PENGARUH LAMANYA PENYINARAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN TANAMAN CABAI MERAH (Capsicum annuum L)
Oleh,
Muhammad Raihan Indraguna
Kelas XII MIPA 5
PEMERINTAHAN
PROVINSI JAWA BARAT
DINAS PENDIDIKAN
KANTOR CABANG
DINAS PENDIDIKAN WILAYAH XIII
SMA NEGERI 2 CIAMIS
Jln. K.H. Ahmad
Dahlan No. 2 Tlp. (0265)771709 Ciamis, 46216
LEMBAR
PENGESAHAN
Laporan penelitian yang berjudul “Pengaruh Lamanya Penyinaran Terhadap Pertumbuhan Dan
Perkembangan Tanaman Cabai Merah (Capsicum Annuum L)” Tugas Ini Ditujukan Untuk Memenuhi Salah Satu
Tugas Mata Pelajaran Biologi pada Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2018/2019.
Yang disahkan pada
Hari : Jum’at
Tanggal : 07 September 2018
Telah disetujui dan disahkan oleh :
Wali Kelas Guru
Mata Pelajaran Biologi
NIP : NIP :
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis perbedaan pertumbuhan dan perkembangan cabai merah yang diberi
perlakuan berbeda, yaitu tanaman cabai merah yang disinari cahaya selama 0 jam,
disinari cahaya selama 1 jam dan disinari cahaya selama 0 jam. Dengan
mempertimbangkan media pupuk sebagai variabel bebasnya. Subjek penelitian ini
berupa cabai merah yang pertumbuhan dan perkembangannya dapat dilihat dengan
mudah dan juga dengan teratur.
Dari percoban yang dilakukan akan
terlihat tumbuhan cabai yang memiliki laju pertumbuhan dan perkembangan paling
cepat. Dari hipotesis yang sudah dibuat dan dari penelitian yang sudah
dilakukan berdasarkan eksperimen maka data kuantitatif dari laju pertumbuhan tanaman
serta data deskriftif dipaparkan dalam laporan ini.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat, serta karunianya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan
sederhana ini.
Selain itu saya mengucapkan terima kasih
kepada :
1.
Ibu selaku wali kelas XII IPA 5.
2.
Ibu selaku pembimbing sekaligus guru mata pelajaran Biologi.
Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi
salah satu tugas mata pelajaran Biologi. Saya menyadari bahwa penyusunan
laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya laporan ini.
Semoga dengan adanya laporan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca serta dapat dijadikan acuan untuk membuat laporan lebih
baik lagi kedepannya.
Ciamis,
30 Agustus 2018
Penulis
DAFTAR ISI
halaman
LEMBAR
PENGESAHAN............................................................... ii
ABSTRAKSI..................................................................................... iii
KATA PENGANTAR....................................................................... iv
DAFTAR ISI...................................................................................... v
BAB I PEDAHULUAN..................................................................... 1
1.1
Latar Belakang Masalah..................................................................................... 1
1.2
Identifikasi Masalah..................................................................................... 1
1.3
Batasan Masalah.................................................................................................. 2
1.4
Rumusan Masalah 2
1.5
Tujuan Penelitian.................................................................................................. 2
1.6
Manfaat Penelitian.................................................................................................. 3
BAB II KAJIAN
PUSTAKA/LANDASAN TEORI......................... 4
2.1
Kajian Teoritis 4
2.2
Kerangka Pemikiran................................................................................. 12
2.3
Hipotesis 12
BAB III METODOLOGI
PENELITIAN........................................ 13
3.1
Waktu dan Tempat Penelitian.................................................................................. 13
3.2
Metode dan Rancangan Penelitian............................................................... 13
3.3
Populasi dan Sampel Penelitian..................................................................... 13
3.4
Instrumen Penelitian.................................................................................. 14
3.5
Metode Pengumpulan Data................................................................... 15
3.6
Teknik Analisis Data.......................................................................................... 15
BAB IV HASIL DAN
PEMBAHASAN........................................... 17
4.1
Hasil Penelitian................................................................................................. 17
4.2
Analisis Data 18
4.3
Pengujian Terhadap Hipotesis.................................................................. 21
4.4
Pembahasan Penelitian.................................................................................. 22
BAB V PENUTUP............................................................................ 23
5.1
Kesimpulan 23
5.2
Saran 23
DAFTAR PUSTAKA....................................................................... 24
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................... 25
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Cabai (Capsicum annum L)
merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak dibudidayakan oleh petani di
Indonesia karena memiliki harga jual yang tinggi dan memiliki beberapa manfaat
kesehatan yang salah satunya adalah zat capsaicin yang berfungsi dalam
mengendalikan penyakit kanker. Selain itu kandungan vitamin C yang cukup tinggi
pada cabai dapat memenuhi kebutuhan harian setiap orang, namun harus dikonsumsi
secukupnya untuk menghindari nyeri lambung.
Tumbuhan memiliki banyak faktor yang berpengaruh bagi
kelangsungan hidupnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pertumbuhan dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal terdiri atas genetika (hereditas) dan hormon. Sedangkan faktor
eksternal meliputi cahaya, suhu, nutrien (pupuk), dan kelembapan.
Pertumbuhan
tanaman cabai dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah
lamanya penyinaran cahaya matahari terhadap benih cabai yang akan ditanam.
Penelitian ini akan menghasilkan tanaman cabai merah yang diberi perlakuan
berbeda yaitu yang disinari oleh cahaya matahari selama 0 jam, 1 jam d
1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis
mengidentifiksikan beberapa masalah yang akan dijadikan bahan penelitian
selanjutnya.
·
Pengaruh lamanya
penyinaran cahaya matahari terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai
merah,
·
Perbedaan
pertumbuhan dan perkembangan pada cabai merah yang diberi perlakuan berupa
sinar matahari 1 jam dan 6 jam serta tanaman cabai merah yang tidak disinari
matahari
1.3
Batasan Masalah
Untuk mencegah melebarnya pembahasan masalah dan untuk menjaga agar pembahasan
tetap sesuai dengan tujuan penelitian, maka pembahasan pada penelitian ini
dibatasi pada hal-hal sebagai berikut :
·
Pertumbuhan yang
diamati terbatas hanya pada batang di atas permukaan tanah sampai ujung pucuk
daun.
·
Faktor
lingkungan yang dianggap mempengaruhi pertumbuhan hanya faktor lamanya
penyinaran cahaya matahari
·
Jenis tumbuhan yang
diamati adalah cabai merah.
1.4
Rumusan Masalah
Dalam laporan ini kami membatasi
penelitian sebagai berikut
·
Spesifikasi dari
cabai merah
·
Pengertian
pertumbuhan
·
Pengertian
perkembangan
·
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan
·
Hormon-hormon
yang mempengaruhi pertumbuhan
·
Hasil dari
penelitian dari faktor lamanya penyinaran cahaya dalam pertumbuhan tanaman
cabai
·
Penjelasan
singkat pengaruh dari faktor tersebut
1.3 Tujuan
Penelitian
·
Untuk mengetahui
spesifikasi cabai merah
·
Untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman cabai
·
Untuk mengetahui
bagaimana pertumbuhan tanaman cabai dari faktor yang diterapkan
1.5
Manfaat Penelitian
·
Diketahuinya
spesifikasi tanaman cabai
·
Diketahuinya penjelasan
dari faktor luar yang diterapkan pada tanaman cabai
·
Kita jadi lebih
mengetahui hormon yang mempegaruhi pertumbuhan
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA/LANDASAN
TEORI
2.1 Kajian
Teoritis
Klasifikasi Tanamana Cabe Merah
·
Kingdom /
kerajaan : Plantae (
Plant )
·
Sub kingdom /
kerajaan : Tracheabionta ( Vascular Plants )
·
Super division /
super divisi : Spermatophyta (
Seed Plant )
·
Division /divisi
: Magnoliophyta ( Flowering Plant )
·
Classing / kelas
: Magnolipsida ( Dycotyledons)
·
Sub classis /
sub kelas : Asteredae
·
Ordo / bangsa : Solanales
·
Famili /suku : Solanaceae (
Potato family )
·
Genus / marga : Capsicum L. ( pepper )
·
Species / jenis
spesies : Capsicum
annuum L
·
Binominal Name /
Nama latin : Capsicum annuum L
·
Common Name / Nama
umum : Cayenne Pepper ( Chili Pepper
)
2.1.1 Pengertian
Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan adalah suatu proses
pertambahan ukuran, baik volume, bobot, dan jumlah sel yang bersifat
irreversible (tidak dapat kembali ke asal). Bertambah besar ataupun bertambah
berat tanaman atau bagian tanaman akibat adanya penambahan unsur-unsur
struktural yang baru. Peningkatan ukuran tanaman yang tidak akan kembali
sebagai akibat pembelahan dan pembesaran sel. Misalnya, dalam ukuran sel, jaringan,
organ perkembangan (Development) diartikan sebagai : Proses perubahan secara
kualitatif atau mengikuti pertumbuhan tanaman/bagian-bagiannya. Proses ini
terjadi karena adanya pembelahan mitosis pada jaringan meristematis. Arti
meristematis adalah selnya selalu membelah, jaringan meristematis berada di
ujung akar dan ujung daun. Dan pertumbuhan juga dapat diukur atau dengan
istilah lainnya adalah kuantitatif.
Perkembangan adalah perubahan atau
diferensiasi sel menuju keadaan yang lebih dewasa. Proses menuju tercapainya
kedewasaan dan pematangan sel yang diikuti adanya deferensiasi sel.
Perkembangan bersifat kualitatif sehingga tidak dapat diukur. Contoh
perkembangan adalah seperti munculnya bunga sebagai alat perkembang-biakan,
dengan adanya bunga tersebut memberikan pertanda bahwa tumbuhan itu telah
dewasa. Adapun deferensiasi sel adalah perubahan yang terjadi pada sel,
jaringan dan organ untuk membentuk struktur dan fungsi tertentu.
Pertumbuhan primer merupakan pertumbuhan
dasar yang dapat terjadi akibat adanya aktivitas pembelahan sel pada jaringan
meristem primer. Terjadi karena adanya aktivitas di jaringan apikal
(meristematik primer). Pertumbuhan ini terjadi secara bertahap di tiga daerah.
Yaitu daerah pembelahan (proliferasi), pemanjangan (elongasi), dan daerah
diferensiasi. Jaringan meristem primer
ini berada pada daerah titik tumbuh primer yaitu ujung akar dan ujung batang.
Pada jaringan meristem terdapat titik atau bagian yang aktif membelah. Setelah
proses perkecambahan, tumbuhan mengalami pertumbuhan dan perkembangan lebih
lanjut. Tumbuhan akan membentuk akar, batang, dan daun. Ujung batang dan ujung
akar akan tumbuh memanjang karena adanya aktivitas sel-sel meristematis. Proses
ini disebut pertumbuhan primer. Sel-sel meristem dapat juga berdiferensiasi
menjadi sel-sel yang memiliki struktur dan fungsi yang khusus.
Pertumbuhan sekunder merupakan
pertumbuhan yang terjadi akibat adanya aktivitas jaringan meristem sekunder
yang terdapat pada tumbuhan. Adanya aktivitas
di jaringan kambium (meristematik sekunder). Pembelahan kambium ke arah luar
akan membentuk floem sekunder. Sementara pembelahan ke arah dalam, akan
membentuk xylem sekunder. Pohon-pohon yang ada di sekitar kita diameternya
menjadi lebar. Setelah meristem primer
membentuk jaringan permanen, kemudian meristem sekunder mengalami pertumbuhan
sekunder. Pertumbuhan sekunder hanya terjadi pada tumbuhan dikotil, yaitu
pembentukan kambium yang terbentuk dari parenkim atau kolenkim.
2.1.2
Perkecambahan secara Epygeal dan Hypogeal
Perkecambahan atau germinasi ditandai
dengan keluarnya bakal akar/radikal dari kulit biji. Selama proses ini
berlangsung terjadi mobilisasi cadangan makanan dari jaringan penyimpanan atau
keping biji ke bagian vegetatif yaitu sumbu pertumbuhan embrio atau lembaga.
1.
Perkecambahan
epygeal adalah sebuah proses perkecambahan dimana pertumbuhan hipokotil dari
biji tersebut memanjang yang membuat kotiledon dan juga plumula dari biji
tersebut terangkat ke permukaan tanah. Sehingga posisi kotiledon atau keping
biji berada di atas tanah. Proses perkecambahan ini biasanya terjadi pada
tumbuhan-tumbuhan berjenis dikotil. Salah satu tumbuhan yang memiliki proses
perkecambahan epigeal adalah kacang hijau.
2.
Perkecambahan
hypogeal adalah proses pertumbuhan memanjang dari epikotil biji yang membuat
plumula dari biji tersebut muncul ke permukaan tanah. Sementara, kotiledon dari
biji itu tetap berada di dalam tanah. Pada umumnya, proses perkecambaan
hipogeal ini terjadi pada tumbuhan yang berjenis monokotil. Salah satu contoh
tumbuhan yang mengalami proses perkecambahan hipogeal adalah jagung.
2.1.3 Faktor
yang Mempengaruhi Pertumbuhan
·
Faktor Internal
1. Gen
Gen merupakan substansi pembawa sifat
yang diturunkan dari induk ke generasi selanjutnya. Gen mempengaruhi ciri dan
sifat makhluk hidup dimana pada tanaman mempengaruhi bentuk tubuh, warna bunga,
dan rasa buah. Gen juga menentukan kemampuan metabolisme sehingga sangat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut. Tanaman yang
memiliki gen tumbuh yang baik akan tumbuh dan berkembang cepat sesuai dengan
periodenya.
Meskipun faktor dari gen sangat penting,
namun faktor ini bukan satu-satunya yang menentukan pola pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Di samping itu ada faktor lingkungan yang ikut
berpengaruh. Misalnya pada tanaman yang memiliki sifat unggul, hanya dapat
tumbuh dengan cepat, berbuah lebat, dan rasanya manis di lahan yang subur dan kondisinya
sesuai. Bila ditanam di lahan tandus dan kondisinya tidak sesuai, pertumbuhan
dan perkembangan tanaman ini tidak akan optimal.
2. Hormon
Hormon merupakan zat yang berperan dalam
mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh. Meskipun jumlahnya sedikit,
hormon memberikan pengaruh nyata dalam pengaturan berbagai proses dalam tubuh.
Hormon yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman ada beragam
jenisnya.
·
Faktor Eksternal
1. Cahaya
Cahaya mutlak diperlukan dalam proses
fotosintesis. Cahaya secara langsung berpengaruh terhadap pertumbuhan setiap
tanaman. Pengaruh cahaya secara langsung dapat diamati dengan membandingkan
tanaman yang tumbuh dalam keadaan gelap dan terang. Pada keadaan gelap,
pertumbuhan tanaman mengalami etiolasi yang ditandai dengan pertumbuhan yang
abnormal (lebih panjang), pucat, daun tidak berkembang, dan batang tidak kukuh.
Sebaliknya, dalam keadaan terang tumbuhan lebih pendek, batang kukuh, daun
berkembang sempurna dan berwarna hijau. Dalam fotosintesis, cahaya berpengaruh
langsung terhadap ketersediaan makanan. Tumbuhan yang tidak terkena cahaya
tidak dapat membentuk klorofil, sehingga daun menjadi pucat.
2. Temperatur (Suhu)
Temperatur sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan tumbuhan. Hal ini karena berkaitan dengan aktivitas enzim dan
kandungan air dalam tubuh tumbuhan. Semakin tinggi temperatur, semakin besar
pula transpirasi. Akan tetapi, kandungan air dalam tubuh tumbuhan akan semakin
rendah sehingga proses pertumbuhan akan semakin lambat. Temperatur yang rendah
dapat memecahkan masa istirahat pucuk atau biji. Perlakuan temperatur yang
rendah akan memacu pembentukan ruas yang lebih panjang daripada ruas dari
tumbuhan yang tumbuh di daerah bertemperatur tinggi. Perlakuan dengan
temperatur dapat merangsang perkecambahan biji, peristiwa ini dinamakan
vernalisasi.
3. Kandungan Air
Air merupakan senyawa yang sangat
penting bagi tumbuhan. Air berfungsi membantu reaksi kimia dalam sel. Selain
itu, air menunjang proses fotosintesis dan menjaga kelembapan. Kandungan air
yang terdapat dalam tanah berfungsi sebagai pelarut unsur hara sehingga unsur
hara tersebut mudah diserap oleh tumbuhan. Selain itu, air memelihara
temperatur tanah yang berperan dalam proses pertumbuhan. Pertumbuhan akan
berlangsung lebih aktif pada malam hari daripada siang hari karena pada malam
hari kandungan air dalam tubuh tumbuhan lebih tinggi daripada siang hari.
4. Makanan (Nutrisi)
Semua makhluk hidup membutuhkan makanan
(nutrisi) untuk sumber energi. Unsur yang diperlukan tumbuhan dalam jumlah
besar yang disebut elemen makro atau unsur makro. Elemen makro terdiri atas
karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen, sulfur, fosfor, kalium, dan magnesium.
Selain itu, ada elemen yang disebut elemen mikro atau unsur mikro seperti besi,
klor, tembaga, seng, molibdenum, boron, dan nikel. Elemen mikro adalah unsur
yang diperlukan tumbuhan dalam jumlah sedikit
5. Kelembapan
Tanah lembap sangat cocok untuk
pertumbuhan, terutama saat perkecambahan biji. Hal ini karena tanah lembap
menyediakan cukup air untuk mengaktifkan enzim dalam biji serta melarutkan
makanan dalam jaringan. Tingkat pengaruh kelembapan udara atau tanah pada
tumbuhan berbeda-beda. Ada tanaman yang membutuhkan kelembapan udara dan
kelembapan tanah yang tinggi, misalnya lumut hati. Sebaliknya, ada juga tanaman
yang tumbuh dengan baik pada dengan kelembapan udara dan tanah kelembapan
rendah, misalnya Aloe vera (lidah buaya) dan beberapa jenis tanaman anggrek.
6. Ph Tanah
Derajat keasaman atau pH tanah sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman. Contohnya
tanah yang bersifat asam terhadap tanah padsolik merah kuning (PMK), agar
tanaman dapat tumbuh dengan baik maka jenis tanah ini ditambahkan keasaman
dengan pengapuran.
2.1.4
Hormon-hormon yang Mempengaruhi Pertumbuhan
1. Hormon Auksin
Hormon auksin merupakan senyawa kimia
Indol Asetic Acid (IAA) dihasilkan dari sekresi pada titik tumbuh yang terletak
pada ujung tunas (terdiri atas batang dan daun), ujung akar, daun muda, bunga,
buah, dan kambium. Jika hormon auksin berada di ujung tunas, maka akan diangkut
oleh jaringan berkas pembuluh (xilem dan floem) menuju ke tunas untuk tumbuh
dan pemanjangan sel-sel jaringan batangnya.
2. Hormon Giberelin
Hormon giberelin secara alami terdapat
pada bagian tertentu tumbuhan yaitu pada buah dan biji saat berkecambah. Hormon
giberelin berperan dalam dominansi apikal, pemanjangan sel, perkembangan buah,
perbungaan, dan mobilisasi cadangan makanan dari dalam biji. Giberelin juga
ikut berpengaruh terhadap pembentukan akar tumbuhan karena giberelin umum
terdapat di bagian meristematik pada akar.
3. Hormon Sitokinin
Sitokinin merupakan hormon tumbuh yang
terdapat pada tubuh tumbuhan. Sitokinin dibentuk pada sistem perakaran. Fungsi
hormon tersebut adalah:
·
Merangsang
pertumbuhan akar sehingga lebih cepat memanjang
·
Mempercepat
pelebaran daun
·
Perangsang
pertumbuhan tanaman ke arah samping dan pucuk tanaman
·
Merangsang
aktivitas pembelahan sel
·
Membantu
perkecambahan biji
4. Asam Abisat
Asam absisat (ABA) merupakan penghambat
(inhibitor) dalam kegiatan tumbuhan. Hormon ini dibentuk pada daundaun dewasa.
Asam absisat mempunyai peran fisiologis diantaranya adalah:
·
Mempercepat
absisi bagian tumbuhan yang menua, seperti daun, buah dan dormansi tunas.
·
Menginduksi
pengangkutan fotosintesis ke biji yang sedang berkembang dan mendorong sintesis
protein simpanan.
·
Mengatur
penutupan dan pembukaan stomata terutama pada saat cekaman air.
5. Gas Etilen
Gas etilen adalah suatu gas yang dihasilkan
oleh buah yang sudah tua sehingga buah menjadi matang. Fungsi etilen adalah
menyebabkan buah menjadi masak, menyebabkan pertumbuhan batang menjadi kokoh
dan tebal, dapat memacu pembungaan, yang bekerja bersamaan dengan auksin dan
bersama giberelin dapat mengatur perbandingan bunga betina dan jantan pada
tumbuhan berumah satu.
6. Kalin
Hormon kalin berfungsi untuk memacu
pertumbuhan organ tumbuhan diantaranya :
·
Rhizokalin,
dapat memacu pertumbuhan akar.
·
Kaulokalin,
dapat memacu pertumbuhan batang.
·
Fitokalin, dapat
memacu pertumbuhan daun.
·
Anthokalin,
dapat memacu pertumbuhan bunga.
·
Asam traumalin
ini berfungsi untuk merangsang penutupan luka pada batang karena kerusakan
jaringan. Sel-sel di daerah luka akan dirangsang oleh asam traumalin untuk aktif
melakukan pembelahan sel (meristematik) sehingga luka akan dapat ditutup
kembali.
2.1.5
Pengaruh Lamanya Penyinaran Cahaya Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Intensistas cahaya matahari berpengaruh
terhadap sifat fisiologis tanaman, yaitu laju fotosintesis, laju transpirasi,
pertumbuhan memanjang dan pertumbuhan ke arah sinar matahari, serta
perkecambahan benih.
Proses fotosintesis pada tanaman
dilakukan di siang hari dikala matahari menyinari bumi. Dengan menggunakan
cahaya matahari tumbuhan mengubah gas karbondioksida dan unsur-unsur mineral
dalam tanah serta air untuk menghasilkan gula (glukosa) dan oksigen. Proses ini
dilakukan oleh zat hijau daun bernama klorofil yang berada di daun dan
dilindungi oleh lapisan lilin untuk mencegah penguapan. Gula hasil fotosintesis
disimpan tumbuhan sebagai cadangan energi, dan oksigen sebagai hasil
sampingannya.
Gula yang telah dibuat kemudian
digunakan oleh tumbuhan untuk proses metabolismenya. Pemanfaatan energi gula
oleh tumbuhan memerlukan serangkaian proses sehingga energi yang ada dalam
bentuk gelombang elektromagnetik tersebut dapat diubah menjadi energi kimia
(ATP dan NADPH) yang dikenal dengan
reaksi terang. Hasil reaksi terang ini
(ATP dan NADPH) selanjutnya dapat dimanfaatkan dalam reaksi metabolisme
khususnya reduksi CO2.
Reaksi fotosintesis terdiri atas dua
tahapan yaitu : tahapan Reaksi Terang ( disebut juga Reaksi Hill ) dan Reaksi
Gelap ( disebut juga Reaksi Blackman atau siklus Calvin ). Masing-masing
tahapan menunjukkan proses reaksi yang berbeda. Namun keduanya merupakan satu
rangkaian reaksi yang tak terpisahkan
dari reaksi fotosintesis.
2.2 Kerangka
Pemikiran
Pengaruh lamanya penyinaran cahaya
terhadap pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada tanaman cabai,
dilakukan selama satu bulan.
2.3 Hipotesis
·
Kemungkinan
tanaman cabai yang disinari cahaya matahari selama 0 jam akan mengalami pertumbuhan
dan perkembangan yang lambat
·
Kemungkinan
tanaman cabai yang disinari selama 1 jam akan mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang lebih cepat dan lebih tinggi daripada yang disinari cahaya
matahari selama 0 jam
·
Kemungkinan
tanaman cabai yang disinari selama 6 jam akan mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang lebih cepat dan lebih tinggi daripada yang disinari cahaya
matahari selama 0 jam dan 1 jam
BAB 3
METODOLOGI
PENELITIAN
3.1 Waktu dan
Tempat Penelitian
Waktu penelitian :
27 Juli 2018 – 25 Agustus 2018
Tempat :
Halaman rumah
3.2 Metode dan
Rancangan Penelitian
Dalam proses penelitian pertumbuhan dan
perkembangan tanaman cabai merah ini saya menggunakan metode eksperimen dan
penelitian yang dilakukan selama satu bulan
3.3 Populasi dan
Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini
adalah ke 3 buah polubag yang masing masing terdiri dari 5 biji tanaman kacang
merah yang diberi pupuk kompos, urea dan tanpa diberi pupuk dengan penjabaran
sebagai berikut
Tabel 3.3.1.1
Data
kacang merah di 3 polybag yang
diberi perlakuan lamanya penyinaran matahari berbeda
NO
|
Nama Polybag
|
Jumlah Kacang
|
Perlakuan terhadap tanaman
|
1.
|
Polybag 1
|
2 biji
|
Penyinaran selama 0 jam
|
2.
|
Polybag 2
|
2 biji
|
Penyinaran selama 1 jam
|
3.
|
Polybag 3
|
2 biji
|
Penyinaran selama 6 jam
|
Berdasarkan perlakuan
terhadap tanaman, didalam tabel terdapat 3 perlakuan berbeda yaitu pada
masing-masing polybag yang telah di tentukan.
3.3.2 Sampel Penelitian
Sampel penelitian ini adalah tanaman
cabai merah yang terdapat dalam polybag sebagai bahan eksperimen. Teknik
pengambilan sampel menggunakan teknik eksperimen dan penelitian praktis yaitu
teknik teknik yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek
penelitian serta adanya kontrol.
Dalam penelitian ini, tahapan yang
dilakukan oleh peneliti yaitu, (1) melakukan penyinaran cahaya matahari selama
0 jam pada polybag 1, satu jam pada polybag 2, dan enam jam pada polybag 3 (2)
kemudian peneliti mengamati dan mengukur pertumbuhan serta perkembangan tanaman
cabai merah per 3 hari, sehingga pada akhirnya dapat mengetahui pengaruh dari
lamanya penyinaran cahaya matahari, dari perlakuan yang berbeda tersebut dapat
diketahui pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai merah
3.4 Instrumen
Penelitian
·
Variabel bebas : Lamanya penyinaran yang
diperlakukan berbeda beda yaitu lamanya penyinaran sinar matahari selama 0 jam,
1 jam dan 6 jam
·
Variabel terikat : Morfologi tanaman cabai merah, pertumbuhan
dan perkembangan tanaman cabai merah
·
Variabel kontrol : Benih cabai merah, media tanam
berupa tanah serta polybag.
Alat : Sekop kecil
Bahan : Pupuk, tanah, benih cabai, polibag
Cara kerja :
·
Isi polybag yang
sudah dilubangi kecil untuk tempat keluarnya air, dengan campuran pupuk dan
tanah dengan perbandingan 1:2
·
Taburkan 5 benih
cabai yang sudah disinari dengan cahaya matahari, pada tiga polybag
·
Setiap polybag
diberi dua buah benih cabai merah
·
Beri nama pada
polybag sesuai dengan lamanya penyinaran benih tadi
3.5 Metode
Pengumpulan Data
1.
Internet
Mencari berbagi sumber
dari internet.
2.
Eksperimen
Penelitian percobaan
yang berusaha untuk mengisolasi dan melakukan kontrol setiap kondisi-kondisi yang relevan dengan situasi
yang diteliti kemudian melakukan pengamatan terhadap efek taua pengaruh ketika
kondisi-kondisi tersebut dimanipulasi.
3.
Deskriftif
Metode penelitian yang
ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung saat
ini atau saat yang lampau.
4.
Teori Dasar
Pendekatan yang
memungkinkan peneliti untuk mengembangkan atau menemukan teoriyng didasarkan
pada studi fenomena.
5.
Penelitian Praktis
Bentuk penelitian yang
berisi berbagai macam prosedur untuk mengurai kasus-kasus yang bersifat mikro
atau khusus.
3.6 Teknik Analisis
Data
Teknik analisis data ada dua, yaitu
teknik analisis data kuantitatif dan teknik analisis data kualitatif. Bagi data
yang bersifat kuantitatif (numerical) tentu saja analisis data yang digunakan
adalah analisis kuantitatif dengan ukuran-ukuran statistik. Untuk analisis data
kuantitatif dalam penggunaan statistik deskriptif dapat disesuaikan dengan
ruang lingkup yang hendak dicapai. Teknik analisis data kuantitatif berbeda
dengan kualitatif. Dalam teknik analisis data menggunakan statistik, terdapat
dua macam statistik yang digunakan pada data kuantitatif, yaitu statistik
deskriptif dan inferensial.
Dalam penelitian ini saya menggunakan
teknik analisis deskriptif yang penjabarannya sebagai berikut :
·
Mengukur nilai
rata-rata tinggi tanaman cabai merah
·
Mengukur tinggi
tanaman cabai merah
·
Penyajian data
berupa Tabel, Grafik, dan Deskriptif
BAB 4
HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Hasil penelitian berupa tanaman cabai
dengan tinggi yang berbeda beda. Pada polybag 1 penyinaran cahaya matahari
selama 0 jam, pada polybag 1 penyinaran cahaya matahari selama satu, pada
polybag 1 penyinaran cahaya matahari selama enam jam.
Tabel penelitian pertumbuhan tanaman
cabai merah
Tabel 4.1.1
Tanggal
|
Hari ke
|
Perlakuan
(Lamanya Penyinaran)
|
||
0 Jam
|
1 Jam
|
6 Jam
|
||
27 Juli 2018
|
0
|
0 cm
|
0 cm
|
0 cm
|
29 Juli 2018
|
3
|
0 cm
|
0 cm
|
0,2 cm
|
1 Agustus 2018
|
6
|
0,7 cm
|
0,8 cm
|
1,3 cm
|
4 Agustus 2018
|
9
|
2 cm
|
2,2 cm
|
3 cm
|
7 Agustus 2018
|
12
|
3,1 cm
|
3,5 cm
|
4,6 cm
|
10 Agustus 2018
|
15
|
4,6 cm
|
5,1 cm
|
6,2 cm
|
13 Agustus 2018
|
18
|
5,3 cm
|
6,5 cm
|
7,8 cm
|
16 Agustus 2018
|
21
|
6,2 cm
|
8,2 cm
|
9,3 cm
|
19 Agustus 2018
|
24
|
7,4 cm
|
9,8 cm
|
11,1 cm
|
22 Agustus 2018
|
27
|
8,7 cm
|
11,5 cm
|
12,8 cm
|
25 Agustus 2018
|
30
|
10 cm
|
13,1 cm
|
14,3 cm
|
4.2 Analisis Data
Tabel Perkembangan pada
Keadaan dan Kualitas Tanaman
a. Polybag 1 (Disinari cahaya selama 0 jam)
Tabel 4.2.1
Hari ke -
|
Perkembangan
|
0
|
Belum terjadi
perkembangan apapun
|
3
|
Belum terjadi
perkembangan apapun
|
6
|
Muncul tunas
berupa akar dari benih cabai merah
|
9
|
Batang dan dua
buah daun mulai muncul dari benih cabai
|
12
|
Pertumbuhan batang
mulai terlihat, dengan spesifikasi yang kecil dan daun yang relative sama
|
15
|
Pertumbuhan batang,
dengan spesifikasi yang kecil dan daun yang relative sama
|
18
|
Pertumbuhan batang
mulai terlihat, dengan spesifikasi yang kecil dan daun yang sedikit sedikit
melebar berukuran sedikit lebih besar dai sebelumnya
|
21
|
Perkembangan dan
pertumbuhan batang yang memanjang serta daun berubah menjadi hijau
|
24
|
Perkembangan dan
pertumbuhan batang yang memanjang serta daun sudah menampakan tulang tulang
daun
|
27
|
Perkembangan dan
pertumbuhan batang yang memanjang serta daun berubah menjadi hijau tua
|
30
|
Perkembangan dan
pertumbuhan batang yang memanjang, mulai tumbuh daun baru berukuran sangat
kecil
|
b. Polybag 2 (Disinari cahaya selama 1 jam)
Tabel 4.2.2
Hari ke -
|
Perkembangan
|
0
|
Belum terjadi
perkembangan apapun
|
3
|
Belum terjadi
perkembangan apapun
|
6
|
Muncul tunas
berupa akar dari benih cabai
|
9
|
Dua buah daun
mulai muncul dari benih cabai
|
12
|
Pertumbuhan batang
mulai terlihat, dengan spesifikasi yang kecil dan daun yang relative sama
|
15
|
Pertumbuhan batang,
dengan spesifikasi yang kecil dan daun yang relative sama
|
18
|
Pertumbuhan batang,
dengan spesifikasi yang kecil dan daun yang sedikit sedikit melebar berukuran
sedikit lebih besar dari sebelumnya
|
21
|
Perkembangan dan
pertumbuhan batang yang memanjang serta daun berubah menjadi hijau
|
24
|
Perkembangan dan
pertumbuhan batang serta daun muda muncul
|
27
|
Perkembangan dan
pertumbuhan batang, daun muda yang melebar dari sebelumnya serta daun yang
lainnya semakin melebar dan berubah sedikit hijau
|
30
|
Perkembangan dan
pertumbuhan batang dan daun dengan spesifikasi daun daun yang menghijau dari
sebelumnya
|
c. Polybag 3 (Disinari cahaya selama 6 jam)
Tabel 4.2.3
Hari ke -
|
Perkembangan
|
0
|
Belum terjadi
perkembangan apapun
|
3
|
Muncul tunas berupa akar
dari benih cabai
|
6
|
Pertumbuhan dan
perkembangan batang dan daun
|
9
|
Pertumbuhan batang
dan perkembangan daun dengan spesifikasi daun yang mulai melebar
|
12
|
Pertumbuhan batang
secara spesifik mulai meninggi, serta daun yang sudah tampak tulang daun dan
berwarna kehijauan
|
15
|
Pertumbuhan dan
perkembangan batang, daun
|
18
|
Pertumbuhan batang
serta mulai muncul daun muda kecil
|
21
|
Perkembangan dan
pertumbuhan batang yang memanjang serta daun muda tadi mulai membesar dengan
warna agak pucat
|
24
|
Perkembangan dan
pertumbuhan batang serta daun muda muncul
|
27
|
Perkembangan dan
pertumbuhan batang, daun muda yang melebar dari sebelumnya serta daun yang
lainnya semakin melebar dan berubah sedikit hijau
|
30
|
Perkembangan dan
pertumbuhan batang dan daun dengan spesifikasi daun daun yang menghijau dari
sebelumnya, serta daun muda lain mulai muncul lagi
|
Grafik 4.2.1
4.3 Pengujian Terhadap Hipotesis
Dari hipotesis yang telah dibuat, bahwa dalam
penelitian ini terbukti bahwa :
·
Pertumbuhan dan
perkembangan tanaman cabai yang disinari cahaya matahari selama 0 jam mengalami
pertumbuhan sedikit lebih lambat dari yang lainnya
·
Pertumbuhan dan
perkembangan tanaman cabai yang disinari cahaya matahari selama 1 jam mengalami
pertumbuhan dan perkembangan lebih cepat daripada yang disinari cahaya selama 0
jam
·
Pertumbuhan dan
perkembangan tanaman cabai yang disinari cahaya matahari selama 6 jam mengalami
pertumbuhan dan perkembangan lebih cepat daripada yang disinari cahaya selama 0
jam dan 1 jam
4.4 Pembahasan Penelitian
Dari penelitian yang sudah dilakukan terlihat
bahwa tanaman cabai merah yang disinari cahaya matahari selama 6 jam mengalami
pertumbuhan yang cepat dibandingkan dengan tanaman cabai yang disinari cahaya
selama satu jam dan 0 jam. Salah satu penyebab nya adalah benih yang disinari
cahaya matahari selama 0 jam tidak mendapatkan rangsangan dari luar berupa
cahaya matahai. Sedangkan pada benih cabai merah yang disinari selama satu jam
mendapat rangsangan cahaya matahari lebih daripada yang disinari selama 0 jam.
Pada benih cabai yang disinari cahaya matahari selama enam jam mendapat asupan
cahaya matahari lebih banyak dan membuat benih cabai tidak terlalu lembab serta
dapat tumbuh dengan cepat karena bantuan dari rangsangan cahaya matahari
tersebut.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengkajian dan
pegamatan maka dapat penulis ambil kesimpulannya sebagai berikut :
·
Cahaya merupakan
faktor lingkungan yang sangat penting sebagai sumber energi utama bagi
ekosistem
·
Cahaya matahari
adalah sumber energi utama bagi kehidupan seluruh makhluk hidup di dunia
Peran cahaya terhadap tumbuhan antara lain:
1.
Fotoperiodisme
adalah respon dari suatu organisme terhadap lamanya penyinaran sinar matahari
2.
Fotoenergetic
adalah pertumbuhan yang dipengaruhi oleh banyaknya energy yang diserap dari
sinar matahari oleh bagian tanaman
3.
Fotodestruktif
adalah tingginya intensitas cahaya yang mengakibatkan fotosintesis semakin
tidak bertambah lagi dikarenakan tanaman mengalami batas titik jenuh cahaya
sehingga bukan menjadi sumber energy tetapi sebagai perusak
4.
Fotomorfogenesis
adalah Pengendalian morfogenesis oleh cahaya
5.
Fototropisme
adalah pergerakan pertumbuhan tanaman yang dipengaruhi oleh rangsangan cahaya
5.3
Saran
Diperlukan ketelitian dalam proses penelitian,
agar data kuantitatif lebih akurat. Serta perlu kepahaman agar penelitian bisa
berjalan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Safitri, Ririn. 2016. Buku Paket Biologi Peminatan Matematika dan
Ilmu - Ilmu Alam. Surakarta:Mediatama.
http://pertumbuhansaya.blogspot.com/2010/09/pengertian-pertumbuhan.html (1 September
2018)
http://novarin88.blogspot.com/2016/03/pertumbuhan-primer-dan-sekunder-tumbuhan.html (3 September 2018)
https://www.pioneer.com/web/site/indonesia/Faktor-Faktor-yang-Mempengaruhi-Pertumbuhan-dan-Perkembangan-Tanaman (4 September 2018)
https://www.zonasiswa.com/2017/04/faktor-mempengaruhi-pertumbuhan-perkembangan-tumbuhan.html (4 September 2018)
http://smartinyourhand.blogspot.com/2013/10/hormon-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-perkembangan-tumbuhan.html (4 September 2018)
LAMPIRAN
No comments :
Post a Comment