Pages

Saturday, November 4, 2017

Laporan Hasil Praktikum Hukum Archimedes

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM
HUKUM ARCHIMEDES
DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS MATA PELAJARAN FISIKA



KELOMPOK :  / XI MIPA 5


SMA NEGERI 2 CIAMIS
Pemerintahan Kabupaten Ciamis
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Jln. K.H. A. Dahlan No. 2 tlp. 771709 Ciamis
Tahun Pelajaran 2017/2018




LEMBAR PENGESAHAN
          Laporan hasil praktikum “Hukum Archimedes”
KELOMPOK :  / XI MIPA 5
 Nama anggota dalam Kelompok
Telah disetujui oleh :



Wali kelas                             Guru Mata Pelajaran Fisika





                                
NIP :                                                      NIP :





KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang  telah memberikan rahmat, serta karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan sederhana ini.
Selain itu saya mengucapkan terima kasih kepada :
1.      Ibu  selaku wali kelas XI IPA 5.
2.      Bapak  selaku guru mata pelajaran Fisika.
Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi tugas pelajaran Fisika. Kami menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya laporan ini.
Semoga dengan adanya laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat dijadikan acuan untuk membuat laporan lebih baik lagi kedepannya.



                                                                        Ciamis, 03 Oktober 2017



Penulis





DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN............................................................... ii
KATA PENGANTAR....................................................................... iii
DAFTAR ISI..................................................................................... iv
BAB I PEDAHULUAN..................................................................... 1
A.   Latar Belakang Masalah............................................................ 1
B.   Tujuan Penelitian...................................................................... 1
C.   Manfaat Penelitian.................................................................... 1
BAB II KAJIAN PUSTAKA............................................................. 2
A.   Kajian Teoritis.......................................................................... 2
B.   Kerangka Pemikiran.................................................................. 6
BAB III METODOLOGI PENELITIAN......................................... 8
A.   Waktu Penelitian....................................................................... 8
B.   Tempat Penelitian..................................................................... 8
C.   Metode Pengumpulan Data/Teknik........................................... 8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................ 9
A.   Tabel Pengamatan..................................................................... 9
B.   Jawaban Pertanyaan................................................................. 9
BAB III PENUTUP.......................................................................... 11
A.   Kesimpulan.............................................................................. 11
B.   Saran........................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................... 12
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................... 13






BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang Masalah
Hukum Archimedes adalah sebuah hukum tentang prinsip pengapungan di atas benda cair yang ditemukan oleh Archimedes, seorang ilmuan Yunani yang juga merupakan penemu pompa spiral untuk menaikkan air yang dikenal dengan istilah Sekrup Archimedes. Hukum Archimedes berhubungan dengan gaya berat dan gaya ke atas suatu benda yang dimasukkan ke dalam air.
Menurut Archimedes, benda menjadi lebih ringan bila diukur dalam air daripada di udara karena di dalam air, benda mendapat gaya ke atas. Sementara ketika di udara, benda memiliki berat yang sesungguhnya.
Oleh karena itu, dalam praktikum ini kamu ingin menyelidiki perbedaan berat benda di udara dan di dalam zat cair. Kami juga ingin menyelidiki hubungan gaya ke atas dengan berat zat cair yang dipindahkan.

I.II Tujuan Penelitian
Tujuan praktikum yang kami lakukan pada praktikum tentang“Archimedes”, yaitu :
a.       Menyelidiki perbedaan berat benda di udara dan di dalam fluida.
b.      Menyelidiki hubungan gaya ke atas dengan berat zat cair yang dipindahkan.

I.III Manfaat Penelitian
            Manfaat dari penelitian ini adalah :
a.       Diketahuinya pengertian hukum Archimedes
b.      Diketahuinya cara untuk melakukan percobaan hukum Archimedes




BAB II
KAJIAN PUSTAKA
II.I Kajian Teoritis
a.     Hukum Archimedes
Archimedes adalah seorang ilmuwan terbesar pada zamannya. Ia lahir di kota Syracuse, Sisilia pada tahun 287 SM dan meninggal pada tahun 212 SM. Archimedes dikenal sebagai ahli fisika, marematika, optika dan astronomi. Ia dijuluki sebagai Bapak Eksperimen, karena mendasarkan penemuannya pada percobaan.
Ia menemukan hukum pada sebuah peristiwa yang disebut dengan Hukum Archimedes yang berbunyi “jika benda dimasukkan ke dalam cairan, baik sebagian atau seluruhnya, akan mendapatkan gaya ke atas sebesar berat cairan yang dipindahkan benda itu”. Misalnya air mempunyai volume tertentu, jika sebuah benda dimasukkan ke dalam air tersebut, maka permukaan air akan terdesak atau naik. Dengan kata lain, berat benda seolah-olah menjadi lebih ringan. Hal ini karena adanya gaya ke atas yang sering disebut gaya Archimedes.
b.    Rumus Prinsip Hukum Archimedes
  FA=ρ.g.V


Keterangan :

FA       Tekanan Archimedes  = N/m2
Ρ          Massa Jenis Zat Cair = Kg/M3
G         Gravitasi   = N/Kg
V         Volume Benda Tercelup = M3
Menurut Archimedes, benda menjadi lebih ringan bila diukur dalam air dari pada di udara karena dalam air, benda mendapat gaya ke atas. Sementara ketika di udara, benda memiliki berat yang sesungguhnya.
Dalam Persamaan :
W­­­­­­b = mb.g
Ketika dalam air, dikatakan memiliki berat semu, dinyatakan dengan:
Wdf = Wb – FA
Keterangan :
Wdf      : berat dalam fluida, dikatakan juga berat semu (N)
Wb         : berat benda sesungguhnnya, atau berat di udara (N)
FA           : gaya angkat ke atas (N)
Gaya angkat ke atas ini yang disebut juga gaya apung.
II.II Kerangka Pemikiran
Ketika dirimu menimbang batu di dalam air, berat batu yang terukur pada timbangan pegas menjadi lebih kecil dibandingkan dengan ketika dirimu menimbang batu di udara (tidak di dalam air). Massa batu yang terukur pada timbangan lebih kecil karena ada gaya apung yang menekan batu ke atas. Efek yang sama akan dirasakan ketika kita mengangkat benda apapun dalam air. Batu atau benda apapun akan terasa lebih ringan jika diangkat dalam air. Hal ini bukan berarti bahwa sebagian batu atau benda yang diangkat hilang sehingga berat batu menjadi lebih kecil, tetapi karena adanya gaya apung. Arah gaya apung ke atas, alias searah dengan gaya angkat yang kita berikan pada batu tersebut sehingga batu atau benda apapun yang diangkat di dalam air terasa lebih ringan. Keterangan gambar : Fpegas = gaya pegas, w = gaya berat batu, F1 = gaya yang diberikan fluida pada bagian atas batu, F2 = gaya yang diberikan fluida pada bagian bawah batu, Fapung = gaya apung.
Fapung merupakan gaya total yang diberikan fluida pada batu (Fapung = F2-F1). Arah gaya apung (Fapung) ke atas, karena gaya yang diberikan fluida pada bagian bawah batu (F2) lebih besar daripada gaya yang diberikan fluida pada bagian atas batu (F1).
 Hal ini dikarenakan tekanan fluida pada bagian bawah lebih besar daripada tekanan fluida pada bagian atas batu. Dalam kehidupan sehari-hari, kita akan menemukan bahwa benda yang dimasukan ke dalam fluida seperti air misalnya, memiliki berat yang lebih kecil daripada ketika benda tidak berada di dalam fluida tersebut. mungkin sulit mengangkat sebuah batu dari atas permukaan tanah tetapi batu yang sama dengan mudah diangkat dari dasar kolam. Hal ini disebabkan karena adanya gaya apung sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. Gaya apung terjadi karena adanya perbedaan tekanan fluida pada kedalaman yang berbeda. Seperti yang telah gurumuda jelaskan pada pokok bahasan Tekanan pada Fluida, tekanan fluida bertambah terhadap kedalaman.
Semakin dalam fluida (zat cair), semakin besar tekanan fluida tersebut. Ketika sebuah benda dimasukkan ke dalam fluida, maka akan terdapat perbedaan tekanan antara fluida pada bagian atas benda dan fluida pada bagian bawah benda. Fluida yang terletak pada bagian bawah benda memiliki tekanan yang lebih besar daripada fluida yang berada di bagian atas benda. (perhatikan gambar di bawah). Pada gambar di atas, tampak sebuah benda melayang di dalam air. Fluida yang berada dibagian bawah benda memiliki tekanan yang lebih besar daripada fluida yang terletak pada bagian atas normal.




BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
III.I Waktu Penelitian
1.      Hari/ Tanggal  : Senin, 2 Oktober 2017
2.      Waktu             : Jam ke 9 – 10

III.II Tempat Penelitian
          Penelitian dilakukan pada hari senin tanggal 2 oktober 2017 bertempat di Laboratorium Fisika SMAN 2 CIAMIS.

III.III Metode Pengumpulan Data
a.      Penelitian Secara Eksperimental Sungguhan 
Yang bertujuan untuk  menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan melakukan kontrol/kendali
b.      Penelitian Secara Deskriptif
Penelitian ini bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi atau daerah tertentu.

III.IV Alat dan Bahan
a.       Telur mentah
b.      Telur rebus
c.       Neraca pegas
d.      Gelas kimia
e.       Garam beryodium
f.       Sendok
g.      Benang kasur

III.V Metode Kerja
a.       Timbanglah kedua telur saat sebelum dimasukan ke dalam gelas kimia yang sudah berisi air.
b.      Ikat telur dengan benang kasur lalu masukan ke dalam Fluida, lalu timbang kembali beratnya.
c.       Setelah melakukan percobaan tersebut. Telur dimasukan ke dalam Fluida yang sudah dicampur garam. Lalu timbang kembali berat telur di dalam Fluida yang sudah diaduk dengan garam




BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.I Tabel Pengamatan
a.       Telur yang dimasukan ke dalam air biasa
Nama Benda
Berat di Udara (N)
Berat dalam Fluida (N)
Telur mentah
0,5 N

Telur rebus
0,8 N
0,15 N

b.      Telur yang dimasukan ke dalam air garam
Nama Benda
Berat di Udara (N)
Berat dalam Fluida (N)
Telur mentah
0,5 N
0
Telur rebus
0,8 N
0

c.       Telur tenggelam
Benda tenggelam karena massa jenis telur > massa jenis air. Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan tenggelam jika berat benda (W) lebih besar dari gaya ke atas (F­A).
W > FA
pb Vb g  > pf Vf g
pb > pf
Pada saat telur dimasukkan dalam air tak terisi garam maka telur tersebut akan tenggelam karena massa jenis telur lebih besar daripada massa jenis air. Kemudian air diberi garam 1-2 sendok dan diaduksecara perlahan-lahan, telur masih juga tenggelam karena massa jenis telur masih lebih besar daripada massa jenis air.
d.      Telur terapung
Benda terapung karena massa jenis telur  < massa jenis air. Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan terapung jika berat benda (W) lebih kecil dari gaya ke atas (FA).
W > FA
pb Vb g  > pf Vf g
pb > pf
Pada saat air diberi 3-4 sendok garam dan diaduk secara perlahan-lahan maka telur itu akan terapung karena massa jenis air lebih besar daripada massa jenis telur. Hal ini terjadi karena semakin banyak garam yang diberikan maka semakin besar pula massa jenis zat cairnya atau air
.
e.       Telur Melayang
Benda melayang karena massa jenis telur = massa jenis air. Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan melayang jika berat benda (W) sama dengan gaya ke atas (FA) atau benda  tersebut dalam keadaan setimbang.
W = FA
pb Vb g  = pf Vf g
pb = pf
Pada saat air diberi 2 ½ sendok garam dan diaduk secara perlahan-lahan maka telur akan berada pada keadaan melayang. Hal ini terjadi karena massa jenis air sama dengan massa jenis telur. Garam disini berfungsi untuk memperbesar massa jenis air.




BAB V PENUTUP
V.I Kesimpulan
  1. Banyaknya zat cair yang dipindahkan adalah sebanding dengan besarnya gaya ke atas dari zat cair (Wb = FA)
  2. Benda tenggelam karena ptelur > pair.
  3. Benda melayang karena ptelur = pair.
  4. Benda terapung karena ptelur  <pair.
  5. Terbukti bahwa massa jenis minyak adalah 0,8 gr/cm3
  6. Hubungan massa jenis zat cair dengan gaya keatas adalah berbanding terbalik. Semakin besar massa jenis, maka gaya ke atas semakin kecil. Begitu juga sebaliknya.
  7. Massa jenis benda didalam zat cair adalah sama.


V.II Saran
Adapun saran yang dapat saya ajukan setelah melakukan pratikum tentang “Archimedes”, yaitu :
1.      Untuk laboratorium, sebaiknya sarana dan prasarana yang rusak segera di perbaiki atau di ganti dengan yang baru dan dilengkapi.
2.      Untuk praktikan, sebaiknya praktikan yang lain menjaga kebersihan, ketenangan dan ketentraman ruang praktikum agar praktikum dapat terlaksana sesuai harapan dan tujuan.
3.      Pada saat pemberian garam harus berhati-hati agar mendapatkan keadaan tenggelam, melayang dan terapung.






DAFTAR PUSTAKA




LAMPIRAN






No comments :

Post a Comment