diketahui kadarnya, dan sebaliknya kadar larutan basa dapat diketahui
dengan menggunakan larutan asam yang diketahui kadarnya. Titik ekuivalen yaitu
pH pada saat asam dan basa (titrant dan titer) tepat ekuivalen atau secara
stoikiometri tepat habis bereaksi. Titrasi yang menyandarkan pada jumlah volume
larutan disebut titrasi volumetri.
Secara teknis, titrasi
dilakukan dengan cara mereaksikan sedikit demi sedikit larutan penitrasi
melalui buret, ke dalam larutan yang akan dititrasi dalam labu Erlenmeyer.
Kondisi pada saat terjadi perubahan warna indikator disebut titik akhir
titrasi. Titik akhir titrasi diharapkan mendekati titik ekuivalen titrasi,
yaitu kondisi pada saat larutan asam habis bereaksi dengan larutan basa. Penderajatan
antara titik akhir titrasi dan titik ekuivalen titrasi bergantung pada pH
perubahan warna dari larutan indikator. Jika perubahan warna indikator terletak
pada pH titik ekuivalen, maka titik akhir titrasi sama dengan titik ekuivalen.
Akan tetapi, jika perubahan warna terjadi setelah penambahan larutan penitrasi
yang berlebih, maka titik akhir titrasi berbeda dengan titik ekuivalen.
Perbedaan antara titik titrasi dengan titik ekuivalen disebut kesalahan
titrasi. Besar kecilnya kesalahan titrasi ditentukan oleh pemilihan indikator. Jika
indikator yang digunakan tepat, maka kesalahan titrasinya kecil. Titrasi asam
oleh basa kuat dan sebaliknya mempunyai titik ekuivalen pada pH 7. Titik
ekuivalen titrasi asam lemah oleh basa kuat terjadi pada pH antara 8 dan 9.
Sementara titik ekuivalen titrasi basa lemah oleh asam kuat berada pada pH
asam.
Jenis-jenis titrasi asam-basa
1.
Asam kuat-basa kuat
2.
Asam kuat-basa lemah
3.
Asam lemah-basa kuat
4.
Asam kuat-garam dari asam lemah
5.
Basa kuat-garam dari basa lemah.
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
Alat dan Bahan yang digunakan :
Bahan
:
1.
Air
2.
NAOH 0,1 M
3.
PP (Indikator Penok Talein)
4.
Cuka Dapur “diksi”
Alat
:
1.
Buret
2.
Klem dan statif
3.
Gelas elemeyer
4.
Gelas ukur
5.
Gelas kimia
6.
Air suling
3.2 Cara Kerja
Pertama cuka dimasukan ke dalam
tabung ukur, berukuran 50 ml, cuka yang dimasukan sebanyak 5 ml dilarutkan dengan
air hingga mencapai 50 ml. Kemudian, dimasukan ke dalam gelas ukur berukuran
100 ml dicampur dengan air lagi hingga 100 ml. Kemudian dibagi menjadi 3.
Didalam gelas elemeyer masing-masing 25 ml. Kemudian disimpan dibawah buret
setelah itu diberi 2-3 tetes PP. Setelah itu buka keran sedikit demi sedikit
dan digoyang-goyang dicampurkan NAOH. Kemudian secara perlahan campuran air
cuka, PP, dan NAOH akan berubah menjadi warna merah muda.
BAB
4
HASIL
PENELITIAN
4.1
Pembahasan
Pengamatan
:
Percobaan ke-
|
Volume Cuka
|
Volume NAOH
|
1
|
25
|
100
|
2
|
25
|
117
|
3
|
25
|
100
|
Rata-rata
|
25
|
105,7
|
“Berapa
cuka dapur yang kamu teliti?”
Jawab
:
1.
Vcp x Mcp = Vce
x Mce
5
ml x 25% = 100 ml. Mce
Mce = 125/100
1,25%
2.
Vc x Mc = V NaOH
x M NaOH
25
ml x Mc = 105,7 x 0,1 M
25
ml x Mc = 10,57
Mc = 0,42 M
3.
Diketahui kadar cuka murni =17,4 M
% cuka
= Mc x 100/17,4 M
= 0,42 x 100/17,4 M
= 42/17,4
= 2,41%
BAB 4
PENUTUP
4.2 Kesimpulan
Titrasi adalah prosedur untuk untuk menentukan kadar
(konsentrasi) suatu larutan berdasarkan reaksi asam basa dengan larutan yang
sudah diketahui kadarnya.
Perhitungan pH dalam melakukan parktikum dapat ditentukan
dengan mencari rata-rata dari larutan NaOH yang digunakan untuk menaikan kadar
atau konsentrasi HCL. Titrasi harus dihentikan bila larutan HCl yang
dicampurkan dengan 2 tetes indikator berubah warna dari bening hingga menjadi
pink. Volume NaOH yang digunakan akan mempengaruhi hasil konsentrasi dari HCl
tersebut, sehingga harus sangat berhati-hati melakukan praktikum ini. Setelah
volume NaOH (basa) diketahui, barulah konsentrasi HCl (asam) bisa dihitung.
4.3 Saran
Dalam melakukan praktikum, sebaiknya harus berhati-hati
dalam menggunakan larutan-larutan yang ada di laboratorium dan dalam melakukan
praktikum kali ini kita juga harus memperhatikan ketelitian dalam mengukur
volume larutan basa (NaOH), karena volume larutan NaOH sangat mempengaruhi
hasil konsentrasi HCl.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
No comments :
Post a Comment