Pages

Tuesday, July 25, 2017

Rangkuman Tumbuhan Berbiji

1.         Ciri tumbuhan biji
a. Bentuk dan ukuran tubuh spermatophyta
       Semak  (berbatang pendek, merayap, berumpun)
       Perdu    (Berbentuk seperti pohon tetapi batangnya kecil dan pendek)
       Pohon   (Berbatang besar dan tinggi)
       Liana      ( Berbentuk seperti tali tambang dan tumbuh melilit pada pohon liar)
b. Struktur dan fungsi tubuh
       -Gymnospermae/ pinophyta (Tumbuhan biji terbuka)
       - Angiospermae / magnopoliophyta ( Tumbuhan biiji tertutup)
2.         Karena tumbuhan berbiji meiliki pembuluh untuk bereproduksi secara generatif dengan membentuk biji.
3.         Gnospermae adalah kelompok tumbuhan yang bijinya tidak terlidungi olh daun buah (karpel) tau bijinya berada pada bilah-bilah stobilus berbentuk sisik.
4.         Angioserae adalah kelompok tumbuhan yang bakal bijinya terlindungi oleh daun buah.
5.         Monokotil adalah tumbuhan yang bagian bijinya tunggal atau mono atau tak berkeping
6.         Dikotil tumbuhan yang belah atau tumbuhan bijijnya berkeping dua.
7.         Penyerbukan adalah jatuhya benang sari ke atas kepala putik.
8.         Pembuahan tunggal adalaha pembukaan pada tanaman , dimana serbuk sari hanya membuahi satu ovum saja di dalam bunga.
9.         Pembuahan ganda adalah proses yang terjadi pada pembentukan biji tumbuhan angiospermae (biji tertutup), disebut pembuahan ganda karena terjadi dua pembuahan pada proses pembentukan biji.
10.     Gymnosprmae        : Bahan industri ertas, obt-obatan, kosmetika, bahan makanan, bahan industri terpenting ,bahan kayu bangunan
Angiosprmae            : sayuran, obat-obatan, dll)
11 tumbuhan berbiji  (spermathophyta)
Gymnospermae / pinophyta       : tumbuhan biji terbuka
Amgiosermae/ magnoliophita    : tumbuhan berbiji tertutup
Tumbuhan berbiji tertutup terbagi menjadi

Dicotyledoneae / magnolipsida : keping lembaga dua
Monocotylodoneae                        : keping lembaga satu

Pencemaran Suara

       Pencemaran suara adalah suara yang tidak diinginkan, mengganggu, dan merusak penengaran manusia. Kebisingan adalah suara dengan frekuensi di atas 80 dB.
1.       Kebisingan impulsif, yaitu kebisingan yang terjadi dalam waktu singkat dan mengejutkan. Contohnya, suara ledakan mercon.
2.       Kebisingan impulsif kontinu, yaitu kebisingan impulsif yang terjadi terus menerus, tetapi hanya sepotong-sepotong. Contohnya, suara palu yang dipukul terus menerus.
3.       Kebisingan semikontinu, yaitu kebisingan kontinu yang hanya sekejap, kemudian hilang dan muncul lagi. Contohnya, suara lalu-lalang kendaraan di jalan.
4.       Kebisingan kontinu, yaitu kebisingan yang datang secara terus-menerus dalam waktu yang cukup lama. Contohnya, suara mesin pabrik. Kebisingan kontinu yang berintensitas tinggi dapat menyebabkan rusaknya pendengaran.
        Tingkat kebisingan dapat ditentukan dengan alat SLM (sound level meter). Dinyatakan dalam satuan decibel (dB). Rata-rata seseorang mampu mendengar suara dengan frekuensi 20-20.000 Hz. Nilai ambang batas kebisingan yang diperkenpankan adalah 85 dB untuk waktu kerja delapan jam per hari.
            Kebisingan dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Tingkat gangguan tergantung pada tingkat kenyaringan suara (tingkat kebisingan). Kebisingan juga dapat menyebabkan gangguan psikologis, seperti kesulitan bekonsentrasi, dan gangguan fisiologis, sepertisakit kepala.

Saturday, July 22, 2017

Ceritaku Part 2

Setelah sekitar beberapa hari sesudah UN pengumuman hasil nilai UN pun akhirnya disampaikan melalui rapat orang tua. Saat itu juga aku sangat ingin melanjutkan sekolahku ke SMA TM (nama samaran lahh, aku sekolah di SMA lain). Ibuku yang waktu itu mengambil hanya bisa tersenyum saja melihat nilai UN ku. Wahh,,, saat itu aku mulai berpikir hal-hal lain. Setelah rapat selesai, ibuku keluar dari kelas dan aku langsung menghampirinya. Wajahku mulai tegang dan juga keringat dingin yang berkucuran. Huft, alhamdulillah ternyata nilai UN saya bagus, yaaa meskipun ada yang kecil satu, yaitu mata pelajaran yang hitung-hitungan itu lohhh, ahh kalian pasti juga udah tau. Aku saat itu yaa merasa gimanaa gitu, teman-temanku juga sama sihh merasa ada yang kurang. Kami merayakan, ehh bukan merayakan sihh lebih ke syukuran di rumah temanku yang mendapat juara satu UN. Yaaa,, teman-temanku nggak ngerakan yang aneh-aneh sihh kayak coret-coret baju, meskipun beberapa ada juga yang kaya itu.
                Banyak yang nanya ke saya nilai UN saya, yahh aku jawabnya sih biasa-biasa saja sihh karena yaa itu, ada yang kecil ada yang gede. Aku mulai berpikir untuk melanjutkan ke SMA favorit disana. Katanya banyak ngomong-ngomongin soal SMA itu bagus lah, gak ada bayaran lahh, terkenal lah, udah lah pokoknnya itu SMA favorit di daerah saya. Ayah saya yaa awalnya semangat banget buat masukin aku ke SMA itu, Ibu aku juga ngedukung aku, bahkan temen temenku juga, pokoknya banyak yang ngedukung.
                Hari pertama daftar aku mulai ke sekolah bawa formulir juga semua syarat-syarat nya. Temen-temen aku udah banyak yang ngegosip katanya masuk ke SMA itu tuhh passing grade nya tinggi banget ada yang sampe ini lahh bahkan sampe ke 300an juga, yaa meskipun passing grade aku sihh cuma 320ann. Aku berpikir, ahh aku masuk gak yaa ke SMA itu aku juga gak tau, hanya Allah yang tau. Setelah agak malam, di grup sosial media ku mulai rame tentang SMA favorit itu bahkan wali kelas ku udah ngirim beberapa foto passing grade nya sampe 340an, waw itu disekolah ku udah termasuk besar. Aku bicara sama  Ibuku “Bu lihat nih passing grade di SMA ini sekitar segini lohh Bu apa saya sanggup masuk ke SMA ini kan kurang Bu.”
“yahh nanti liat aja kalo misalnya Ayah kamu sanggup masukin kamu ke SMA ini kan bisa langsung masuk kan, katanya juga Ayah punya kenalan sama kepala  sekolah nya juga tuhh.” Kata ibu sambil menuju ke Ayah. “nihh yahh passing grade di SMA ini tuh segini,”
“huh, dapat dari mana kamu ini pendaftaran belum selesai mas udah dapet ini.” Kata Ayah sedikit meledek.
“aku dapet dai wali kelasku loh yahh kan wali kelasku Bu Tini (nama samaran, hehe), itu kan temen Ayah waktu SMA kann ?”
“iyaa, nanti aja liat gimana nanti.” Ayah menjawab
                Aku sedikit kesal mendengarnya, hmm aku langsung mengadu ke Ibu yang masih mendukung saya.
                Hari kedua pendaftaran biasa lahh aku ke sekolah lagi untuk melihat beberapa berkas-berkas lainnya. Disana juga sudah ada beberapa orang, jadi yaa aku udah mulai terbiasa. Meskipun sedikit sihh dan temenku yang datang pasti yang ituu melulu. Di hari itu Ibu wali kelasku mengirimkan lagi beberapa foto passing grade di SMA favorit tersebut. Wahh, ternyata naik nya tinggi banget sampai 350an, pikiran ku berbicara apakah aku sanggup, atau apakah aku akan masuk juga gak yahh, hmmm. Saat itu juga aku mulai kebingungan, dan aku berkonsultasi lagi dengan Ibuku bertanya-tanya tentang apakah aku sanggup atau tidak.
“Bu lihat, nilai UN nya tinggi apa bisa akumasuk ke sana ?” aku bertanya sambil cemberut.
“coba Ibu tanya pada Ayahmu, pasti bisalahh. Kan dia juaga punya kenalan di SMA itu, selain itu juga, Ibu kemarin sama Ayah udah dari kota liat-liat kosan aja di sekitaran sana dan kenalan juga sama temen Ayahmu yang katanya mau masukin kamu ke SMA itu.” Ibu bicara panjang lebar
“hmm, insyaallah lahh ayah masukin kamu ke SMA itu kalo ayah bisa sihh”
Aku pergi ke kamarku dan biasa lahh aku main-main gadget dan ngobrol-ngobrol nanya sini situ mau pada ngelanjutin kemana. Sebenernya sihh yaa, aku udah liat dari wajah Ayahku itu, kayaknya dia males masukin aku ke SMA, aku saat itu juga udah berpikiran kayak gitu. Dan ternyata benar, saat sore harinya entah kenapa Ibuku bicara bahwa katanya ayah gak bisa masukin aku, katanya juga terlalu susah. Ahh waktu itu juga aku langsung mengadu ke Ibuku.
“Bu masa sihh akugak masuk ke SMA itu, kan sekolah itu bagus bu, banyak juga temnku yang pengen daftar kesana”
“yahh jangan bicara ke Ibu dong, bicaranya ke Ayah sana !!” kata ibu.
“ahh suka gitu ah bicara sama Ayah mah, kayak yang gak ngedukung banget aku masuk ke SMA favorit itu lohh Bu.” (sambil cemberut)
“gimana yaa Ibu juga susah gitu ngomong sama Ayah juga tadi keras kepala gitu euhh.”
                Aku yang saat itu kesal langsung mengadu ke wali kelasku yang paling ngedukung (yaaa, wali kelas terbaik lahh). Aku tanya-tanya ke wali kelas yang juga kasih aku motivasi yang banyak. Aku tadinya mau mencabut pendaftaran ke SMA itu bahkan hampir aku cabutt. Tapi kata Ayahku jangan dulu kita liat nanti pas pengumuman pas nanti dua hari lagi.
                Besoknya sekitar hari ketiga pendaftaran, aku ke sekolah bahkan sama Ibuku mau ngadu soal itu tadi. Disekolah Ibu langsung bicara
“bu Tini (nama samaran wali kelasku, biar gak sulit) katanya euhh Ayahnya gak bisa masukin dia ke SMA itu.”
“ehh kenapa Bu kan kalo misalnya anak ibu dimasukin kesana nanti juga terbiasa sama lingkungan disana juga bu, ah Ibu mah.”
Saat itu Ibu aku dan wali kelasku sedikit berdebat soal, yaa itu tadi, aku pengen banget masuk ke SMA itu. Walikelas juga kasih motivasi dan saran juga kalo nggak jadi ke SMA itu, temen-temenku juga banyak yang ngeharapin aku masuk kesana kan katanya,
“iya ihh bener masuk aja ke SMA itu, euhh aku mah kalo dapat kesempatan kaya gitu mau dipake coba buat aku aja.” Temenku Zara berkata, sambil sedikit greget.
Aku saat itu hanya sedikit berbicara, tersenyum dan mendengarkan saja saran masukan dari temen juga wali kelasku. “bu aku mau minta nomor telepon Ayah Raihann, nanti aku bicara lagi sam Ayahnya.”
                Wali kelas ku juga sampai minta nomor telepon orang tuaku, bahkan sampai di telepon beberapa kali, Ayahku juga tetap tidak mau memasukan aku ke SMA itu bahkan sampai dipaksa wali kelasku tetap tidak mau (biasa lahh sifatnya sedikit keras kepala). Sampai-sampai kan itu hari terakhir daftar, beskonya kan mau liat pengumuman di sekolah itu jadi kata Ayahku tunggu aja besok. Malemnya aku bahkan sampai putus asa nangis-nangis (lahh masa cowok nangis sihh, hmm. haha). Ibuku juga sampai nangis gak bisa lagi berkata apa-apa karena yaa mungkin udah kalah debatnya sama Ayah. Ibuku berkata mungkin ini yang terbaik diberikan oleh Allah SWT.
                Aku tanya-tanya soal SMA yang favorit lagi ke wali kelasku dan ternyata ada satu daerah kota, sedikit jauh sihh, tapi yaa mau gimana lagi. Oke, aku langsung bicara pada Ayah, bahkan berdebat lagi, sampai Ayah diem aja, aku gak tau kenapa. Aku lalu bicara sama Ibu mungkin juga kata Ibu itu berarti dia setuju aja kamu sekolah di SMA Ciamis.
                Besoknya hari pengumuman, dan itu deg-degan banget, juga saat itu hari terakhir pendaftaran di SMA Ciamis. Aku sama Ayah berangkat pagi ke sekolah dulu, takut nanti gak keterima di SMA TM, jadi untuk antisipasi aku bawa aja formulir untuk ke SMA Ciamis itu. Setelah sampai di kota tempat SMA itu aku langsung menuju ke tempat majalah dinding dan melihat pengumuman, aku melihat sampai detail dan ternyata nama aku tidak ada. Yaa sudahlah, aku liat juga yang keterima dari SMP aku cuma sedikit. Disaat itu juga wali kelasku yang kebetulan temennya Ayah ketemu pas-pasan di ruang daftar (aku waktu itu mau ngambil lagi berkasnya karena kan udah gak keterima disana).
“ehh Bapak, apa kabar Pak ?, mau masukin anakmu ke sini ?” kata ibu Tini.
“ehh, sehat-sehat aja. Hmm, nggak ah mau ke SMA lain aja, passing grade nya juga kurang memenuhi.”
“gak apa-apa atuhh yuu, nanti bisa diobrolin sama kepala sekolahnya kan kenal yaa ?” sambil memberi masukan
“Iyaa tapi ahh aku gak mau ahh.”
Ayahku tetap saja keras kepala (mungkin ini yang terbaik untukku), bahkan wali kelas sambil mengajak Ayahku ngobrol sama kepala sekolah nya , tapi tetap tidak mau juga. Wali kelasku juga mungkin udah nyerahh lahh, aku juga diberi motivasi agar aku bisa menjadi yang terbaik di sekolah SMA yang saat iniaku belajar di sini. Dan aku langsung menuju kota yang sedikit jauh dari sana. Temen temenku juga banyak yang kecewa kenapa lahh gak mau kesana inilah, itulahh. Pokonya segala macem, tapi aku juga udah fix yaa mau ke SMA pilihan ku yang ini.
                Sampai disana kota Ciamis, aku sebenernya sangat asing sihh liat kotanya karena kan aku, gak terlau sering kesana karena jauh, sekitar dua jam dari rumahku. Aku masuk dan liat-liat wahh ternyata luas juga yahh meskipun panas, tapi yaa bagus juga. Aku masuk ke ruang daftar yang saat itu masih dibuka (itu hari pendaftaran terakhir, huft masih beruntung). Dan ternyata guru yang ngedaftarin juga bicara bahwa nilaiku bagus juga. Aku kasih tau nih yaa waktu itu kan sekolah itu masih asing, jadi aku gak tau apa-apa, yaa aku disuruh beli map malah kesana-kemari, ehh malah sampai salah jalan, soalnya aku gak tau banget tempat itu, hahaha. Aku juga waktu itu liat tempat kosan disana.
Setelah semua berkas selesai, aku kembali dulu ke sekolah untuk minta foto buat di berkasnya, dan waktu itu guruku nanya.
“jadi ngelanjutin kemana hann ?” kata Bu Tini
“ohh aku langsung aja tadi ke ciamis.”
“waww langsung kesana ?, jauhh loh itu.” Sedikit menggeleng kepala.
“yaa, mau gimana lagi soalnya aku juga mau kesana.”
                Dan setelah berkas foto selesai aku pulang dan menunggu sekitar beberapa hari untuk pengumumannya. Aku makin jadi gak sabar buat nunggu nya, sambil Ayahku memberi sedikit masukan, dari Ibuku juga.
Ketika hari pengumuman aku siap-siap dan pergi ke sekolah, dan katanya suratnya ada di Ciamis. Aku waktu itu langsung aja ke sana. Ternyata eh ternyata sesudah sampai disana katanya suratnya udah diambil, lahh aku tanya-tanya ke wali kelas, malah gak tau juga, udah ngehubungin Pak Jajang malah nggak dibales, mungkin gak bawa hp kali. Dan aku balik lagi ke SMP, ternyata benar surat nya udah diambil sama Pak Jajang. Uhh cape-cape aku sama Ayah ke kota, ahh dasar. Dan allhamdulillah aku keterima di SMA Ciamis, waktu itu aku seneng, nunjukin ke Ibuku juga seneng Ibu aku.

                Nahh, mau tau kenapa Ayahku gak mau masukin aku di SMA yang pertama tadi. Ayahku waktu itu baca koran, ehh lupa gak tau korannya apa. Tapi isinya pokoknya tentang seorang guru yang ngadu karena banyak sekali siswa yang masuk ke SMA melalui jalu belakang alias uang dan bukan jalur murni nilai. Nahh itu lohh penyebab nya. Tapi di SMA Ciamis juga aku udah allhamdulillah keterima. Ini semua hanya Allah SWT yang mengatur dan Maha Mengetahui.

Sunday, July 16, 2017

Ceritaku

Sebenernya sih aku aku mau gak mau untuk nyeritain ini tapi yaa udah lahh aku ceritain aja. Langsung aja ke ceritanya. Maaf yaa sebelumnya kalau ceritanya gak nyambung atau apalah, karena aku pake bahasa sendiri biar lebih enak. Ini juga aku baru belajar.
Semua berawal ketika aku akan menghadapi Ujian Nasional ketika SMP. Seperti biasanya aku bangun, merapikan tempat tidur, sholat, dan sarapan. Aku sudah terbiasa berjalan kaki dan menunggu angkutan umum lewat, karena sekolahku cukup jauh dari rumah. Aku kadang suka mengajak temanku untuk sama sama pergi ke sekolah. Ketika disekolah yaa.. seperti biasa aku selalu datang paling pagi, aku gak tau sih aku yang datang pagi atau teman temanku yang datangnya emang sengaja siang.
Semenjak akan menghadapi UN pelajaran memang sudah dikurangi karena hanya untuk mata pelajaran yang di UN kan. Disaat seperti itu memang bosan sih karena kan setiap sehari pelajaran nya Cuma satu, jadi sudah mulai ada yang pas guru nyeritain di depan ada yang ini lah itu lah. Aku waktu itu sudah mengatasinya dengan buku untuk belajar UN pilihanku yaa.. sekitar lima buku lah, itu juga bukunya dari bibiku karena ditempatku gak ada buku seperti itu.
Disaat menjelang UN teman temanku malah mengajak, ehh bukan mengajak sihh tapi mengajarkan atau membimbing teman saya untuk nanti UN. Teruma temanku yang satu ini Nira, Fitri, dan Ina. Iyaa... tuh mereka tuh sukanya datang ke rumah saya hanya untuk mendapat bimbingan sekalian juga belajar bareng kan biar lebih greget nanti pas UN.
“ehh Raihan aku mau ke rumahmu boleh yaaa, ayolahh kita belajar barengan.” Kata Nira (dengan wajah yang sangat menginginkan)
“iyaa dong ahh kamu mah masa gak mau bagi bagi ilmu gitu sama kita kita.” Fitri menambahkan
“iyaa iyaa mau jam berapa ? pulang sekolah aja yaa biar langsung.” Aku menjawab.
“ah aku mah menurut aja apa kata kalian, tapi aku mah nyusul yaa soalnya aku mau main dulu bentar sama temenku.” Jawab Ina... Waktu itu sih sebenarnya aku gak mau tapi yaa karena mereka yang maksa ya udahlah bagi bagi ilmu.
                Pulang sekolah mereka langsung menuju ke rumahku macem macem lahh ada yang naik motor lahh, ada yang dianter lahh sama pacarnya. Kebetulan aku sedang dirumah waktu itu karena kan mau UN jadi aku punya jadwal sendiri misalnya sepulang sekolah aku harus istirahat dulu bentar, terus langsung baca buku dan ngerjain soal soal UN dan saat itu aku masih merahasiakan buku ku pada teman temanku.
“Raihannn...” mereka menyaut dari luar. “ehh.. kalian, yu duduk di teras aja yah biar lebih luas.” Aku masuk ke dalam untuk mengambil beberapa buku tulis yang sudah dipelajari pas waktu disekolah, dan juga beberapa soal soal yang dikasih oleh guru bukan dikasih sih sebenarnya kamiyang minta biar ada banyak referensi soal UN taun kemarin. “mana Ina, kok belum kesini ?” Kata saya sambil melihat ke depan dekat gerbang. “ohh si  Ina ?, Ina mah pasti main dulu ke temennya.” Jawab Nira.
“yahh bentar lagi UN tapi masih main yaa...ah udahlah” kata Fitri sambil tertawa sedikit. “Hann.. aku boleh minta bantal atau guling gituu biar bisa sambil tiduran, kayaknya enak banget nihh suasananya juga sejukk..hehe...” Nira meminta sambil tertawa. “masa sambil tiduran sih gak fokus nanti..” sambil tertawa dan aku mengambil beberapa bantal.
                Aku pun langsung mengajari sambil aku juga belajar waktu itu dan mengerjakan beberapa soal soal. Ina pun datang “heyy maaf ya telat. Hehe”. Ina datang dengan membawa beberapa buku tulis. “kemana aja yey kita mah udah sampai sini ?” Kata Fitri sambil menunjuk ke arah soal. “maaf aku tadi habis dari alun alun bentar kok, hmm yuk lanjutin lagii..” Mereka melanjutkannya lagi sambil memakan beberapa camilan yang sudah aku sediakan untuk mereka.
                Setelah selesai mereka membereskan buku buku mereka dan yaaa biasa lah selfie selfie dulu di teras yang ini lah yang itu lahh. “Hann. Kami mau  pulang yaa !! mana ibumu ? mau pamitan dulu.”
“ohh iya bentar yaa.” Aku masuk kedalam dan memanggil ibuku karena mereka mau pulang jam juga udah menunjukan jam 3 sore. Setelah mereka pulang aku mandi dan makan sore karena biasa lah keringat. Aku lalu langsung membaca beberapa buku lagi di kamar dengan pintu yang ditutup rapat karena yaa aku punya adik tiga.
                Keesokan harinya entah kenapa perutku sangat sakit, itu sekitar dua minggu sebelum UN yaa. Aku berkata kepada ibuku dan aku langsung dibawa ke dokter. Kata dokter jangan makan yang pedas pedas ehh (sebenarnya aku suka pedas), jangan telat makan, dan harus makan sehat apalagi kan mau UN. Iyalahh aku menurut saja penyakit maag entah mungkin kata Ibuku sihh turunan dari Nenek juga, sama Ayahku juga. Ibuku berkata “Raihan inget tuh kata dokter, eh nanti mah ikuti kata temen Ibu yang katanya kalau sakit maag itu bisa disembuhin dengan merebus kunyit. Coba deh nanti yaa mau UN masa sakit sihh.” Aku menurut saja meskipun aku mual ketika pertama kali aku minum kunyit yang diblender terus direbus itu ketika aku ke rumah Nenekku.
                Beberapa hari menjelang UN aku mulai resep yang Ibuku bilang meskipun yaa agak aneh, tapi apalah daya itu untuk kesehatanku juga sihh. Teman temanku juga yang melihat saya minum itu agak sedikit aneh dan mual, karena saya meminum nya tidak pakai yang manis manis. Saya juga mengurangi makan yang bakso atau mie. Semenjak itu temen temen yang datang bertambah sekitar tiga orang, Ana (iyaa dia itu murid yang paling pinter dikelasnya yang selalu dari kelas satu SMP dia dapet peringkat ke satu), Yani, dan Zaki (dia tuh temen yang suka bareng kalo mau berangkat ke sekolah). Mereka pun mulai belajar bersama yang ini lah yang itulah segala ada. Sampai jam sudah sekitar setengah tiga mereka pamit untuk pulang.
                Keesokan harinya yang biasa ke rumah aku itu pada gak ada, gak tau yahh mungkin  mereka juga udah belajar masing-masing, udahlah. Yang datang hanya Nira. Kebetulan aku waktu itu lagi buat nasi goreng. Dia nanya “Mana yaa nasi goreng yang katanya enakkk itu ?” Nira sepertinya mengejek ku. “Ini nihh udah jadii yeyy” kataku sambil membawa piring nasi goreng. Nira mencicipi sedikit. “Ihh ini mahh kurang garam wuu..” Nira mengejek. “ahh biarlah yang penting seleraku ini tuhh enakk.” “ahh terselahh Raihan aja, hahaha”
                Setelah makan Nira mulai mencoba mengerjakan beberapa soal tanpa arahan dariku. “Hann ini rumusnya apa yaa ?” “hmmm tunggu bentar yaa.” Aku masuk ke dalam rumah lalu keluar lagi. “ohh rumusnya kayak gini nih.” aku menjelaskannya Nira kebingungan aku yakin Nira bertanya tanya apa yang aku lakukan di dalam tadi. “Tadi kamu ngapain di dalam ? kok setelah masuk ke dalam kamu jadi tau rumusnya ?”. “ohh aku tadi liat kalender.”(sedikit tertawa).. “Apaan liat kalender langsung tau kamu pasti liat buku kan ?“ Kata Nira bingung.. “Cuman buku paket ini kok” Aku menunjuk ke buku paket yang ada di sebelahku. “Mana coba emang adaa ?” . “Ada nihhh yey ah sudahlah lanjutin lagi.” Sepertinya Nira masih bertanya-tanya nih yaa aku jelasin waktu itu aku masuk kedalem itu liat buku UN ku disana tuhh udah lengkap materi yang di UN kan dari kelas 7 sampai kelas 9 jadi aku gak susah-susah lagi nyari di buku paket yang numpuk itu (ah kalo banyak mah jadi males baca), jadi aku udah ada rangkuman lengkapnya dengan soal juga jawaban dan penjelasannya. Tuhh aku udah buka rahasia ku semoga dibaca yaa, hahaha.
                Ketika hari minggu dan besoknya itu udah mau mulai UN, waktu itu keluargaku semua nya Ibu, Ayah, dan adik-adik sedang pergi keluar kota untuk datang ke pernikahan Bibiku. Jadi pulangnya hari sekitar hari senin siang. Waktu itu temen-temenku datang dan mau belajar bersama lagi. Yahh kenapa yaa mereka datang itu dadakan banget satu hari sebelum UN padahal dari jauh-jauh hari, aku juga sekitar empat bulan sebelum UN. Mereka belajar seperti biasa dan juga menuliskan beberapa saran rumus dariku. Ketika itu memang dirumahku lagi kosong hanya ada aku jadi aku tidur di rumah nenekku. Selain itu juga aku suka minta diajarin ke anak-anak yang ikutan bimbel, beberapa sihh. Aku nanya ke mereka Nira, Fitri, Ina, kenapa gitu ya mereka itu gak mau nanya  ke anak bimbel. Jawaban mereka hanya gak mau aja mungkin ahh sudahlah itu urusan mereka.
                Nahh semenjak UN hari pertama aku mulai membawa buku rahasia ku tapi juga teman-temanku biasa saja menaggapinya, aku juga liat mereka udah punya buku pengangan masing-masing yaa jadi biasa saja. Karena hari pertama mata pelajaran nya tidak terlalu sulit jadi teman-teman terlihat biasa saja, tapi beberapa juga ada yang kesulitan apalah, soal ini lah, itu lah segala macem. Sepulang sekolah mereka ingin sekali ke rumahku karena yaa besok mata pelajaran paling sulit, hmm kalian juga tau apa itu...Hitung menghitung itu lohh. Jadi mereka habis-habisan belajar di rumahku. Kenapa ya mereka mengerjakan sistem kebut semalam hufft, mungkin itu pikiran mereka katanya kalo dari jauh-jauh hari suka lupa jadi yaa itulah dikebut. Saat itu juga keluarga ku dari luar kota udah pada dateng nihh. Jadi, aku sedikit luangkan waktu dulu.
                Belajar sampe sore bahkan satu orang temanku, Nira uhh dia belajarnya rajin menurut aku mah sampe malem masih ada dirumahku, ohh dia itu nunggu jemputan gak tau lah lupa siapa yang jemputnya sekitar jam tujuh kurang kalo gak salah dia baru pulang tuhh. Malemnya aku belajar uhh sampe lupa jam berapa pokoknya ngerjain banyak banget soal-soal.
                Esoknya yaitu pelajaran hitung-menghitung datang juga seperti biasalah di kelas yaa meskipun ada yang ngawas juga kita selalu nanya meskipun sembunyi-sembunyi biar gak ketahuan. Saya juga duduk paling depan untuk yahh dekat pengawas sihh. Waktu itu juga pengawas nya agak galak jadi kami gak berani berkutik. Setelah selesai mereka keluar dengan wajah ada yang biasa saja bahkan ada yang sampai nangis-nangis gak tau kenapa tuh mungkin kesulitan kayaknya.
                Satu hari, dua hari, sampai UN selesai dan akhirnya kami bisa bebas terjauh dari soal waktu itu juga setelah UN kita libur yeyy. Dan tinggal menunggu keputusan hasil UN nya.


Coming soon Ceritaku yang lainnya...