Pages

Sunday, March 13, 2016

Contoh Cerpen dari Rumah ke Sekolah

Mengejar Waktu Yang Tertinggal


Pagi hari saat Ramdan masih tertidur, dia dibangunkan oleh suara alarm yang berdering keras dan suara ayam yang nyaring, ia pun terbangun dari tidurnya yang lelap. Ramdan pun bergegas mengambil air untuk berwudhu dan shalat. Ramdan membangunkan Ibunya yang masih tertidur karena jam sudah menunjukan pukul 05.25 WIB.
“Bu ayo bangun sudah hampir setengah enam nih, Ramdan mau sarapan dengan apa Bu ?” Kata Ramdan yang masih ingin tidur.
 “Ramdan mandi dulu, sarapan dengan nasi goreng saja.” Jawab Ibu.
    Ramdan pun segera mandi, dan setelahnya Ramdan berpakaian juga membereskan tempat tidurnya. Dia bergegas cepat membuat nasi goreng untuknya seorang. Ibu Ramdan pun akhirnya bangun dan langsung shalat, selepas shalat Ibunya memberi Ramdan uang untuk bekalnya, karena Ibu Ramdan akan pergi ke warung untuk membeli makanan.
“Ramdan ini bekalnya disimpan di atas televisi yaa.” Ucap Ibu Ramdan.
“Iya Bu, nanti saya ambil.” Jawab Ramdan.
    Setelah sarapan Ramdan selalu menggosok gigi dan merapikan rambut. Ramdan pun dengan tergesa-gesa berangkat ke sekolah karena jam sudah pukul 06.15 WIB. Dengan sedikit terburu-buru, Ramdan bergumam “Wah menurutku ini sudah siang nih.” Kata Ramdan dalam hati.
    Ditengah perjalanan dia bertemu Boby teman sekelas Ramdan, dan mereka pun melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki.
“Pagi Ramdan, sekarang ada PR tidak ?” Ujar Boby.
 “Ada. Bahasa Indonesia tentang menganalisis nilai-nilai kehidupan dalam cerpen.” Jawab Ramdan.
 “Oh iya, saya belum nih PRnya gimana nih.” Jawab Boby lagi.
 “Makanya PR itu harus dikerjakan malam hari dong.” Ujar Ramdan dengan nada tinggi.
 “Huh mau gimana lagi nih.” Kata Boby dengan muka yang masih kebingungan. “Huh.  Ya sudahlah nanti di sekolah saja, sebelum ada guru.” Kata Ramdan.
    Setelah satu kilometer perjalanan mereka pun menunggu mobil umum di tempat yang biasa mereka tunggu, di dekat pangkalan ojek. Ramdan dan Boby menunggu cukup lama, dan akhirnya mobil umum pun datang dengan gelisah mereka pun naik mobil umumnya sampai ke sekolah. Di sekolah Ramdan bertemu dengan teman-temannya di kelas dan mengobrol dengan Vidia, Rosetta, Iridessa, dan Dimas.
“Hai Ramdan apa kamu sudah PR Bahasa Indonesia ?” Tanya Rosetta pada Ramdan.
“Sudah dong.” Jawab Ramdan singkat.
“Coba saya mau lihat contohnya dan tolong jelaskan pengertian nilai etika, estetika, susila, agama,kemanusian karena saya belum mengerti !” Kata Vidia.
 “Iya saya jelaskan.” Jawab Ramdan dan mencoba menjelaskan yang diinginkan Vidia.
“Ramdan saya mau lihat tentang nilai moral.” Ujar Iridessa. “Baiklah ini.” Jawab Ramdan singkat.
“Hey kalian sedang apa ?” Kata Dimas bingung
“Lihat PR.” Jawab Rosetta dengan nada keras.
“Oh iya saya lupa, saya mau lihat dong.” Kata Dimas
“Hey ada Pak Iman.” Kata Vidia.
    Mereka pun terkagetkan oleh Pak Iman selaku guru Bahasa Indonesia dan memulai pelajaran tentang nilai-nilai kehidupan dalam cerpen. Di sela-sela pelajaran beberapa teman ada yang mengobrol, dan ada yang sedang berdiskusi tentang pelajaran yang sedang dikerjakan kelompok.
“Ramdan saya boleh lihat lagi bukunya ?” Kata Vidia.
“Iya tapi...” Belum selesai Ramdan menjawab, Vidia langsung mengambil buku Ramdan. Dengan muka Ramdan yang kesal karena dari tadi Vidia dan Iridessa selalu melihat-lihat buku Ramdan. Ramdan pun langsung mengambil bukunya kembali yang ada pada mereka.
“Hey saya mau mengerjakan dulu.” Kata Ramdan.
“Tunggu dulu sebentar.” Kata Iridessa.
“Ayolah cepat.” Jawab Ramdan meminta bukunya dikembalikan.
“Memangnya mau apa ?” tanya Vidia.
“Saya mau membacakan dulu alur cerita ini.” Jawab Ramdan.
“Huh. Baiklah ini.” Ucap Iridessa.
    Iridessa memberikan buku Ramdan padanya dan Ramdan membacakan alur cerita yang disuruh kelompoknya untuk membaca alur cerita untuk menanggapi cerita yang dipresentasikan oleh kelompok lain yang ada di depan kelas. Puluhan menit pun telah berlalu beberapa kelompok berdebat pendapat dan komentar antara kelompok lain. Tidak terasa jam pelajaran sudah hampir habis dan selesai Pak Iman memberi tugas kepada siswanya yaitu tentang membuat cerpen kehidupan nyata. Ramdan segera menuliskan tugasnya agar tidak lupa dan membereskan buku untuk pelajaran selanjutnya.

No comments :

Post a Comment