Pages

Friday, November 15, 2019

Struktur dan Sifat Tulang


LAPORAN HASIL PRAKTIKUM BIOLOGI
STRUKTUR DAN SIFAT TULANG

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Biologi





Oleh,



PEMERINTAHAN PROVINSI JAWA BARAT
DINAS PENDIDIKAN
KANTOR CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH XIII
SMA NEGERI 2 CIAMIS
Jln. K.H. Ahmad Dahlan No. 2 Tlp. (0265)771709 Ciamis, 46216



KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang  telah memberikan rahmat, serta karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan sederhana ini.
Selain itu saya mengucapkan terima kasih kepada :
1.      Ibu  Suhanah selaku wali kelas XI IPA 5.
2.      Ibu  selaku guru mata pelajaran Biologi.
Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi tugas pelajaran Biologi. Kami menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya laporan ini.
Semoga dengan adanya laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat dijadikan acuan untuk membuat laporan lebih baik lagi kedepannya.



                                                                        Ciamis, 24 Oktober 2019



Penulis


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................. 1
1.2                                                                                                                                                                                                                                                           Tujuan Penelitian      1
1.3                                                                                                                                                                                                                                                           Rumusan Masalah    1
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA............................................................. 2
2.1  Pengertian Umum..................................................................... 2
2.2  Struktur Tulang........................................................................ 3
2.3  Fungsi Tulang........................................................................... 4
2.4  Macam-macam Tulang............................................................. 6
2.5  Bentuk-bentuk Tulang.............................................................. 6
2.6  Jenis-jenis Penyakit Tulang...................................................... 7
2.7  Prosedur dan Bedah Tulang..................................................... 8
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN........................................... 9
3.1                                                                                                                                                                                                                                                           Waktu dan Tempat Penelitian................................................................................... 9
3.2                                                                                                                                                                                                                                                           Metode dan Rancangan Penelitian................................................................................... 9
3.3                                                                                                                                                                                                                                                           Langkah Kerja 9
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN............................................. 10
4.1                                                                                                                                                                                                                                                           Hasil Penelitian         10
4.2                                                                                                                                                                                                                                                           Pembahasan Penelitian................................................................................................. 10
BAB 5 PENUTUP............................................................................. 11
5.1                                                                                                                                                                                                                                                           Kesimpulan     11
5.2                                                                                                                                                                                                                                                           Saran     11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................... 12
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................... 13


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah
Tulang adalah jaringan ikat yang terdiri dari sel, serat, dan matriks ekstraselular. Matriks tulang adalah bagian terkeras yang terletak dilapisan luar tulang, yang diakibatkan oleh pengendapan mineral dalam matriks, sehingga tulang pun mengalami kalsifikasi
Didalam tubuh manusia juga terdapat yang namanya tulang rawan (cartilago), yaitu jaringan ikat yang mempunyai kemampuan meregang, membentuk penyokong yang kuat bagi jaringan lunak, memberikan kelenturan, dan sangat tahan terhadap tekanan.
Contohnya tulang pada paha ayam, dikedua bagian pada ujungnya itu merupakan tulang rawan, sedangkan bagian yang terletak diantara keduanya ataupun bagian yang paling keras disebut dengan tulang.
Dalam praktikum kali ini, akan mengamati struktur dan sifat tulang pada bagian paha ayam. Dengan menggunakan larutan HCL.
1.2  Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian kali ini adalah untuk mengamati struktur dan sifat tulang paha ayam dengan menggunakan larutan HCL
1.3  Rumusan Masalah
1.      Apakah bentuk tulang sebelum dipanaskan sama dengan bentuk tulang yang dimasukkan ke dalam HCL ?
2.      Bagaimana kelenturan tulang yang dimasukkan ke dalam larutan HCL ? Apakah tulang tersebut bisadibengkokkan ? Mengapa ?
3.      Apakah ulang sebelum dan sesudah dibakar memiliki kekerasan yang sama ?


BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Umum
Tulang atau kerangka adalah penopang tubuh Vertebrata. Tanpa tulang, pasti tubuh kita tidak bisa tegak berdiri. Tulang mulai terbentuk sejak bayi dalam kandungan, berlangsung terus sampai dekade kedua dalam susunan yang teratur. Organ ini memiliki struktur keras dan kaku yang membentuk kerangka manusia. Organ-organ ini dinamis dan terus berubah sering stimulus dari lingkungan. Beberapa tulang dapat menyatu dan membentuk tulang yang lebih kuat seperti yang terjadi pada masa pertumbuhan (bayi memiliki 300 tulang, sementara dewasa hanya 206 tulang. Selain itu, tulang juga dapat membesar atau mengecil, menebal atau menipis, atau menguat jika dibutuhkan. Saat patah, misalnya dalam cedera, tulang dapat tumbuh kembali tanpa meninggalkan luka.
Dari segi bentuk, tulang dapat dibagi menjadi 4: tulang pipa (seperti tulang hasta dan tibia), tulang pipih (seperti tulang rusuk, tulang dada), tulang pendek (tulang-tulang telapak tangan, pergelangan tangan) dan tulang tak beraturan (seperti tulang rahang, ruas tulang belakang). Menurut letaknya tulang dibagi dua, yaitu: Tengkorak (bagian kepala), dan rangka badan.
2.2 Struktur Tulang

Tulang mempunyai matriks yang mana matriks tersebut adalah struktur yang keras pada tulang, matriks tersebut memiliki banyak pembuluh darah, dikarenakan struktur yang keras ini susah untuk ditembus oleh nutrien dan metabolit. Matriks tulang terdiri dari serat protein yang kuat, terutama kolagen. Matriks ini di hasilkan oleh osteoblas. Osteoblas adalah sel yang terdapat didakam tulang yang juga berfungsi membuat sel-sel tulang baru dan menyerap mineral dari darah. Matriks mempunyai komponen organik dan inorganik. Komponen organik memungkinkan tulang untuk menahan tegangan, sedangkan komponen inorganik atau komponen mineral menahan tegangan.
Sel lain yang terdapat pada tulang adalah sel osteoklas, sel ini mempunyai fungsi yang berlawanan dari osteoblas, yaitu fungsi nya menghancurkan tulang dengan cara melarutkan kembali mineral di dalam darah. Sel yang juga terdapat pada tulang adalah osteosit, sel ini menjaga keseimbangan mineral di dalam darah, mereka yang mengarahkan penyerapan mineral dari darah dan mengarahkan pengembalian mineral ke dalam darah, agar tulang dan tubuh sama-sama mendapatkan mineral yang cukup. Analogi nya osteosit yang memerintahkan, kemudian osteoblas dan osteoklas bekerja.
Komponen organik utama matriks tulang adalah serat kolagen tipe I, yang mengandung protein, salah satunya adalah glikoprotein osteokalsin dan osteopontin, yang berikatan erat dengan kalsium selama terjadinya mineralisasi tulang. Protein matriks lainnya adalah sialoprotein, yang mengikat osteoblas pada matriks ekstraselular.
Komponen inorganik matriks terdiri dari kalsium dan fosfat dalam bentuk kristal hidroksiapatit. Ikatan serat kolagen dengan kristal hidroksiapatit akan menyebabkan tulang menjadi keras, tahan lama, dan kuat. Komponen mineral ini akan dipertahankan didalam darah dengan bantuan hormon paratiroid (dari kelenjar disebelah tiroid) dan kalsitonin (dari kelenjar tiroid).
Sumsum tulang adalah jaringan ikat lunak yang terdapat di dalam tulang spongiosa, fungsinya untuk menghasilkan sel-sel darah. Juga terdapat periosteum pada tulang, periosteum ini adalah bagian kuat, yang terdiri dari membran fibrosa yang menutupi dan melindungi permukaan luar tulang.
2.3 Fungsi Tulang
Tulang berfungsi sebagai kerangka tubuh yang kaku, dan memberikan tempat perlekatan pada otot dan organ yang terdapat pada tubuh seseorang. Tulang juga melindungi otak, yang terletak didalam tengkorak, bisa dibayangkan ketika terjadi kecelakaan yang membentur kepala seseorang jika tanpa tulang tengkorak, maka organ penting didalamnya seperti otak dan semua susunan sarafnya dengan mudah menjadi hancur.
Tulang melindungi jantung dan paru didalam rongga dada, dan organ seksual dan urinaria terlindungi oleh tulang yang disebut tulang pelvis. Selain itu tulang juga berfungsi dalam hemopoiesis (pembentukan sel darah), dan sebagai reservoir (tempat penyimpanan) kalsium, fosfat, dan banyak mineral lainnya.
Hampir seluruh kalsium (99%) pada tubuh tersimpan di dalam tulang, dan ketika tubuh butuh terhadap kalsium, maka kalsium tersebut akan berasal dari tulang.
Sedangkan tulang rawan berfungsi sebagai shock absorber (peredam tekanan). Yang mana ketika seseorang mendarat setelah melompat, maka tubuh akan menerima tekanan yang besar, disinilah salah satu fungsi tulang rawan berperan, yaitu mengurangi tekanan yang ada. Tulang rawan ini bersifat avaskular atau tidak terhubung dengan pembuluh darah.
2.4 Macam-macam Tulang

1.      Tulang Keras (Osteon)
Tulang keras (osteon) adalah jaringan ikat khusus yang merupakan komponen sistem gerak. Tulang keras atau tulang sejati bersifat kaku dan keras, tulang ini merupakan alat gerak pasif yaitu alat gerak yang bisa bergerak jika digerakkan otot. Tulang keras tersusun atas zat kapur dan fosfor.
Berdasarkan matriksnya, tulang keras dibedakan menjadi 2 jenis yaitu tulang kompak dan tulang spons.
a.       Tulang kompak
Tulang ini tersusun oleh serat kolagen yang disebut lamela ossea, yang saling berjajar di tepi tulang, mengelilingi pembuluh darah. Contoh tulang kompak yaitu tulang panjang (seperti tulang paha, kaki, tangan).
b.      Tulang spongiosa/kanselosa
Contoh tulang ini adalah bagian dalam dari tulang kompak , seperti pada rongga sumsum tulang, pada bayi rongga ini tampak merah dan menghasilkan banyak sel darah, pada orang dewasa, rongga sumsum tulang tampak kuning dan terisi oleh sel lemak. Tulang spongiosa ini akan tampak pula ketika kita menggigit tulang ujung tulang rawan pada ayam, tulang ini berbentuk sponge (pori-pori). Contoh tulang spons diantaranya:
·         Tulang pipih, contoh tulang pipih diantaranya seperti tulang penyusun tengkorak dan wajah, tulang dada, tulang rusuk dan tulang belikat.
·         Tulang pendek, contoh tulang pendek diantaranya seperti tulang pergelangan tangan, tulang pergelangan kaki dan ruas tulang belakang.
Berdasarkan bentuknya, tulang keras dibedakan menjadi 3 yaitu:
·         Tulang pipih
Jenis tulang keras ini memiliki bentuk memipih pada kedua bagian ujungnya. Contoh tulang pipih seperti tulang penyusun tengkorak, tulang rusuk dan tulang dada.
·         Tulang pendek
Jenis tulang keras ini berukuran pendek dan memiliki bentuk seperti dadu. Tulang pendek terdapat pada tulang pergelangan tangan dan ruas tulang belakang.
·         Tulang pipa
Jenis tulang keras ini panjang dan memiliki bentuk seperti pipa. Contoh tulang pipa terdapat pada tulang anggota gerak.
2.      Tulang Rawan (Kartilago)
Tulang rawan (kartilago) adalah jaringan ikat lentur yang ada pada tubuh manusia maupun hewan termasuk sendi diantara tulang, sangkar rusuk, telinga, hidung, saluran tenggorokan dan cakram intervertebra. Tulang rawan ini lebih lunak dari tulang tapi lebih keras dan kurang lentur dari otot.
Tulang Rawan tersusun atas kumpulan sel tulang rawan atau kondosit yang menghasilkan matriks ekstraseluler berupa serat dan substansi dasar. Tulang rawan merupakan kerangka sementara pada embrio sebelum digantikan dengan tulang sejati secara bertahap.
Sel tulang rawan mengeluarkan matriks yang disebut dengan kondrin. Matriks tersebut membuat tulang rawan bersifat lentur, lincin dan kuat. Kelenturan tulang rawan pada tulang rusuk penyusun rongga dada membuat tulang rusuk bergerak bebas mengikuti pengembangan paru-paru saat bernapas. Tulang rawan di antara ruas tulang belakang sangat kuat dan tahan terhadap tekanan sehingga dapat dengan mudah kembali ke bentuk awal.
Tulang rawan bersifat liat dan lentur karena adanya zat antar sel tulang yang banyak mengandung zat perekat dan juga zat kapur. Zat kapur tersebut merupakan perekat tulang, zat kapur merupakan sejenis protein yang disebut dengan kolagen. Contoh tulang rawan yang ada pada orang dewasa terdapat di telinga, hidung, ujung tulang keras dan sendi.
Tulang ini mempunyai sifat lentur dan tidak mempunyai membuluh darah juga saraf kecuali pada lapisang terluarnya (perikondrium). Tulang rawan ini mempunyai tiga jenis, yaitu :
a.       Tulang rawan hialin
Tulang ini yang paling banyak terdapat di tubuh, berfungsi sebagai model kerangka kebanyakan tulang. Pada orang dewasa, tulang ini terdapat di permukaan sendi tulang, ujung iga, hidung, laring, trakea, dan bronki (saluran pernafasan)
b.      Tulang rawan elastik
Mengandung serat-serat elastik yang bercabang didalam matriks dan sangat lentur, ditemukan di telinga luar, tuba auditorius (saluran yang menghubungkan hidung dengan telinga), epiglotis (penutup saluran pernafasan saat kita menelan, agar makanan tidak masuk kedalam saluran pernafasan), dan laring.
c.       Fibrokartilago
Tulang rawan ini memberikan daya regang, menahan beban, dan ketahanannya cukup kuat terhadap tekanan. Ditemukan pada diskus intervertebralis (jaringan ikat yang terletak diantara tiap ruas tulang belakang), pada orang tua, diskus intervertebralis yang 80% nya terdiri dari air, mulai kekurangan elastisitas akibat jumlah air yang berkurang, sehingga pada orang tua pun mudah terjadi gangguan seperti nyeri pada tulang belakang, dan habitat membungkuk.
Contoh lainnya yaitu simfisis pubis (tulang rawan yang terletak diatas kemaluan), tulang ini melindungi organ urinaria dan seksual dari tekanan dan benturan yang terjadi.
2.5 Bentuk-bentuk Tulang
Berdasarkan bentuknya, tulang dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu tulang pendek, tulang pipa (panjang), tulang pipih, dan tulang irregular.
1.      Tulang pipa (panjang)
Tulang ini memiliki bentuk seperti tabung yang berongga. Tulang pipa bisa ditemukan di tulang paha, tulang betis, tulang hasta, tulang kering, dan tulang pengumpil.
2.      Tulang pendek
Tulang ini memiliki bentuk seperti kubus. Tulang ini hanya ditemukan di pangkal kaki, pangkal lengan, dan ruas-ruas tulang belakang.
3.      Tulang pipih
Sesuai namanya bentuk tulang ini pipih atau lempengan. Tulang pipih berfungsi sebagai penyusun dinding rongga atau sebagai pelindung. Contoh tulang pipih yaitu tulang rusuk, tulang belikat, dan tulang tengkorak.
4.      Tulang irregular
Tulang ini memiliki bentuk tidak beraturan. Tulang irregular bisa ditemukan pada tulang-tulang muka dan tulang belakang.
2.6 Jenis-jenis Penyakit Tulang
1.      Osteoporosis
Kondisi yang umumnya dialami oleh orang lanjut usia karena hilangnya massa tulang dan melemahnya struktur tulang. Ini menyebabkan hilangnya kepadatan tulang, sehingga lebih rentan terhadap kerusakan dan patah.
2.      Penyakit Paget
Ini adalah kondisi di mana tulang membesar hingga ukuran abnormal dan juga menebal. Namun, rapuh. Ini disebabkan oleh kelainan yang menyebabkan sel tulang membangun kembali jaringannya.
3.      Rickets / Osteomalasia
Sebuah penyakit tulang juga ditandai dengan tulang rapuh dan lemah, akibat kekurangan vitamin D.
4.      Akromegali
Sebuah penyakit tulang yang disebabkan oleh kelebihan produksi hormon pertumbuhan dalam tubuh, menyebabkan struktur tulang wajah tumbuh berlebihan dan ekstremitas.
5.      Kanker tulang
Sebuah kanker yang menyerang tulang baik secara langsung atau melalui metastasis dari kanker di bagian tubuh lain.
6.      Osteomielitis
Infeksi bakteri yang menyebabkan peradangan pada tulang atau tulang sumsum.
2.7 Prosedur dan Bedah Tulang
1.      Perbaikan patah tulang
Patah tulang yang tidak terlalu parah biasanya diobati dengan belat atau casting. Namun, patah tulang parah mungkin memerlukan prosedur operasi yang disebut reduksi terbuka dan bedah fiksasi internal (ORIF) yang melibatkan penggunaan sekrup logam, batang, pin atau piring untuk menjaga tulang yang patah tetap pada tempatnya.
2.      Cangkok tulang
Ini mengacu pada berbagai metode bedah dilakukan untuk merangsang pembentukan tulang baru. Prosedur minimal invasif ini melibatkan penambahan jaringan ke daerah-daerah tertentu untuk menginduksi sel-sel pembentuk tulang.
3.      Bedah pembersihan
Infeksi tulang dan osteomyelitis seringkali memerlukan pembedahan untuk mengakses tulang melalui sayatan pada kulit dan dibersihkan dengan antibiotik.
4.      Pembentukan kembali tulang
Tulang yang rusak parah atau terinfeksi dapat dibentuk kembali melalui berbagai cara, termasuk pencangkokan tulang, pemindahan tulang atau penggunaan fixator eksternal.
5.      Biopsi tulang
Biasanya dilakukan untuk mengkonfirmasi diagnosis kanker tulang atau untuk memeriksa pertumbuhan abnormal, biopsi tulang adalah prosedur di mana sampel tulang kecil akan diambil dan diperiksa.

2.8 Proses Terbentuknya Tulang
Tulang terbentuk melalui suatu proses yang disebut dengan osifikasi.
Pertumbuhan didalam embrio melalui dua proses, yaitu osifikasi endokondral, dan osifikasi intramembranosa.
Osifikasi endokondral ini terjadi ketika tulang rawan hialin mengalami pengerasan kalsifikasi, sel mesenkim di periosteum (lapisan terluar tulang) berubah menjadi sel osteoprogenitor dan membentuk osteoblas (sel pembentuk tulang). Osteoblas menghasilkan matriks, yang mengalami kalsifikasi. Tulang pun mulai memanjang yang dimulai dari bagian diafisis nya (batang tulang panjang), kemudian di ikuti oleh epifisis nya (permukaan sendi ujung). Dan akhirnya tulang rawan tadi pun menjadi tulang yang keras.
Pada osifikasi intramembranosa, pertumbuhan tulang rawan tidak didahului oleh tulang rawan, melainkan dari mesenkim jaringan ikat. Sel mesenkim tersebut berubah menjadi osteoblas yang kemudian menghasilkan matriks juga, dan kemudian mengalami kalsifikasi. Banyak pusat osifikasi yang terbentuk, berhubungan satu sama lain dan membentuk anyaman tulang spongiosa, yang terdiri dari duri duri yang tipis atau yang disebut trabekulae. Tulang maksila, mandibula (rahang), klavikula, dan hampir seluruh tulang yang berbentuk pipih pada tengkorak terbentuk melalui osifikasi intramembranosa.


BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Praktikum yang dilakukan di Lab. Biologi SMAN 2 Ciamis. Pada hari Selasa 22 Oktober 2019 pada jam pelajaran ke 8 sampai 10.
3.2 Metode dan Rancangan Penelitian
Metode yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah dengan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti.
3.3 Langkah Kerja
Alat dan bahan yang diperlukan adalah :
·         Tulang paha ayam 2 buah
·         Larutan HCL
·         H2O
·         Pinset
·         Gelas Beker
·         Pembakar bunsen
Cara kerjanya dibagi menjadi dua yaitu :
1.      Kelenturan Tulang
·         Ambillah sebuah tulang paha ayam dan masukkan ke dalam gelas beker,
·         Masukkan larutan HCL ke dalam gelas beker sampai seluruh bagian tulang terendam. Diamkan selama 1 jam,
·         Setelah 1 jam, ambil tulang tersebut dengan menggunakan pinset, kemudian cuci dengan air,
·         Coba patahkan tulang tersebut dan amatilah
2.      Kekerasan Tulang
·         Ambillah tulang ayam yang tersisa, kemudian bakar salah satu ujungnya di atas pembakar bunsen selama kurang lebh 2 menit, biarkan hingga dingin,
·         Tekanlah tulang pada bagian yang sudah dibakar dengan menggunakan pensil. Kemudian, tekan pula pada bagian yang tidak dibakar,
·         Bedakan hasil penekanan antara bagian tulang yang sudah di bakar dan bagian tulang yang tidak dibakar.



BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Dari hasil praktikum yang sudah dilakukan maka jawaban pernyataan masalah adalah sebagai berikut :
Ø  Bentuk tulang yang dipanaskan sama dengan bentuk tulang yang dimasukkan ke dalam larutan HCL
Ø  Bisa dibengkokkan, mempunyai sifat elastis jika dibengkokkan akan patah
Ø  Tidak, tulang yang sudah dibakar cenderung lebih lentur dan lunak daripada yang belum dibakar
4.2 Pembahasan Penelitian
Struktur tulang keras dan tulang rawan memiliki perbedaan pada unsur penyusunnya. Perbedaan inilah yang memberikan identitas yang mencolok pada tulang tersebut yaitu tulang rawan yang sifatnya lentur dan tulang keras yang sifatnya padat dan liat seperti semen. Namun tulang rawan dapat berubah menjadi tulang keras seiring dengan adanya pertumbuhan yang dialami oleh makhluk hidup tersebut. Perubahan ini dimaksudkan agar tulang tetap dapat menjalankan fungsi-fungsinya. Seperti halnya pada tulang rangka bayi yang masih berupa kartilago hialin. Jika kartilago tersebut tidak mengalami pengerasan (Osifikasi), maka tentulah alat-alat tubuh yang vital seperti jantung dan paru-paru tidak terlindungi dengan baik. Oleh karena itulah terjadi proses osifikasi.


BAB 5
PENUTUP
5.1  Kesimpulan
Pada praktikum kali ini larutan HCL dapat mempengaruhi kekerasan dan bentuk pada tulang. Seperti tulang yang sudah dibakar maka teksturnya akan lebih lentur dan lunak daripada tulang yang tidak dibakar
5.2  Saran
Diharapkan kritik dan saran bagi para pembaca agar laporan ini dapat menjadi lebih baik lagi untuk kedepannya.



DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Tulang (Diakses 24 Oktober 2019)
https://brainly.co.id/tugas/16897431 (Diakses 24 Oktober 2019)