Pages

Wednesday, March 14, 2018

Peran Indonesia Dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

PERAN INDONESIA DALAM PERSERIKATAN BANGSA BANGSA (PBB)
Tugas Ini Ditujukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran PPKn Semester Genap
Tahun Pelajaran 2017/2018

DISUSUN OLEH : KELOMPOK / XI IPA 5


6.     Muhammad Raihan Indraguna

Pemerintahan Kabupaten Ciamis
Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan
SMA NEGERI 2 CIAMIS
Jln. K.H. A. Dahlan No. 2 tlp. 771709 Ciamis




LEMBAR PENGESAHAN
Makalah yang berjudul “PERAN INDONESIA DALAM PBB”. Tugas Ini Ditujukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran PPKn Semester Genap Tahun 2017/2018
KELOMPOK / XI IPA 5

6.     Muhammad Raihan Indraguna


Telah disetujui oleh :





Wali Kelas                                                  Guru Mata Pelajaran




                                                 
NIP :                                                                    NIP :



KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang  telah memberikan rahmat, serta karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah sederhana ini.
Selain itu saya mengucapkan terima kasih kepada :
1.      Ibu Selly Afianti selaku wali kelas XI IPA 5.
2.      Ibu Desi Ovrianti selaku pembimbing sekaligus guru mata pelajaran PPKn.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas pelajaran PPKn. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya makalah ini.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat dijadikan acuan untuk membuat makalah lebih baik lagi kedepannya.







                                                                        Ciamis, 25 Januari 2018



                                                                                                Penulis


DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN............................................................... ii
KATA PENGANTAR....................................................................... iii
DAFTAR ISI..................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 5
A.   Latar Belakang.......................................................................... 5
B.   Rumusan Masalah..................................................................... 5
C.   Tujuan....................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN................................................................... 6
A.   Perserikatan Bangsa-Bangsa..................................................... 6
B.   Peran Indonesia Dalam PBB..................................................... 8
BAB III PENUTUP ......................................................................... 12
A.   Kesimpulan.............................................................................. 12
B.   Saran........................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................... 13



BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau dalam bahasa inggris disebut United Nations (UN) adalah organisasi internasional yang didirikan pada tanggal 24 Oktober 1945 untuk mendorong kerjasama internasional.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau United Nations (UN) adalah organisasi internasional yang yang anggotanya hampir seluruh negara di dunia. Tujuannya adalah untuk mewujudkan perdamaian dunia dan kerja sama antarnegara anggota. PBB didirikan pada 28 Juni 1945, tidak lama setelah Perang Dunia II berakhir. PBB didirikan oleh empat negara besar, yaitu Amerika Serikat, Uni Soviet, Inggris, dan Cina. PBB dibentuk untuk membuat tatanan dunia menjadi lebih baik dan lebih damai, terbebas dari peperangan dan permusuhan. Organisasi ini bermarkas di kota New York, Amerika Serikat.
Walaupun didirikan oleh negara-negara besar, keanggotaan PBB terbuka bagi semua negara di dunia. Sampai saat ini, anggota PBB berjumlah 193 negara. Jadi, hampir seluruh negara di dunia telah menjadi anggota PBB. Semua negara yang menjadi anggota PBB memiliki kedudukan yang sama. Negara besar maupun kecil, baik kaya atau miskin, semuanya memiliki hak dan kewajiban yang sama bagi terciptanya perdamaian dunia.
Organisasi ini memiliki enam organ utama : Majelis Umum (majelis musyawarah utama), Dewan Keamanan (untuk memutuskan resolusi tertentu untuk perdamaian dan keamanan),Dewan Ekonomi dan Sosial (untuk membantu dalam mempromosikan kerjasama ekonomi, sosial internasional dan pembangunan), Sekretariat (untuk menyediakan studi, informasi dan fasilitas yang diperlukan oleh PBB), Mahkamah Internasional (organ peradilan primer), Dewan Perwalian (yang saat ini tidak aktif).
I.II Rumusan Masalah
Dalam makalah ini kami membatasi rumusan masalahnya yaitu :
1.      Apa itu PBB, Tujuan dan Misi PBB ?
2.      Bagaimana peran Indonesia dalam PBB ?
I.III Tujuan
1.      Untuk mengetahui tujuan didirikan PBB
2.      Untuk mengetahui misi PBB
3.      Untuk mengetahui peran Indonesia dalam PBB





BAB II
PEMBAHASAN
II.I Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB, bahasa Inggris: United Nations, disingkat UN) adalah organisasi internasional yang didirikan pada tanggal 24 Oktober 1945 untuk mendorong kerjasama internasional. Badan ini merupakan pengganti Liga Bangsa-Bangsa dan didirikan setelah Perang Dunia II untuk mencegah terjadinya konflik serupa. Pada saat didirikan, PBB memiliki 51 negara anggota; saat ini terdapat 193 anggota. Selain negara anggota, beberapa organisasi internasional, dan organisasi antar-negara mendapat tempat sebagai pengamat permanen yang mempunyai kantor di Markas Besar PBB, dan ada juga yang hanya berstatus sebagai pengamat. Palestina dan Vatikan adalah negara bukan anggota (non-member states) dan termasuk pengamat permanen (Tahta Suci mempunyai wakil permanen di PBB, sedangkan Palestina mempunyai kantor permanen di PBB)
Markas Perserikatan Bangsa-Bangsa terletak di New York, Amerika Serikat, dan memiliki hak ekstrateritorialitas. Kantor utama lain terletak di Jenewa, Nairobi, dan Wina. Organisasi ini didanai dari sumbangan yang ditaksir, dan sukarela dari negara-negara anggotanya.
Tujuan utama PBB adalah
1.    Menjaga perdamaian dan keamanan dunia,
2.    Memajukan dan mendorong hubungan persaudaraan antarbangsa melalui penghormatan hak asasi manusia,
3.    Membina kerjasama internasional dalam pembangunan bidang ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan,
4.    Menjadi pusat penyelarasan segala tindakan bersama terhadap negara yang membahayakan perdamaian dunia, dan
5.    Menyediakan bantuan kemanusiaan apabila terjadi kelaparan, bencana alam, dan konflik bersenjata.
Asas PBB adalah sebagai berikut
1.      Semua anggota mempunyai persamaan derajat dan kedaulatan,
2.      Setiap anggota akan menyelesaikan segala persengketaan dengan jalan damai tanpa membahayakan perdamaian, keamanan dan keadilan,
3.      Setiap anggota memberikan bantuan pada PBB sesuai Piagam PBB, dan
4.      PBB tidak boleh mencampuri urusan dalam negeri negara lain.
Misi PBB untuk menjaga perdamaian dunia pada awalnya cukup sulit untuk dicapai akibat Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. PBB berpartisipasi dalam operasi militer di Korea dan Kongo, serta menyetujui pendirian negara Israel pada tahun 1947. Keanggotaan organisasi ini berkembang pesat setelah periode dekolonisasi pada tahun 1960-an, dan pada tahun 1970-an anggaran untuk program pembangunan ekonomi, dan sosial jauh melebihi anggaran untuk pemeliharaan perdamaian. Setelah berakhirnya Perang Dingin, PBB melancarkan misi militer, dan pemeliharaan perdamaian di berbagai belahan dunia dengan hasil yang berbeda-beda.
PBB memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 2001, dan beberapa petugas, dan badannya juga telah memperoleh hadiah tersebut. Namun, terdapat perbedaan pendapat mengenai efektivitas PBB. Beberapa komentator meyakini organisasi ini berperan penting dalam menjaga perdamaian, dan mendorong pembangunan manusia, sementara komentator yang lain merasa organisasi ini tidak efektif, korup, atau bias.
Latar belakang dibentuknya PBB dimulai setelah Perang Dunia I (1914–1918). Pada 8 Januari 1918, Woodrow Wilson (Presiden Amerika Serikat) mengusulkan membentuk Liga Bangsa-Bangsa (LBB) atau League of Nation. Usulan Woodrow Wilson tertuang dalam 14 pasal (Wilson’s Fourteen Points). Sehingga pada 10 Juni 1920, terbentuklah LBB di Versailles, Prancis. Adapun markas besarnya berada di Jenewa, Swiss.
Tujuan pembentukan LBB adalah memelihara perdamaian dunia. salah satu nya dengan cara melucuti senjata pada negara konflik, mencegah perang melalui keamanan kolektif, menyelesaikan permasalahan antara negara-negara melalui diplomasi dan negosiasi, serta memperbaiki kesejahteraan hidup global. Sayangnya peranan LBB sebagai lembaga pemelihara perdamaian dunia, tidak dapat terlaksana dengan baik.
Meskipun LBB dapat dikatakan gagal membawa perdamaian dunia, namun usaha untuk mencapai perdamaian dunia terus dirintis kembali, salah satu nya oleh Presiden Amerika Serikat Franklin Delano Roosevelt dan Perdana Menteri Inggris Sir Winston Churchill. Mereka mengadakan pertemuan di atas kapal penjelajah Atlanta di lepas Pantai New Foundland, Samudra Atlantik pada 14 Agustus 1941.
Pertemuan ini menghasilkan suatu deklarasi yang dikenal sebagai Piagam Atlantik (Atlantic Charter) dimana didalamnya terdapat 8 poin penting, yaitu:
1.      Pelucutan senjata di seluruh dunia pasca perang
2.      Hak untuk menentukan nasib sendiri
3.      Pengaturan sebuah wilayah harus sesuai dengan kehendak masyarakat bersangkutan
4.      Tidak ada lagi wilayah yang dicari oleh Amerika Serikat atau Inggris
5.      Memajukan kerjasama ekonomi dunia dan peningkatan kesejahteraan sosial
6.      Pengurangan rintangan perdagangan
7.      Kebebasan berkehendak dan bebas dari kekhawatiran
8.      Menciptakan kebebasan di laut lepas
Keanggotaan PBB terbuka bagi semua negara yang cinta damai, yang menerima kewajiban-kewajiban yang ditentukan dalam Piagam PBB dan bersedia menaati kewajibankewajibannya. Anggota-anggota pertama dari PBB adalah mereka yang ikut dalam konferensi di San Francisco. Penerimaan suatu negara untuk menjadi anggota PBB adalah atas usul Dewan Keamanan yang kemudian disetujui oleh 2/3 dari jumlah anggota Majelis Umum yang hadir. Indonesia merupakan negara anggota PBB yang ke-60 dan resmi diterima pada tanggal 28 September 1950.




II.II Peran Indonesia dalam PBB
Peran dan keikutsertaan Indonesia dalam PBB antara lain;
A.    Mengirim Pasukan Garuda
Setiap tahun U.N atau United Nation ( PBB ) meminta para Negara anggotanya untuk mengirimkan pasukan perdamaian dunia yang berasal dari Militer maupun Polisi yang  nantinya akan tergabung United Nation Army untuk melakukan patroli di wilayah konflik, melakukan pengawasan terhadap daerah rawan konflik, membantu masyarakat di daerah konflik.
Sebagai anggota PBB Indonesia juga aktif dalam memelihara perdamaian di dunia. Kontingen Garuda disingkat KONGA atau Pasukan Garuda adalah pasukan Tentara Nasional Indonesia yang ditugaskan sebagai pasukan perdamaian di negara lain. Indonesia mulai turut serta mengirim pasukannya sebagai bagian dari pasukan penjaga perdamaian PBB sejak 1957. Berikut ini daftar nama Kontingen Garuda yang dikirim Indonesia :

·         Kontingen Garuda I, Kontingen Garuda I dikirim pada 8 Januari 1957 ke Mesir;
·         Kontingen Garuda II, Konga II dikirim ke Kongo pada 1960;
·         Kontingen Garuda III, Konga III dikirim ke Kongo pada 1962;
·         Kontingen Garuda IV, Konga IV dikirim ke Vietnam pada 1973;
·         Kontingen Garuda V, Konga V dikirim ke Vietnam pada 1973;
·         Kontingen Garuda VI Konga VI dikirim ke Timur Tengah pada 1973
·         Kontingen Garuda VII Konga VII dikirim ke Vietnam pada 1974.
·         Kontingen Garuda VIII, Kontingen Garuda VIII dikirim dalam rangka misi perdamaian PBB di Timur Tengah paska Perang Yom Kippur antara Mesir dan Israel
·         Kontingen Garuda IX, Konga dikirim ke Iran-Irak pada 1988;
·         Kontingen Garuda X, Konga X dikirim ke Namibia pada 1989;
·         Kontingen Garuda XI, Konga XI dikirim ke Irak-Kuwait pada 1992;
·         Kontingen Garuda XII, Konga XII dikirim ke Kamboja pada 1992;
·         Kontingen Garuda XIII, Konga XIII dikirim ke Somalia pada 1992;
·         Kontingen Garuda XIV, Konga XIV dikirim ke Bosnia-Herzegovina pada 1993;
·         Kontingen Garuda XV, Konga XV dikirim ke Georgia pada 1994;
·         Kontingen Garuda XVI, Konga XVI dikirim ke Mozambik pada 1994;
·         Kontingen Garuda XVII, Konga XVII dikirim ke Filipina pada 1994;
·         Kontingen Garuda XVIII, KONGA XVIII dikirim ke Tajikistan pada November 1997;
·         Kontingen Garuda XIX, Konga XIX dikirim ke Sierra Leone pada 1999-2002;
·         Kontingen Garuda XX/A
·         Konga XX dikirim ke Bungo, Kongo pada 6 September 2003 dan bertugas selama 1 tahun;
·         Kontingen Garuda XXI, Kontingen Garuda XXI merupakan kontribusi TNI dalam misi perdamaian PBB di Liberia (UNMIL);
·         Kontingen Garuda XXII
·         Kontingen Garuda XXII merupakan kontribusi TNI dalam misi perdamaian PBB di Sudan (UNMIS);
·         Kontingen Garuda XXIII, Konga XXIII bertugas sebagai bagian dari Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) ;
·         Kontingen Garuda XXIV, Bertugas di Nepal. Kontingen Garuda XXIV merupakan kontribusi TNI dalam misi perdamaian PBB di Nepal (UNMIN);
·         Kontingen Garuda XXV
·         Berdasarkan Frago (fragmentery order) Nomor10-10-08 tanggal 30 Oktober 2008, penambahan Kontingen Indonesia dalam rangka misi perdamaian dunia di Lebanon Selatan;
·         Kontingen Garuda XXVI, Menyusul keberhasilan penugasan Kontingen Garuda XXIII bersama dengan UNIFIL, sekaligus dalam rangka memperbesar peran serta Indonesia dalam pemeliharaan perdamaian di Lebanon Selatan dan atas permintaan PBB;
·         Kontingen Garuda Indonesia XXVII
·         Kontingen Garuda XXVII - 1 tergabung dalam misi UNAMID di Darfur bertugas sejak tanggal 21 Agustus 2008 sampai dengan tanggal 21 Agustus 2009 dalam satgas Milobs.

B.     Indonesia Sebagai Pelopor Perdamaian
Secara tidak langsung, Indonesia ikut serta dalam beberapa gerakakan untuk menciptakan perdamaian dunia melalui kerja sama dalam konferensi Asia Afrika, ASEAN, maupun Gerakan Non Blok.
Sebagai anggota PBB, Indonesia berhasil menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika yang menghasilkan Dasasila Bandung.
Sebagai anggota PBB, Indonesia menjadi pelopor pencetusan ZOFTAN dan SEANWFZ
C.    Mengirimkan Relawan
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang memiliki jiwa social yang tinggi oleh karena itu tak sedikit orang yang ingin berpartisipasi secara langsung menjadi relawan ke daerah konflik untuk memberikan bantuan berupa makanan, pakaian ataupun obat-obatan.
Pada Tahun 1984, Indonesia mengirimkan Bantuan berupa beras melalui FAO yang ditujukan untuk Ethiopia yang waktu itu dilanda bencana kelaparan.
Pada Tahun 1995, Sebagai anggota PBB Indonesia membantu dalam menampung para pengungsi yang berasal dari Vietnam di pulau Galang
D.    Mengirim perwakilan dewan dan lembaga-lembaga PBB
Banyak pemimpin-pemipin Indonesia yang menduduki jabatan cukup tinggi di PBB tak hanya sebagai dewan PBB namun lembaga-lembaga lain naungan PBB seperti ILO, WHO, UNESCO, UNICEF.
E.     Sebagai pemimpin serta anggota tetap dibeberapa organisasi PBB
·         Pada tahun 1971, Indonesia yang diwakili oleh Adam Malik pernah ditunjuk untuk menjadi presiden di Majelis Umum PBB.
·         Indonesia tiga kali terpilih menjadi anggota tetap Dewan Keamanan PBB, yaitu periode tahun 1974 – 1975, periode tahun 1995-1996, dan periode tahun 2007-2008.
·         Indonesia pernah terpilih 11 kali sebagai anggota Dewan ekonomi dan sosial PBB, 2 kali ditunjuk sebagai presiden dari Dewan Ekonomi dan Sosial PBB, serta 3 kali sebagai wakil presiden dari Dewan tersebut.
·         Indonesia juga terpilih sebanyak 3 kali menjadi anggota Dewan Hak Asasi manusia PBB dan satu kali ditunjuk sebagai wakil presiden dari Dewan tersebut, yaitu periode tahun 2009-2010.
F.     Membantu penyelesaian konflik diberbagai negara
Pada Tahun 1989, Sebagai anggota PBB Indonesia berhasil membantu menyelesaikan konflik yang terjadi di kamboja. Sebagai anggota PBB, Indonesia berperan menjadi mediator atas penyelesaian konflik yang terjadi antara Filiphina dan Moro National Front Liberation (MNFL) yang menguasai Mindanau Selatan
G.    Kertelibatan Indonesia dalam misi Perdamaian PBB
Ketika Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada 17 Agustus1945, Mesir segera mengadakan sidang menteri luar negeri negara-negara Liga Arab. Pada 18 November 1946, mereka menetapkan resolusi tentang pengakuan kemerdekaan RI sebagai negara merdeka dan berdaulat penuh. Pengakuan tersebut adalah suatu pengakuan de jure menurut hukum internasional.
Untuk menyampaikan pengakuan ini Sekretaris Jenderal Liga Arab ketika itu, Abdurrahman Azzam Pasya, mengutus Konsul Jendral Mesir di India, Mohammad Abdul Mun’im, untuk pergi ke Indonesia. Setelah melalui perjalanan panjang dan penuh dengan rintangan terutama dari pihak Belanda maka akhirnya ia sampai ke Ibu Kota RI waktu itu yaitu Yogyakarta dan diterima secara kenegaraan oleh Presiden Soekarno dan Bung Hatta pada 15 Maret 1947. Ini pengakuan pertama atas kemerdekaan RI oleh negara asing.
Presiden Sukarno membalas pembelaan negara-negara Arab di forum internasional dengan mengunjungi Mesir dan Arab Saudi pada Mei 1956 dan Irak pada April 1960. Pada 1956, ketika Majelis Umum PBB memutuskan untuk menarik mundur pasukan Inggris, Prancis, dan Israel dari wilayah Mesir, Indonesia mendukung keputusan itu dan untuk pertama kalinya mengirim Pasukan Pemelihara Perdamaian PBB ke Mesir yang dinamakan dengan Kontingen Garuda I atau KONGA I.
Kontingen Garuda I atau disebut juga Pasukan Garuda dikirim pada 8 Januari 1957. Kontingen ini terdiri dari gabungan personel dari Resimen Infanteri-15 Tentara Territorium (TT) IV/Diponegoro, serta 1 kompi dari Resimen Infanteri-18 TT V/Brawijaya di Malang, dengan komandan kontingen Letnan Kolonel Infanteri Suadi Suromihardjo. Konga I ini berkekuatan 559 pasukan dengan masa tugas selama kurang lebih 9 bulan dan kembali ke tanah air tanggal 29 September 1957.
Tiga tahun kemudian yaitu tahun 1960 Letnan Kolonel Solochin GP memimpin pasukan Konga II ke Kongo dengan jumlah pasukan sebanyak 1.074 orang yang bertugas dari September 1960 sampai mei 1961. Kemudian setelah itu Indonesia terus mengirimkan pasukan dalam misi PBB dan sampai saat ini sudah sampai pada Kontingen Garuda ke XXIII ke Libanon.
Selain Kontingen Garuda yang berupa pasukan bersenjata, Indonesia juga aktif mengirimkan personil tidak bersenjata yaitu terdiri dari anggota TNI yang bertugas sebagai pengamat militer atau Military Observer dan juga polisi yang bertugas sebagai Civilian Police/Police Adviser.
Dengan pisahnya POLRI dari ABRI tahun 1999 Indonesia tidak pernah lagi mengirimkan personil polisi ke misi misi PBB. Indonesia terakhir kali mengirimkan personil kepolisian ke misi penjaga perdamaian PBB adalah pada tahun 1999. Saat itu sebanyak 20 personil polisi tercatat sebagai anggota Kontingen Garuda XIV tahun 1998-1999 bersama 219 personil militer Indonesia. Kontingen Garuda XIV tersebut bergabung dengan misi penjaga perdamaian PBB di Bosnia Herzegovina.
Setelah lama absen dalam misi-misi PBB akhirnya pada tahun 2007 Indonesia  berhasil menempatkan personil Kepolisian RI untuk bergabung dengan Misi Penjaga Perdamaian PBB di Sudan atau UNMIS/United Nation Mission in Sudan. Personil itu adalah AKBP Ir. Ari Laksamana Wijaya dari Mabes Polri yang bergabung dengan UNMIS pada 5 Juli 2007 yang diikuti oleh 5 personil Polisi lainnya dan beberapa waktu lalu ada 15 orang lagi yang menyusul. Selain di UMIS saat ini Indonesia juga telah mengirimkan 3 Personil POLRI ke misi UNAMID di Darfur dengan komandan kontingen AKBP Krishna Murti, Sik, Msi dan satu batalyon FPU atau Formed Police Unit yang terdiri dari 140 personil lengkap dengan peralatan dan persenjataan dengan komadan FPU AKBP Joni Asadoma, Sik, SH, M.Hum yang bertugas di El-Fashir yaitu wilayah Darfur utara.


BAB III
PENUTUP
III.I Kesimpulan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau United Nations (UN) adalah organisasi internasional yang yang anggotanya hampir seluruh negara di dunia. Tujuannya adalah untuk mewujudkan perdamaian dunia dan kerja sama antarnegara anggota. PBB didirikan pada 28 Juni 1945, tidak lama setelah Perang Dunia II berakhir. PBB didirikan oleh empat negara besar, yaitu Amerika Serikat, Uni Soviet, Inggris, dan Cina. PBB dibentuk untuk membuat tatanan dunia menjadi lebih baik dan lebih damai, terbebas dari peperangan dan permusuhan. Organisasi ini bermarkas di kota New York, Amerika Serikat.
III.II Saran
Diharapkan kritik dan saran bagi para pembaca agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi untuk kedepannya.





DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Perserikatan_Bangsa-Bangsa
https://saiyanadia.wordpress.com/2010/11/20/peran-dan-keterlibatan-indonesia-dalam-pbb/
http://www.mediabelajar.info/2012/08/peran-indonesia-dalam-pbb.html
https://www.qureta.com/post/peranan-keikutsertaan-indonesia-menjadi-bagian-dari-pbb
http://pusatinformasi212.blogspot.co.id/2017/03/peran-indonesia-dalam-pbb.html
http://gilangcahya31.blogspot.co.id/2014/08/peran-indonesia-dalam-organisasi.html
http://www.markijar.com/2017/05/12-peranan-indonesia-dalam-perserikatan.html


No comments :

Post a Comment