Pages

Tuesday, November 20, 2018

Unsur Radioaktif


“UNSUR RADIOAKTIF”
Tugas Ini Ditujukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran Kimia pada Semester Ganjil
Tahun Pelajaran 2018/2019

Disusun Oleh :
Kelompok 5 (Kelas XII MIPA 5)
·        
·        
·        Muhammad Raihan Indraguna
·        
·        
PEMERINTAHAN PROVINSI JAWA BARAT
DINAS PENDIDIKAN
KANTOR CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH XIII
SMA NEGERI 2 CIAMIS
Jln. K.H. Ahmad Dahlan No. 2 Tlp. (0265)771709 Ciamis, 46216
LEMBAR PENGESAHAN
Makalah yang berjudul “Unsur Radioaktif”. Tugas Ini Ditujukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran Kimia pada Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2018/2019. Yang disusun oleh
Kelompok 5 (Kelas XII MIPA 5)
1.      
2.      
3.      Muhammad Raihan Indraguna
4.      
5.     


Telah disetujui oleh :




Ciamis, 04 November 2018
Guru Mata Pelajaran Kimia





NIP.




KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang  telah memberikan rahmat, serta karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah sederhana ini.
Selain itu saya mengucapkan terima kasih kepada :
1.      Ibu Etin Rantinah selaku pembimbing sekaligus guru mata pelajaran Kimia.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas pelajaran Kimia. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya makalah ini.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat dijadikan acuan untuk membuat makalah lebih baik lagi kedepannya.







                                                                                    Ciamis, 04 November 2018



                                                                                                                        Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN............................................................... ii
KATA PENGANTAR....................................................................... iii
DAFTAR ISI..................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 5
A.   Latar Belakang.......................................................................... 5
B.   Rumusan Masalah..................................................................... 5
C.   Tujuan....................................................................................... 5
D.   Manfaat..................................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN................................................................... 7
A.   Penemuan Zat Radioaktif.......................................................... 7
B.   Pengertian Unsur Radioaktif..................................................... 7
C.   Unsur-unsur Radioaktif............................................................ 7
D.   Peluruhan Radioaktif................................................................ 8
E.    Jenis-jenis Sinar Radioaktif dan Sifatnya.................................. 9
F.    Kegunaan Zat Radioaktif......................................................... 14
G.   Bahaya Zat Radioaktif............................................................. 26
H.   Zat Radioaktif Dalam Kehidupan Sehari-hari.......................... 26
BAB III PENUTUP ......................................................................... 30
A.   Kesimpulan.............................................................................. 30
B.   Saran........................................................................................ 30
DAFTAR PUSTAKA....................................................................... 31





BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Reaksi kimia berasal dari unsur-unsur yang bergabung membentuk suatu senyawa. Dalam peristiwa ini elektron dan inti atom mempunyai peranan yang sangat penting. Di alam ini pada umumnya inti atom stabil tetapi ada pula yang kurang stabil seperti Polonium, Radium, Aktinium, Protaktinium, Uranium dan unsur-unsur lain dengan massa tertentu. Inti atom yang kurang stabil berupaya untuk menjadi stabil dengan cara berubah menjadi inti atom lain disertai dengan pemancaran sinar-sinar alfa, beta dan gamma. Unsur-unsur ini disebut unsur radioaktif.
Istilah keradioaktifan (radioactivity) diusulkan Marie Curie untuk menggambarkan gejala yang paling mudah diamati yang menyertai perubahan inti atom tertentu yang dikenal dengan emisi radiasi pengion. Sinar yang dipancarkan disebut sinar radioaktif dan unsur yang memancarkan disebut unsur radioaktif. Pierre dan Marie Curie berhasil mengisolasi dua unsur baru yang terbentuk dari peluruhan unsur Uranium, kedua unsur tersebut diberi nama Polonium dan Radium
I.II Rumusan Masalah
Dalam makalah ini kami membatasi rumusan masalahnya yaitu :
1.      Penemuan Radioaktif
2.      Pengertian Unsur Radioaktif
3.      Unsur Unsur Radioaktif
4.      Jenis Jenis Sinar Radioaktif dan Sifatnya
5.      Peluruhan Radioaktif
6.      Kegunaan Zat Radioaktif
7.      Bahaya Zat Radioaktif
8.      Zat Radioaktif dalam Kehidupan Sehari-hari
I.III Tujuan
1.      Untuk mengetahui  penemuan radioaktif
2.      Untuk mengetahui  pengertian unsur radioaktif
3.      Untuk mengetahui  unsur unsur radioaktif
4.      Untuk mengetahui  jenis jenis sinar radioaktif dan sifatnya
5.      Untuk mengetahui  peluruhan radioaktif
6.      Untuk mengetahui  kegunaan zat radioaktif
7.      Untuk mengetahui  bahaya zat radioaktif
8.      Untuk mengetahui  zat radioaktif dalam kehidupan sehari-hari

I.IV Manfaat
1.      Diketahuinya  penemuan radioaktif
2.      Diketahuinya  pengertian unsur radioaktif
3.      Diketahuinya  unsur unsur radioaktif
4.      Diketahuinya  jenis jenis sinar radioaktif dan sifatnya
5.      Diketahuinya  peluruhan radioaktif
6.      Diketahuinya  kegunaan zat radioaktif
7.      Diketahuinya  bahaya zat radioaktif
8.      Diketahuinya  zat radioaktif dalam kehidupan sehari-hari




BAB II
PEMBAHASAN
II.I Penemuan Zat Radioaktif
Pada tahun 1895 Wilhelm Konrad Rontgen (1845-1923) dari Jerman menemukan bahwa apabila arus elektron (sinar katoda) menumbuk anoda akan timbul suatu cahaya (radiasi) yang dapat menyebabkan Fluoresensi (pendar cahaya). Radiasi tersebut dinamakan sinar X. Dinamakan demikian karena belum diketahui sifat-sifatnya.
Kemudian pada tahun 1896 Antonie Henry Becquerel (1852-1908) seorang ahli kimia dari Perancis. Yang mengetahui bahwa batuan koleksi ayahnya dapat memancarkan sinar, meskipun ia belum memahami sinar tersebut, dalam hatinya timbul pertanyaan sinar apakah ini ? untuk membuktikan sinar tersebut, Becquerel pada tahun 1896 menjemur batuan Kalium Uranil Sulfat (K2UO2(SO4)2 diatas lempeng fotografi yang diselimuti dengan keras hitam.
Becquerel mengharapkan bahwa sinar ultraviolet dari matahari membangkitkan Fluoresensi yang mungkin terkandung dalam batuan tersebut, sehingga sinar X menembus kertas dan menimbulkan bayangan hitam pada lempeng fotografi. Akan tetapi karena cuaca mendung hal itu tidak didapatkan, namun apa yang terjadi Becquerel justru menemukan sesuatu yaitu batuan tersebut tetap memancarkan sinar tetapi tidak mengalami Fluoresensi dan menghitamkan lempeng fotografi walaupun tanpa ada sinar matahari.
Pada tahun 1898 sepasang ahli kimia Marie Sklodovska Curre (1867-1934) dan suaminya Pierre Curie (1859-1906), mengamati bahwa radiasi dari Uranium dapat menyebabkan terbentuknya unsur baru.
II.II Pengertian Unsur Radioaktif
Unsur Radioaktif adalah unsur yang secara spontan memancarkan radiasi. Unsur-unsur ini biasanya mempunyai nomor atom diatas 83 , misal Uranium (nomor atom 92). Unsur yang bagian inti atomnya tidak stabil sehingga memancarkan energi untuk mencapai kestabilan. Inti atom terdiri dari proton dan neutron yang menyatu karena adanya energi ikat (binding energy). Kondisi inti atom yang tidak stabil membuat zat radiaoktif melakukan aktivitas secara spontan untuk menjadi zat yang stabil. Ketika zat radioaktif yang tidak stabil menjadi stabil, dipancarkan sinar radioaktif yang tergantung pemicu dan inti atomnya. Energi yang dipancarkan ini disebut energi radiasi dan proses hingga unsur tersebut stabil disebut dengan Peluruhan Radioaktif.
II.III Unsur-unsur Radioaktif
Berikut ini empat contoh unsur radioaktif yang sering digunkaan dalam pembangkit listrik, di rumah sakit maupun untuk penelitian:
A.    Uranium
Unsur radioaktif ini terdapat secara alami di pasir dan tanah. Namun kandungan unsur uranium di tanah dan pasir biasa sangatlah rendah. Oleh karena itu uranium yang dapat digunakan sebagai energi nuklir berasal dari mineral Uraninite.
Proses pemurnian dari Uraninite inilah yang sangat penting dan mahal (Uranium enrichment).
B.     Polonium
Unsur radioaktif ini ditemukan oleh Marie Curie. Polonium terdapat pada mineral uraninite sebagai hasil peluruhan dari uranium. Unsur Polonium termasuk dalam salah satu racun paling mematikan di dunia dan digunakan dalam pembunuhan rahasia.
C.     Radium
Unsur radioaktif ini terdapat juga pada minearl uraninite. Pada 7 ton Uraninite setidaknya terdapat 1 gram Radium. Radium merupakan unsur radioaktif yang memiliki banyak fungsi dan kegunaan pada bidang kedokteran. Oleh karena itu produksi radium merupakan industri yang strategis.
D.    Thorium
Unsur radioaktif ini sangatlah langka dan berharga di dunia. Ditemukan terdapat dalam mineral Thorite (ThSiO4). Unsur Thorium dalam kemurnian yang tinggi digunakan sebagai sumber energi listrik (ataupun bom).
II.IV Peluruhan Radioaktif
Peluruhan radioaktif (disebut juga peluruhan nuklir atau radioaktivitas) adalah proses dimana sebuah inti atom yang tidak stabil kehilangan energi (berupa massa dalam diam) dengan memancarkan radiasi, seperti partikel alfa, partikel beta dengan neutrino, sinar gamma, atau elektrondalam kasus konversi internal. Material yang mengandung inti tak stabil ini dianggap radioaktif. Beberapa inti nuklir berwaktu paruh pendek dapat meluruh melalui emisi neutron atau emisi proton.
Peluruhan terjadi pada sebuah nukleus induk dan menghasilkan sebuah nukleus anak. Peluruhan radioaktif adalah sebuah proses "acak" (stochastic) dimana menurut teori kuantum, tidak mungkin untuk memprediksi kapan sebuah sebuah atom akan meluruh[1][2][3] , tidak peduli seberapa lama atom tersebut telah eksis. Namun, untuk sekumpulan atom, kecepatan peluruhan yang diperkirakan dapat dikarakterisasi melalui konstanta peluruhan atau waktu-paruh. Hal ini menjadi dasar bagi pengukuran radiometrik. Waktu paruh atom radioaktif tidak memiliki batas, terbentang sepanjang 55 tingkat besaran, dari mulai hampir spontan sampai jauh melebihi usia alam semesta.



II.V Jenis-jenis Sinar Radioaktif dan Sifatnya
1.      Sinar Alpha
·        Pengertian Sinar Alpha
Definisi Sinar alfa adalah zat radioaktif yang mempunyai massa partikel sekitar empat kali massa partikel hydrogen. Sinar alfa merupakan inti atom helium bermuatan positif yang dipengaruhi medan magnet dengan lambang : α atau 2He4. Partikel sinar α sama dengan inti helium. Sinar α merupakan radiasi partikel bermuatan positif dan merupakan partikel terberat yang dihasilkan zat radioaktif. Sinar α yang dipancarkan dari inti dengan kecepatan sepersepuluh atau 0,1 dari kecepatan cahaya. Daya tembus sinar α palng kecil dibandingkan sinar radioaktif lainnya, sedangkan daya jangkau mencapai 2,8-8,5 cm dalam udara dan dapat dihentikan oleh selembar kertas biasa. Daya ionisasi sinar α paling besar karena dapat mengionisasi molekul yang dilaluinya sehingga dapat menyebabkan 1 atau lebih electron suatu molekul lepas, sehingga molekul menjadi ion. Sinar alfa dapat membelok kea rah kutub negative dalam medan listrik.
Partikel Alpha adalah bentuk radiasi partikel yang sangat menyebabkan ionisasi, dan kemampuan penetrasinya rendah. Partikel tersebut terdiri dari dua buah proton dan dua buah neutron yang terikat menjadi sebuah partikel yang identik dengan nukleus helium, dan karenanya dapat ditulis juga sebagai He2+. Partikel Alpha dipancarkan oleh nukleus yang bersifat radioaktif seperti uranium atau radium dalam proses yang disebut dengan peluruhan alpha. Kadang-kadang proses membuat nukleus berada dalam excited state dan akan memancarkan sinar gamma untuk membuang energi yang lebih. Setelah partikel alpha dipancarkan, massa atom elemen yang memancarkan akan turun kira-kira sebesar 4 amu. Ini dikarenakan oleh hilangnya 4 nukleon. Nomor atom dari atom yang bersangkutan turun 2, karena hilangnya 2 proton dari atom tersebut, menjadikannya elemen yang baru. Contohnya adalah radium yang menjadi gas radon karena peluruhan alpha.
·        Penemuan Sinar Alpha
Pada tahun 1903, Ernest Rutherford mengemukakan bahwa sinar radioaktif dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan muatan mereka. Sinar radioaktif yang bermuatan positif diberi nama sinar alfa, dan tersusun dari inti-inti helium. Partikel Alfa tidak mampu menembus selembar kertas, partikel beta tidak mampu menembus pelat alumunium. Untuk menghentikan gamma diperlukan lapisan metal tebal, namun karena penyerapannya fungsi eksponensial akan ada sedikit bagian yang mungkin menembus pelat metal. Pada awalnya tampak bentuk radiasi yang baru ditemukan ini mirip dengan penemuan sinar-X. Akan tetapi, penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Becquerel, Marie Curie, Pierre Curie, Ernest Rutherford dan ilmuwan lainnya menemukan bahwa radiaktivitas jauh lebih rumit ketimbang sinar-X.
Beragam jenis peluruhan bisa terjadi. Sebagai contoh, ditemukan bahwa medan listrik atau medan magnet dapat memecah emisi radiasi menjadi tiga sinar. Demi memudahkan penamaan, sinar-sinar tersebut diberi nama sesuai dengan alfabet yunani yakni alpha, beta, dan gamma, nama-nama tersebut masih bertahan hingga kini. Kemudian dari arah gaya elektromagnet, diketahui bahwa sinar alfa mengandung muatan positif, sinar beta bermuatan negatif, dan sinar gamma bermuatan netral.  Dari besarnya arah pantulan, juga diketahui bahwa partikel alfa jauh lebih berat ketimbang partikel beta. Dengan melewatkan sinar alfa melalui membran gelas tipis dan menjebaknya dalam sebuah tabung lampu neon membuat para peneliti dapat mempelajari spektrum emisi dari gas yang dihasilkan, dan membuktikan bahwa partikel alfa kenyataannya adalah sebuah inti atom helium.
Percobaan lainnya menunjukkan kemiripan antara radiasi beta dengan sinar katode serta kemiripan radiasi gamma dengan sinar-X.
·        Sifat-Sifat Sinar Alpha
1)      Dipengaruhi antara 1,4 x 107 m.s-1 sampai dengan 2,2 x 107 m.s-1 atau kira-kira 1/10 kali kecepatan rambat cahaya
2)      Mempunyai energi 5,3 MeV sampai 10,5 MeV
3)      Daya tembusnya paling lemah jika dibandingkan sinar β dan sinar γ
4)      Dapat menembus kertas atau lempeng alumunium setebal 0,04 mm
5)      Daya iosinasinya paling kuat
6)      Lintasan di dalam bahan radioaktif berupa garis lurus.
7)      Memiliki daya tembus kecil (daya jangkau 2,8 – 8,5 cm dalam udara),
8)      Dapat mengionsasi molekul yang dilaluinya. Sinar alfa ini dapat menyebabkan satu atau lebih elektron suatu molekul lepas, sehingga molek  ul berubah menjadi ion (ion positif dan elektron) per cm bila melewati udara,
9)      Dalam medan listrik dapat dibelokkan ke arah kutub negatif.
10)  Mempunyai massa 4 dan bermuatan +2.
11)              Partikel-partikel alfa bergerak dengan kecepatan antara 2.000 – 20.000 mil per detik, atau 1 – 10 persen kecepatan cahaya
·        Peluruhan Sinar Alpha
Peluruhan Alfa ( α ) adalah bentuk radiasi partikel dengan kemampuan mengionisasi atom sangat tinggi dan daya tembusnya rendah. Pertikel alfa terdiri atas dua buah proton dan dua buah netron yang terikat menjadi suatu atom dengan inti yang sangat stabil, dengan notasi atom atau . Partikel α diradiasikan oleh inti atom radioaktif seperti uranium atau radium dalam suatu proses yang disebut dengan peluruhan alfa. Sering terjadi inti atom yang selesai meradiasikan partikel alfa akan berada dalam eksitasi dan akan memancarkan sinar gamma untuk membuang energi yang lebih.Setelah partikel alfa diradiasikan , massa inti atom akan turun kira-kira sebesar 4 sma, karena kehilangan 4 partikel. Nomor atom akan berkurang 2, karena hilangnya 2 proton sehingga akan terbentuk inti atom baru yang dinamakan inti anak. Pada peluruhan α berlaku :
1)      hukum kekekalan nomor massa : nomor massa (A) berukuran 4 dan
2)    hukum kekekalan nomor atom : nomor atom (Z) berkurang 2.
·        Daya Jangkau Partikel Alfa :
Berdasarkan hasil eksperimen diketahui bahwa kecepatan gerak partikel alfa berkisar antara 0,054 c hingga 0,07 c. Karena massa partikel alfa cukup besar, yaitu 4 u, maka jangkauan partikel alfa sangat pendek. Partikel alfa dengan energi paling tinggi, jangkauannya di udara hanya beberapa cm. Sedangkan dalam bahan hanya beberapa mikron. Partikel alfa yang dipancarkan oleh sumber radioaktif memiliki energi tunggal (mono-energetic). Bertambah tebalnya bahan hanya akan mengurangi energi partikel alfa yang melintas, tetapi tidak megurangi jumlah partikel alfa itu sendiri. Pengujian jejak partikel alfa dengan kamar kabut Wilson, menunjukkan bahwa sebagian besar partikel alfa memiliki jangkauan yang sama di dalam gas dan bergerak dengan jejak lurus
2.      Sinar Beta
·        Pengertian Sinar Beta
Partikel Beta merupakan suatu partikel subatomik yang terlempar dari inti atom yang tidak stabil – beta. Partikel tersebut ekuivalen dengan elektron dan memiliki muatan listrik negatif tunggal -e ( -1,6 x 10-19 C ) dan memiliki massa yang sangat kecil ( 0.00055 atomic mass unit ) atau hanya berkisar 1/2000 dari massa neutron atau proton. Perbedaannya adalah partikel beta berasal dari inti sedangkan elektron berasal dari luar inti. Kecepatan dari partikel beta adalah beragam bergantung pada energi yang dimiliki oleh tiap – tiap partikel.
Karena pertimbangan – pertimbangan teoritis tidak memperkenankan eksistensi independen dan dari elektron intra nuklir, maka dipostulatkan bahwa partikel terbentuk pada saat pemancaran oleh transformasi suatu neutron menjadi sebuah proton dan sebuah electron
·        Penemuan Sinar Beta
Pada tahun1898 Ernest rutherford dan frederick  soddy menemukan adanya unsur   radon yang dapat memancarkan radiasi sepertisinar- X, tetapi sinar radiasinya berbeda dengan sinar – X. Dari percobaannya  Ernest rutherford dan frederick soddy menemukan tiga jenis sinar yang dipancarkan oleh bahan radio-radioaktif. Ketiga sinar tersebut dinamakannya sinar alfa (α), sinar beta (β), dan sinar gama (γ). Ketiga sinar radiasi itu selanjutnya di sebut sinar radioaktif.
Ketiga sinar radioaktif tersebut mempunyai karakteristik ( ciri khas ) yang berbeda-beda sinar α tidak dapat menembus lempeng logam dengan ketebalan kurang dari 100cm, sedang kan sinar β dapat menembus lempung logam setebal 100cm, daya tembusnya sampai 100 kali lebih kuat dari pada sinar α. Sinar γ memiliki daya tembus lebih kuat, bahkan dapat menembus lempengan timbel sampai beberapa cm. pengamatan Ernest rutherford terhadap pengaruh medan listrik terhadap ketiga sinar radioaktif tersebut menunjukkanbah wasinar α bermuatan positif, sinar β bermuatan negatif, dan sinar  γ merupakan suatu gelombang elektomagnetik berenergi tinggi yang tidak bermuatan.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang ketiga sinar radioaktif tersebut , Ernest rutherford menampung masing masing sinar tersebut dalam ruang kaca yang tidak tertembus sinar itu, dan kemudian mengamati spektrumnya. Dari pengamatannya itu ternyata perbandingan massa dan muatan serta spektrumnya sesuai denganperbandingan massa dan muatan serta spektrum dari ion He2+, maka di simpulkan bahwa sinar α merupakan inti helium. Dengan cara yang sama di simpulkan bahwa sinar β merupakan eletron.
·        Sifat-Sifat Sinar Beta
1)      Sinar beta ini bermuatan negatif dan bermassa sangat kecil, yaitu 5,5 x 104 satuan massa atom
2)      Simbol beta atau e
3)      Memiliki daya tembus yang jauh lebih besar daripada sinar alfa (dapat menembus lempeng timbel setebal 1 mm),
4)      Daya ionisasinya lebih lemah dari sinar alfa,
5)      Bermuatan listrik negatif, sehingga dalam medan listrik dibelokkan ke arah  kutub positif
6)      Kecepatannya antara 0,32 sampai 0,7 kali kecepatan cahaya, sedangkan energinya mencapai 3MeV.
7)      Di dalam bahan radioaktif, lintasan sinar beta berbelok-belok karena hamburan electron dalam atom
·        Peluruhan Sinar Beta
Peluruhan beta (β) adalah suatu proses peluruhan radioaktif dengan muatan inti berubah tetapi jumlah nukleonnya tetap.Dalam peluruhan sinar beta, terdapat 3 jenis proses dalam peluruhan sinar beta tersebut, yakni, (i) Peluruhan inti akibat emisi elektron, disimbolkan sebagai β- , (ii) Peluruhan inti akibat emisi positron, disimbolkan sebagai β+ , dan yang terakhir (iii) Penangkapan electron inti oleh inti yang disebut dengan penangkapan electron.
Semua 3 jenis proses yang termasuk dalam proses peluruhan beta sering disebut dengan perubahan isobar karena semua proses tersebut tidak membuat perubahan dalam nomor massa A, yakni perubahan nomor massa sama dengan nol. Tetapi selalu terjadi peristiwa yang mengakibatkan perubahan dalam muatan inti. Karena sebuah inti selalu terdiri dari neutron dan proton, maka konservasi perubahan listrik yang dibutuhkan dapat diambil dari proses emisi β^- , sebuah neutron yang ada pada inti dikonversikan menjadi sebuah proton. Ketika inti radioaktif mengalami peluruhan beta, maka anak inti memiliki jumlah yang sama dengan nukleon seperti inti sebelumnya.
Sekali lagi, perhatikan bahwa jumlah nukleon dan muatan total keduanya dilestarikan dalam keadaan yang sama. Namun, seperti yang akan kita lihat nanti, proses ini tidak dijelaskan sepenuhnya oleh ekspresi seperti itu. Perhatikan bahwa dalam peluruhan beta, neutron berubah menjadi sebuah proton, dan hal tersebut juga penting untuk menunjukkan bahwa elektron atau positron dalam meluruh tidak ada sebelumnya di inti tetapi diciptakan pada saat keluar peluruhan, sehingga energi sisa yang ada akan hilang pada inti. Sekarang perhatikan energi sistem sebelum dan sesudah pembusukan. Seperti dengan peluruhan alpha, kita asumsikan energi adalah kekal dan bahwa inti recoiling berat putri membawa energi kinetik diabaikan. Secara eksperimen, ditemukan bahwa partikel beta dari satu jenis inti yang dipancarkan, dengan berbagai kontinu energi kinetik sampai dengan beberapa nilai maksimum.
3.      Sinar Gama
·        Pengertian Sinar Gamma
Sinar gama (Sinar gamma; seringkali dinotasikan dengan huruf Yunani gamma, γ) adalah sebuah bentuk berenergi dari radiasi elektromagnetik yang diproduksi oleh radioaktivitas atau proses nuklir atau subatomik lainnya seperti penghancuran elektron-positron.
Sinar gama membentuk spektrum elektromagnetik energi-tertinggi. Mereka seringkali didefinisikan bermulai dari energi 10 keV/ 2,42 EHz/ 124 pm, meskipun radiasi elektromagnetik dari sekitar 10 keV sampai beberapa ratus keV juga dapat menunjuk kepada sinar X keras. Penting untuk diingat bahwa tidak ada perbedaan fisikal antara sinar gama dan sinar X dari energi yang sama -- mereka adalah dua nama untuk radiasi elektromagnetik yang sama, sama seperti sinar matahari dan sinar bulan adalah dua nama untuk cahaya tampak. Namun, gama dibedakan dengan sinar X dari sumber mereka. Sinar gama adalah istilah untuk radiasi elektromagnetik energi-tinggi yang diproduksi oleh transisi energi karena percepatan elektron. Karena beberapa transisi elektron memungkinkan untuk memiliki energi lebih tinggi dari beberapa transisi nuklir, ada tumpang-tindih antara apa yang kita sebut sinar gama energi rendah dan sinar-X energi tinggi.
Sinar gama merupakan sebuah bentuk radiasi mengionisasi mereka lebih menembus dari radiasi alfa atau beta (keduanya bukan radiasi elektromagnetik), tapi kurang mengionisasi.
Perlindungan untuk sinar γ membutuhkan banyak massa. Bahan yang digunakan untuk perisai harus diperhitungkan bahwa sinar gama diserap lebih banyak oleh bahan dengan nomor atom tinggi dan kepadatan tinggi. Juga, semakin tinggi energi sinar gama, makin tebal perisai yang dibutuhkan. Bahan untuk menahan sinar gama biasanya diilustrasikan dengan ketebalan yang dibutuhkan untuk mengurangi intensitas dari sinar gama setengahnya.
·        Penemuan Sinar Gamma
Thomson (Joseph John Thomson) melakukan penelitian sinar katoda di pusat penelitian  Cavendish di Universitas Cambridge dan menemukan elektron yang merupakan salah satu  pembentuk struktur dasar materi. (http://um.ac.id) Pada tahun 1895 datanglah Ernest Rutherford, (http://ksupointer.com) seorang  kelahiran Selandia Baru yang bermigrasi ke Inggris, untuk bekerja di bawah bimbingan J.J.  Thomson. Pada mulanya Rutherford tertarik kepada efek radioaktivitas dan sinar-X terhadap  konduktivitas listrik udara. Partikel (radiasi) berenergi tinggi yang dipancarkan oleh bahan  radioaktif menumbuk dan melepaskan elektron dari atom yang ada di udara, dan inilah yang  menghantarkan arus listrik.
Setelah mengadakan penelitian bersama dengan J.J. Thomson,  pada tahun 1898 Rutherford menunjukkan bahwa sinar-X dan radiasi yang dipancarkan oleh  materi radioaktif pada dasarnya bertingkah laku sama. Selain itu berdasarkan pengukuran  serapan materi terhadap radiasi yang dipancarkan oleh materi radioaktif seperti uranium atau  thorium, ia menyatakan paling sedikit ada 2 jenis radiasi yang dipancarkan oleh bahan  radioaktif alam uranium dan thorium.
Satu memiliki daya ionisasi yang sangat besar, karena  itu mudah diserap oleh materi, dapat dihentikan dengan kertas tipis, yang satu lagi memiliki  daya ionisasi yang lebih kecil dan daya tembus yang besar. Menggunakan dua huruf pertama  abjad Yunani, yang pertama disebut radiasi alpha, yang kedua radiasi Beta. Selain itu juga  diketahui adanya radiasi yang memiliki daya tembus lebih besar dari pada Beta, dan radiasi ini  disebut radiasi Gamma.
·        Sifat-Sifat Sinar Gamma
1)              Mempunyai daya tembus paling besar disbanding sinar radio aktif lainnya (α atau β)
2)      Tidak dipengaruhi medan magnet dan medan listrik, karena tidak bermuatan
3)      Energinya mencapai 3MeV
4)      Foto sinar γ tidak banyak berinteraksi dengan atom suatu bahan
5)      Daya ionisasinya paling lemah,
6)      Tidak bermuatan listrik, oleh karena itu tidak dapat dibelokkan oleh medan listrik.
7)      Mempunyai panjang gelombang antara 1Å (10-10 m) sampai 10-4Å (10-14 m).
8)    Merupakan gelombang elektromagnetik
·        Peluruhan Sinar Gamma
Suatu inti unsur radioaktif yang mengalami peluruhan, baik peluruhan α maupun peluruhan β atau mengalami tumbukan dengan netron biasanya berada pada keadaan tereksitasi. Pada saat kembali ke keadaan dasarnya inti tersebut akan melepas energi dalam bentuk radiasi gamma.
Radiasi gamma mempunyai energi yang diskrit. Energi sinar gamma (γ) akan berkurang atau terserap oleh suatu material yang dilewatinya. Karena ada penyerapan energi olah bahan maka intensitas dari sinar gamma akan berkurang setelah melewati material tersebut.
Setelah peluruhan alfa dan beta, inti biasanya dalam keadaan tereksitasi. Seperti halnya atom, inti akan mencapai keadaan dasar (stabil) dengan memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar gamma (γ). Dalam proses pemancaran foton ini, baik nomor atom atau nomor massa inti tidak berubah.
Setelah inti meluruh menjadi inti baru biasanya terdapat energi kelebihan pada ikatan intinya sehingga seringkali disebut inti dalam keadaan tereksitasi. Inti yang kelebihan energinya ini biasanya akan melepaskan energinya dalam bentuk sinar gamma yang dikenal dengan peluruhan gamma, sinarnya ini adalah foton dan termasuk ke dalam gelombang elektromagnetik yang mempunyai energi yang sangat besar melebihi sinar X.
Peluruhan gamma (γ) merupakan radiasi gelombang elektromagnetik dengan energi sangat tinggi sehingga memiliki daya tembus yang sangat kuat. Sinar gamma dihasilkan oleh transisi energi inti atomdari suatu keadaan eksitasi ke keadaan dasar. Saat transisi berlangsung terjadi radiasi energi tinggi (sekitar 4,4 MeV) dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Sinar gamma bukanlah partikel sehingga tidak memiliki nomor atom (A=0) maka dalam peluruhan sinar-γtidak dihasilkan inti atom baru.
II.VI Kegunaan Zat Radioaktif
A.   Bidang Kedokteran
Penggunaan radioaktif untuk kesehatan sudah sangat banyak, dan sudah berapa juta orang di dunia yang terselamatkan karena pemanfaatan radioaktif ini. Sebagai contoh sinar  X untuk penghancur tumor atau untuk foto tulang.
Berdasarkan radiasinya
1)              Sterilisasi radiasi.
Radiasi dalam dosis tertentu dapat mematikan mikroorganisme sehingga dapat digunakan untuk sterilisasialat-alat kedokteran. Steritisasi dengan cara radiasi mempunyai beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan sterilisasi konvensional (menggunakan bahan kimia), yaitu:
a)      Sterilisasi radiasi lebih sempurna dalam mematikan mikroorganisme.
b)      Sterilisasi radiasi tidak meninggalkan residu bahan kimia.
c)      Karena dikemas dulu baru disetrilkan maka alat tersebut tidak mungkin tercemar bakteri lagi sampai kemasan terbuka. Berbeda dengan cara konvensional, yaitu disterilkan dulu baru dikemas, maka dalam proses pengemasan masih ada kemungkinan terkena bibit penyakit.
2)              Terapi tumor atau kanker.
Berbagai jenis tumor atau kanker dapat diterapi dengan radiasi. Sebenarnya, baik sel normal maupun sel kanker dapat dirusak oleh radiasi tetapi sel kanker atau tumor ternyata lebih sensitif (lebih mudah rusak). Oleh karena itu, sel kanker atau tumor dapat dimatikan dengan mengarahkan radiasi secara tepat pada sel-sel kanker tersebut.
3)              Penentuan Kerapatan Tulang Dengan Bone Densitometer
Pengukuran kerapatan tulang dilakukan dengan cara menyinari tulang dengan radiasi gamma atau sinar-X. Berdasarkan banyaknya radiasi gamma atau sinar-X yang diserap oleh tulang yang diperiksa maka dapat ditentukan konsentrasi mineral kalsium dalam tulang. Perhitungan dilakukan oleh komputer yang dipasang pada alat bone densitometer tersebut. Teknik ini bermanfaat untuk membantu mendiagnosiskekeroposan tulang (osteoporosis) yang sering menyerang wanita pada usia menopause (matihaid) sehingga menyebabkan tulang muda (Yudhi, 2008).
4)              Three Dimensional Conformal Radiotheraphy (3d-Crt)
Terapi radiasi dengan menggunakan sumber radiasi tertutup atau pesawat pembangkit radiasi telah lama dikenal untuk pengobatan penyakit kanker. Perkembangan teknik elektronika maju dan peralatan komputer canggih dalam dua dekade ini telah membawa perkembangan pesat dalam teknologi radioterapi. Dengan menggunakan pesawat pemercepat partikel generasi terakhir telah dimungkinkan untuk melakukan radioterapi kanker dengan sangat presisi dan tingkat keselamatan yang tinggi melalui kemampuannya yang sangat selektif untuk membatasi bentuk jaringan tumor yang akan dikenai radiasi, memformulasikan serta memberikan paparan radiasi dengan dosis yang tepat pada target. Dengan memanfaatkan teknologi 3D-CRT ini sejak tahun 1985 telah berkembang metoda pembedahan dengan menggunakan radiasi pengion sebagai pisau bedahnya (gamma knife). Dengan teknik ini kasus-kasus tumor ganas yang sulit dijangkau dengan pisau bedah konvensional menjadi dapat diatasi dengan baik oleh pisau gamma ini, bahkan tanpa perlu membuka kulit pasien dan yang terpenting tanpa merusak jaringan di luar target (Yudhi, 2008).
5)              Teknik Pengaktivan Neutron
Teknik nuklir ini dapat digunakan untuk menentukan kandungan mineral tubuh terutama untuk unsur-unsur yang terdapat dalam tubuh dengan jumlah yang sangat kecil (Co, Cr, F, Fe, Mn, Se, Si, V, Zn dsb) sehingga sulit ditentukan dengan metoda konvensional. Kelebihan teknik ini terletak pada sifatnya yang tidak merusak dan kepekaannya sangat tinggi. Di sini contoh bahan biologik yang akan diperiksa ditembaki dengan neutron (Yudhi, 2008).
Penggunaan radioaktif dalam bidang kedokteran terutama untuk pendeteksian jenis kelainan di dalam tubuh dan untuk penyembuhan kanker yang sangat sukar dioperasi menggunakan metode lama. Prinsip radioaktif ini juga dimanfaatkan untuk pengetesan kualitas bahan di dalam suatu industri yang dapat dipergunakan dengan mudah dan dengan ketelitian yang tinggi. Radioisotop yang digunakan dalam bidang kedokteran dapat berupa sumber terbuka (unsealed source) dan sumber tertup (sealed source). Ketika radioisotop tersebut tidak dapat dipergunakan lagi, maka sumber radioaktif bekas tersebut sudah menjadi limbah radioaktif.
Dalam bidang kedokteran, radiografi digunakan untuk mengetahui bagian dalam dari organ tubuh seperti tulang, paru-paru dan jantung. Dalam radiografi dengan menggunakan film sinar-x, maka obyek yang diamati sering tertutup oleh jaringan struktur lainnya, sehingga didapatkan pola gambar bayangan yang didominasi oleh struktur jaringan yang tidak diinginkan. Hal ini akan membingungkan para dokter untuk mendiagnosa organ tubuh tersebut. Untuk mengatasi hal ini maka dikembangkan teknologi yang lebih canggih yaitu CT-Scanner.
Radioisotop Teknesium-99m (Tc-99m) merupakan radioisotop primadona yang mendekati ideal untuk mencari jejak di dalam tubuh. Hal ini dikarenakan radioisotop ini memiliki waktu paro yang pendek sekitar 6 jam sehingga intensitas radiasi yang dipancarkannya berkurang secara cepat setelah selesai digunakan. Radioisotop ini merupakan pemancar gamma murni dari jenis peluruhan electron capture dan tidak memancarkan radiasi partikel bermuatan sehingga dampak terhadap tubuh sangat kecil. Selain itu, radioisotop ini mudah diperoleh dalam bentuk carrier free (bebas pengemban) dari radioisotop molibdenum-99 (Mo-99) dan dapat membentuk ikatan dengan senyawa-senyawa organik. Radioisotop ini dimasukkan ke dalam tubuh setelah diikatkan dengan senyawa tertentu melalui reaksi penandaan (labelling).
Di dalam tubuh, radioisotop ini akan bergerak bersama-sama dengan senyawa yang ditumpanginya sesuai dengan dinamika senyawa tersebut di dalam tubuh. Dengan demikian, keberadaan dan distribusi senyawa tersebut di dalam tubuh yang  mencerminkan beberapa fungsi organ dan metabolisme tubuh dapat dengan mudah diketahui dari hasil pencitraan. Pencitraan dapat dilakukan menggunakan kamera gamma. Radioisotop ini dapat pula digunakan untuk mencari jejak terjadinya infeksi bakteri, misalnya bakteri tuberkolose,  di dalam tubuh dengan memanfaatkan terjadinya reaksi spesifik yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Terjadinya reaksi spesifik tersebut dapat diketahui menggunakan senyawa tertentu, misalnya antibodi, yang bereaksi secara spesifik di tempat terjadinya infeksi. Beberapa saat yang lalu di Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR) BATAN telah berhasil disintesa radiofarmaka bertanda teknesium-99m untuk mendeteksi infeksi di dalam tubuh. Produk hasil litbang ini saat ini sedang direncanakan memasuki tahap uji klinis.

6)              Sebagai Perunut
Dalam bidang kesehatan radioisotop digunakan sebagai perunut (tracer) untuk mendeteksi kerusakan yang terjadi pada suatu organ tubuh. Selain itu radiasi dari radioisotop tertentu dapat digunakan untuk membunuh sel-sel kanker sehingga tidak perlu dilakukan pembedahan untuk mengangkat jaringan sel kanker tersebut. Berikut ini adalah contoh beberapa radioisotop yang dapat digunakan dalam bidang kesehatan (Sutresna, 2007).
Contoh radioisotop dalam bidang kedokteran :
                      I-131 Terapi penyembuhan kanker Tiroid, mendeteksi kerusakan pada kelenjar gondok, hati dan otak
                      Pu-238 energi listrik dari alat pacu jantung
                      Tc-99 & Ti-201 Mendeteksi kerusakan jantung
                      Na-24 Mendeteksi gangguan peredaran darah
                      Xe-133 Mendeteksi Penyakit paru-paru
                      P-32 digunakan untuk pengobatan penyakit polycythemia rubavera, yaitu pembentukkan sel darah merah yang berlebihan. Didalam penggunaannya P-32 disuntikkan ke dalam tubuh sehingga radiasinya yang memancarkan sinar beta dapat menghambat pembentukan sel darah merah pada sumsum tulang. Sedangkan, sinar gamma dapat digunakan untuk mensterilkan alat-alat kedokteran, sebelum dikemas dan ditutup rapat, misalnya pada proses sterilisasi alat suntik. Sebenarnya sebelum dikemas, alat suntik sudah disterilkan. Tetapi, pada proses pengemasan masih mungkin terjadi kontaminasi, sehingga setelah alat suntik tersebut dikemas dan ditutup rapat perlu dilakukan sterilisasi ulang dengan menggunakan sinar gamma (Sutresna, 2007).
                      Fe-59 Mempelajari pembentukan sel darah merah
                      Cr-51 Mendeteksi kerusakan limpa
                      Se-75 Mendeteksi kerusakan Pankreas
                      Tc-99 Mendeteksi kerusakan tulang dan paru-paru
                      Ga-67 Memeriksa kerusakan getah bening
                      C-14 Mendeteksi diabetes dan anemia
                      Co-60 Membunuh sel-sel kanker
Berbagai jenis radio isotop digunakan sebagai perunut untuk mendeteksi (diagnosa) berbagai jenis penyakit al: teknesium (Tc-99), talium-201 (Ti-201), iodin 131(1-131), natrium-24 (Na-24), ksenon-133 (xe-133) dan besi (Fe-59). Tc-99 yang disuntikkan ke dalam pembuluh darah akan diserap terutama oleh jaringan yang rusak pada organ tertentu, seperti jantung, hati dan paru-paru Sebaliknya Ti-201 terutama akan diserap oleh jaringan yang sehat pada organ jantung. Oleh karena itu, kedua isotop itu digunakan secara bersama-sama untuk mendeteksi kerusakan jantung.
1-131 akan diserap oleh kelenjar gondok, hati dan bagian-bagian tertentu dari otak. Oleh karena itu, 1-131 dapat digunakan untuk mendeteksi kerusakan pada kelenjar gondok, hati dan untuk mendeteksi tumor otak. Larutan garam yang mengandung Na-24 disuntikkan ke dalam pembuluh darah untuk mendeteksi adanya gangguan peredaran darah misalnya apakah ada penyumbatan dengan mendeteksi sinar gamma yang dipancarkan isotop Natrium tsb.
Xe-133 digunakan untuk mendeteksi penyakit paru-paru. P-32 untuk penyakit mata, tumor dan hati. Fe-59 untuk mempelajari pembentukan sel darah merah. Kadang-kadang, radioisotop yang digunakan untuk diagnosa, juga digunakan untuk terapi yaitu dengan dosis yang lebih kuat misalnya, 1-131 juga digunakan untuk terapi kanker kelenjar tiroid.
Unsur Lain yang Dapat digunakan dalam Bidang Kedokteran :
1)      Bismuth-213 (46 menit): digunakan untuk terapi alfa ditargetkan (TAT), terutama kanker, karena memiliki energi tinggi (8.4 MeV).
2)      Kromium-51 (28 detik): digunakan untuk label sel darah merah dan menghitung kerugian protein gastro-intestinal.
3)      Cobalt-60 (5,27 tahun): dahulu digunakan untuk radioterapi berkas eksternal, sekarang lebih banyak digunakan untuk sterilisasi
4)      Disprosium-165 (2 jam): digunakan sebagai hidroksida agregat untuk perawatan synovectomy arthritis.
5)      Erbium-169 (9,4 detik): digunakan untuk menghilangkan rasa sakit arthritis di sendi sinovial.
6)      Holmium-166 (26 jam): dikembangkan untuk diagnosis dan pengobatan tumor hati.
7)      Iodine-125 (60 detik): digunakan dalam brachytherapy kanker (prostat dan otak), juga diagnosa untuk mengevaluasi tingkat filtrasi ginjal dan untuk mendiagnosis deep vein thrombosis di kaki. Hal ini juga banyak digunakan dalam radioimmuno-pengujian untuk menunjukkan adanya hormon dalam jumlah kecil.
8)      Iodine-131 (8 detik) *: banyak digunakan dalam mengobati kanker tiroid dan dalam pencitraan tiroid, juga dalam diagnosis fungsi hati yang abnormal, ginjal (ginjal) aliran darah dan obstruksi saluran kemih. Sebuah emitor gamma kuat, tetapi digunakan untuk terapi beta.
9)      Iridium-192 (74 detik): disertakan dalam bentuk kawat untuk digunakan sebagai sumber radioterapi internal untuk pengobatan kanker (digunakan kemudian dihapus).
10)  IronBesi-59 (46 detik): digunakan dalam studi metabolisme besi dalam limpa.
11)  Lead-212 (10.6 jam): digunakan dalam TAT untuk kanker, dengan produk peluruhan Bi-212, Po-212, Tl-208.
12)  Lutetium-177 (6.7 detik): Lu-177 semakin penting karena hanya memancarkan gamma cukup untuk pencitraan sedangkan radiasi beta melakukan terapi pada kecil (misalnya endokrin) tumor. setengah-hidup cukup lama untuk memungkinkan persiapan yang canggih untuk digunakan. Hal ini biasanya dihasilkan oleh aktivasi neutron dari target lutetium alam atau diperkaya-176.
13)  Molibdenum-99 (66 jam) *: digunakan sebagai 'orang tua' dalam generator untuk menghasilkan teknesium-99m.
14)  Palladium-103 (17 detik): digunakan untuk membuat benih brachytherapy implan permanen untuk kanker prostat tahap awal.
15)  Fosfor-32 (14 detik): digunakan dalam pengobatan polisitemia vera (kelebihan sel darah merah).
16)  Kalium-42 (12 jam): digunakan untuk penentuan kalium tukar dalam aliran darah koroner.
17)  Renium-186 (3,8 detik): digunakan untuk menghilangkan rasa sakit pada kanker tulang.
18)  Renium-188 (17 jam): Digunakan untuk arteri koroner, menyinari dari balon angioplasty.
19)  Samarium-153 (47 jam): Sm-153 sangat efektif dalam mengurangi rasa sakit kanker sekunder bersarang di tulang, dijual sebagai Quadramet. Juga sangat efektif untuk prostat dan kanker payudara.
20)  Selenium-75 (120 detik): digunakan dalam bentuk seleno-metionin untuk mempelajari produksi enzim pencernaan.
21)  Sodium-24 (15 jam): untuk studi elektrolit dalam tubuh.
22)  Stronsium-89 (50 detik) *: sangat efektif dalam mengurangi rasa sakit prostat dan kanker tulang.
23)  Technetium-99m (6 jam): digunakan untuk gambar otot kerangka dan jantung pada khususnya, tetapi juga untuk otak, tiroid, (perfusi dan ventilasi) paru-paru, hati, limpa, ginjal (struktur dan tingkat filtrasi), kantung empedu, tulang sumsum, ludah dan kelenjar lakrimal, kolam darah jantung, infeksi dan banyak penelitian medis khusus. Diproduksi dari Mo-99 dalam generator.
24)  Xenon-133 (5 detik) *: digunakan untuk paru-paru.
25)  Iterbium-169 (32 detik): digunakan untuk studi cairan cerebrospinal di otak.
26)  Iterbium-177 (1,9 jam): nenek moyang Lu-177.
27)  Yttrium-90 (64 jam) *: digunakan untuk brachytherapy kanker dan sebagai silikat koloid untuk menghilangkan rasa sakit arthritis pada sendi sinovial lebih besar. Tumbuh signifikan dalam terapi.
28)  Radioisotop cesium, emas dan ruthenium juga digunakan dalam brachytherapy.
29)  Karbon-11, Nitrogen-13, Oksigen-15, Fluorin-18: adalah positron emitter digunakan dalam PET untuk mempelajari fisiologi otak dan patologi, khususnya untuk pemisahan fokus epilepsi, dan demensia, psikiatri dan studi neuropharmacology. Mereka juga memiliki peran penting dalam kardiologi F-18 dalam FGD (fluorodeoxyglucose) telah menjadi sangat penting dalam deteksi kanker dan pemantauan kemajuan dalam pengobatan mereka, dengan menggunakan PET.
30)  Cobalt-57 (272 detik): digunakan sebagai penanda untuk memperkirakan ukuran organ dan untuk kit diagnostik in-vitro.
31)  Tembaga-64 (13 jam): digunakan untuk mempelajari penyakit genetik yang mempengaruhi metabolisme tembaga, seperti Wilson dan penyakit Menke, dan untuk pencitraan PET tumor, dan terapi.
32)  Tembaga-67 (2.6 detik): digunakan dalam terapi.
33)  Fluor-18 sebagai FLT (fluorothymidine) miso,-F (fluoromisonidazole), 18F-kolin: digunakan untuk pelacak.
34)  Gallium-67 (78 jam): digunakan untuk pencitraan tumor dan lokalisasi lesi inflamasi (infeksi).
35)  Gallium-68 (68 menit): positron emitor digunakan dalam PET dan unit PET-CT Berasal dari germanium-68 dalam generator.
36)  Germanium-68 (271 detik): digunakan sebagai 'orang tua' dalam generator untuk menghasilkan Ga-68.
37)  Indium-111 (2,8 detik): digunakan untuk studi diagnostik spesialis, misalnya studi otak, infeksi dan studi usus transit.
38)  IIodine-123 (13 jam): semakin digunakan untuk diagnosis fungsi tiroid, ini adalah emitor gamma tanpa radiasi beta I-131.
39)  Iodine-124: pelacak.
40)  Krypton-81m (13 detik) dari Rubidium-81 (4,6 jam): gas Kr-81m dapat menghasilkan gambar fungsi ventilasi paru, misalnya pada pasien asma, dan untuk diagnosis awal penyakit paru-paru dan fungsi.
41)  Rubidium-82 (1,26 menit): nyaman PET agen dalam pencitraan perfusi miokard.
42)  Stronsium-82 (25 detik): digunakan sebagai 'orang tua' dalam generator untuk menghasilkan Rb-82.
43)         Talium-201 (73 jam): digunakan untuk mendiagnosa kondisi arteri koroner jantung penyakit lain seperti kematian otot jantung dan untuk lokasi limfoma tingkat rendah

B.   Bidang Hidrologi.
1)      Untuk menguji kecepatan aliran sungai atau aliran lumpur
Radioisotop ini dapat digunakan untuk mengukur debit air. Biasanya, radioisotop natrium-24 (Na-24) digunakan dalam bentuk garam NaCl. Dalam penggunaannya, garam ini dilarutkan ke dalam air atau lumpur yang akan diteliti debitnya. Pada tempat atau jarak tertentu, intensitas radiasi diperiksa, sehingga rentang waktu yang diperlukan untuk mencapai jarak tersebut dapat diketahui (Abdul Jalil Amri Arma, 2009).
2)      Untuk mendeteksi kebocoran pada pipa bawah tanah
Untuk mendeteksi kebocoran pada pipa-pipa yang ditanam di bawah tanah, biasanya digunakan radioisotop Na-24 dalam bentuk garam NaCl atau Na2CO3. Radioisotop Na-24 ini dapat memancarkan sinar gamma yang bisa dideteksi dengan menggunakan alat pencacah radioaktif Geiger Counter. Untuk mendeteksi kebocoran pada pipa air, garam yang mengandung radioisotop Na-24 dilarutkan kedalam air. Kemudian, permukaan tanah di atas pipa air diperiksa dengan Geiger Counter. Intensitas radiasi yang berlebihan menunjukkan adanya kebocoran. Radioisotop juga dapat digunakan untuk menguji kebocoran sambungan logam pada pembuatan rangka pesawat (Sutresna, 2007).
C.   Bidang Biologis
Dalam bidang biologi, radioisotop dapat digunakan untuk mempelajari mekanisme reaksi fotosintesis. Radioisotop ini, berupa karbon-14 (C-14) atau oksigen-18 (O-18). Keduanya dapat digunakan untuk mengetahui asal-usul atom oksigen (dari CO2 atau dari H2O) yang akan membentuk senyawa glukosa atau oksigen yang dihasilkan pada proses fotosintesis (Sutresna, 2007 dan Abdul Jalil Amri Arma, 2009).
         Pengukuran Usia Bahan Organik
Radioisotop karbon-14, terbentuk di bagian atas atmosfer dari penembakan atom nitrogen dengan neutron yang terbentuk oleh radiasi kosmik.
 Karbon radioaktif tersebut di permukaan bumi sebagai karbon dioksida dalam udara dan sebagai ion hidrogen karbonat di laut. Oleh karena itu karbon radioaktif itu menyertai pertumbuhan melalui fotosintesis. Lama kelamaan terdapat kesetimbangan antara karbon-14 yang diterima dan yang meluruh dalam tumbuh-tumbuhan maupun hewan, sehingga mencapai 15,3 dis/menit gram karbon. Keaktifan ini tetap dalam beberapa ribu tahun. Apabila organisme hidup mati, pengambilan 14C terhenti dan keaktifan ini berkurang. Oleh karena itu umur bahan yang mengandung karbon dapat diperkirakan dari pengukuran keaktifan jenisnya dan waktu paruh 14C. ( 12 T = 5.730 tahun).
Kegunaan lain radioisotop dalam bidang biologi sebagai berikut
1)                Mempelajari proses penyerapan air serta sirkulasinya di dalam batang tumbuhan.
2)                Mempelajari pengaruh unsur-unsur hara selain unsur-unsur N, P, dan K terhadap perkembangan tumbuhan.
3)                Memacu mutasi gen tumbuhan dalam upaya mendapatkan bibit unggul.
4)                Mempelajari kesetimbangan dinamis.
5)              Mempelajari reaksi pengeseran.
D.   Bidang pertanian.
Aplikasi radioisotop “si pencari jejak” ini di bidang pertanian tidak kalah menariknya. Radioisotop dapat digunakan untuk merunut gerakan pupuk di sekitar tanaman setelah ditabur. Gerakan pupuk jenis fosfat, dari tanah sampai ke dalam tumbuhan dapat ditelusuri dengan mencampurkan radioisotop fosfor-32 (P-32) ke dalam senyawa fosfat di dalam pupuk. Dengan cara ini dapat diketahui pola  penyebaran pupuk dan efektifitas pemupukan.
1)                Pemberantasan hama dengan teknik jantan mandul
Radiasi dapat mengakibatkan efek biologis, misalnya hamakubis. Di laboratorium dibiakkan hama kubis dalam bentuk jumlah yang cukup banyak. Hama tersebut lalu diradiasi sehingga serangga jantan menjadi mandul. Setelah itu hama dilepas di daerah yang terserang hama. Diharapkan akan terjadi perkawinan antara hama setempat dengan jantan mandul dilepas. Telur hasil perkawinan seperti itu tidak akan menetas. Dengan demikian reproduksi hama tersebut terganggu dan akan mengurangi populasi. (Abdul Jalil Amri Arma, 2009).

2)                Pemuliaan tanaman
Pemuliaan tanaman atau pembentukan bibit unggul dapat dilakukan dengan menggunakan radiasi. Misalnya pemuliaan padi, bibit padi diberi radiasi dengan dosis yang bervariasi, dari dosis terkecil yang tidak membawa pengaruh hingga dosis rendah yang mematikan. Biji yang sudah diradiasi itu kemudian disemaikan dan ditaman berkelompok menurut ukuran dosis radiasinya.
Radioisotop ini digunakan untuk memicu terjadinya mutasi pada tanaman. Dari proses mutasi ini diharapkan dapat diperoleh tanaman dengan sifat-sifat yang menguntungkan, misalnya tanaman padi yang lebih tahan terhadap hama dan memiliki tunas lebih banyak. Selain itu, radioisotop juga dapat digunakan untuk memperpanjang masa simpan produk-produk pertanian (Sutresna, 2007).
3)                Penyimpanan makanan
Kita mengetahui bahwa bahan makanan seperti kentang dan bawang jika disimpan lama akan bertunas. Radiasi dapat menghambat pertumbuhan bahan-bahan seperti itu. Jadi sebelum bahan tersebut di simpan diberi radiasi dengan dosis tertentu sehingga tidak akan bertunas, dengan dernikian dapat disimpan lebih lama. (Abdul Jalil Amri Arma, 2009).
4)                Pemupukan
Untuk melaksanakan pemupukan pada waktu yang tepat, dapat digunakan nitrogen-15 (N-15). Pupuk yang mengandung N-15 dipantau dengan alat pencacah. Jika pencacah tidak mendeteksi lagi adanya radiasi, berarti pupuk sudah sepenuhnya diserap oleh tanaman. Pada saat itulah pemupukan berikutnya sebaiknya dilakukan. Dari upaya ini akan diketahui jangka waktu pemupukan yang diperlukan dan sesuai dengan usia tanaman (Sutresna, 2007).
E.    Bidang Industri
Saat ini radioaktif digunakan oleh industri. Misalnya industri pupuk, atau bahkan digunakan oleh perusahaan yang mencari sumber sumber baru minyak bumi yang ada di perut bumi.
                  Pemeriksaan tanpa merusak.
Radiasi sinar gamma dapat digunakan untuk memeriksa cacat pada logam atau sambungan las, yaitu dengan meronsen bahan tersebut. Tehnik ini berdasarkan sifat bahwa semakin tebal bahan yang dilalui radiasi, maka intensitas radiasi yang diteruskan makin berkurang, jadi dari gambar yang dibuat dapat terlihat apakah logam merata atau ada bagian-bagian yang berongga didalamnya. Pada bagian yang berongga itu film akan lebih hitam.
                  Mengontrol ketebalan bahan
Ketebalan produk yang berupa lembaran, seperti kertas film atau lempeng logam dapat dikontrol dengan radiasi. Prinsipnya sama seperti diatas, bahwa intensitas radiasi yang diteruskan bergantung pada ketebalan bahan yang dilalui. Detektor radiasi dihubungkan dengan alat penekan. Jika lembaran menjadi lebih tebal, maka intensitas radiasi yang diterima detektor akan berkurang dan mekanisme alat akan mengatur penekanan lebih kuat sehingga ketebalan dapat dipertahankan.
                  Pengawetan hahan
Radiasi juga telah banyak digunakan untuk mengawetkan bahan seperti kayu, barang-barang seni dan lain-lain. Radiasi juga dapat menningkatkan mutu tekstil karena inengubah struktur serat sehingga lebih kuat atau lebih baik mutu penyerapan warnanya. Berbagai jenis makanan juga dapat diawetkan dengan dosis yang aman sehingga dapat disimpan lebih lama. Radiasi sinar gamma dapat dilakukan pada pengawetan makanan melalui dua cara:
a.       Membasmi mikroorganisme, misalnya pada pengawetan rempah-rempah, seperti merica, ketumbar, dan kemimiri.
b.      Menghambat pertunasan, misalnya untuk pengawetan tanaman yang berkembang biak dengan pembentukkan tunas, seperti kentang, bawang merah, jahe, dan kunyit.
                  Meningkatkan mutu tekstil, contoh : mengubah struktur serat tekstil
                  Untuk mempelajari pengaruh oli dan aditif pada mesin selama mesin bekerja
Radioisotop sebagai pencari jejak dimanfaatkan di berbagai pengujian. Kebocoran dan dinamika fluida di dalam pipa pengiriman gas maupun cairan dapat dideteksi menggunakan radioisotop. Zat  yang sama atau memiliki sifat yang  sama dengan zat yang dikirim diikutsertakan dalam pengiriman setelah ditandai dengan radioisotop. Keberadaan radioisotop di luar jalur menunjukkan terjadinya kebocoran. Keberadaan radioisotop ini dapat dicari jejaknya sambil bergerak dengan cepat,  sehingga pipa transmisi minyak atau gas bumi dengan panjang ratusan bahkan ribuan km dapat dideteksi kebocorannya dalam waktu relatif singkat. Radioisotop dapat digunakan pula untuk menguji kebocoran tangki penyimpanan ataupun tangki reaksi. Pada pengujian ini biasanya digunakan radioisotop dari jenis gas mulia yang inert (sulit bereaksi), misalnya Xenon-133 (Xe-133) atau Argon-41 (Ar-41), agar tidak mempengaruhi zat atau proses kimia yang terjadi di dalamnya. Di Pusat Radioisotop darn Radiofarmka BATAN telah berhasil dibuat Argon-41 untuk perunut gas, Brom-82 dalam bentuk KBr untuk perunut cairan berbasis air dan brom-82 dalam bentuk dibromo benzena untuk perunut cairan organik. Selain itu juga radioisotope juga di gunakan utuk pemeriksaan tanpa merusak, contoh : Memeriksa cacat pada logam, Mengontrol ketebalan bahan, contoh : Kertas film, lempeng logam,Pengawetan bahan, contoh : kayu, barang-barang seni, Meningkatkan mutu tekstil, contoh : mengubah struktur serat tekstil. Untuk mempelajari pengaruh oli dan aditif pada mesin selama mesin bekerja
                  Sebagai sumber tenaga listrik untuk PLTN
Reaksi inti mengahsilkan energi yang sangat besar. Pada pembangkit tenaga nuklir (PLTN), energi inti digunakan untuk memanaskan air sehingga terbentuk uapa. Kemudian, uap in digunakan untuk mengerakkan turbin. Peregerakan turbin merupakan energi mekanik yang dapat memberi kemampuan generator untuk mengubah energi mekanik tersebut menjadi energi listrik. Pada PLTN, reaksi inti berlangsung terkendali di dalam suatu reaktor nuklir (Sutresna, 2007)
                  Untuk keperluan radiolabeling dan marker, misal pada reaksi kimia dan biokimia
                  Untuk radiotracer, pada proses pemetaan sungai bawah tanah, kebocoran pipa bawah tanah, dll
                  Untuk deteksi tubuh dengan sinar rontgen, CT scan, dll
                  Untuk keperluan radiasi pada proses penemuan bibit tanaman baru, sintesis bahan baru, dll
                  Untuk sterilisasi keperluan peralatan medis, dll
                  Untuk deteksi umur fosil atau benda sejarah
                  Untuk senjata bom nuklir
F.    Bidang Arkeologi
         Menentukan umur fosil dengan C-14
Radioisotop memiliki peran yang masih sulit digantikan oleh metode lain. Radioisotop berperan dalam menentukan usia sebuah fosil. Usia sebuah fosil dapat diketahui dari jejak radioisotop karbon-14. Ketika makhluk hidup masih hidup, kandungan radioisotop karbon-14 dalam keadaan konstan, sama dengan kandungan di atmosfer bumi yang terjaga konstan karena pengaruh sinar kosmis pada sekitar 14 dpm ( disintegrations per minute) dalam 1 gram karbon. Hal ini dikarenakan makhluk hidup tersebut masih terlibat dalam siklus karbon di alam. Namun, sejak makhluk hidup itu mati, dia tidak terlibat lagi ke dalam siklus karbon di alam. Sebagai akibatnya, radioisotop karbon-14 yang memiliki waktu paro 5730 tahun mengalami peluruhan terus menerus. Usia sebuah fosil dapat diketahui dari kandungan karbon-14 di dalamnya. Jika kandungan tinggal separonya, maka dapat diketahui dia telah berusia 5730 tahun.
G.   Bidang Pertambangan
Radioisotop memberikan manfaat besar pula di bidang pertambangan. Pada pertambangan minyak bumi, radioisotop membantu mencari jejak air di dalam lapisan batuan. Pada pengeboran minyak bumi biasanya hanya sebagian dari minyak bumi yang dapat diambil dengan memanfaatkan tekanan dari dalam bumi. Jika tekanan telah habis atau tidak cukup, diperlukan tekanan tambahan untuk mempermudah pengambilannya. Penambahan tekanan ini dapat dilakukan dencan cara membanjiri cekungan minyak dengan air yang dikenal dengan flooding. Air disuntikkan ke dalamnya melalui pengeboran sumur baru. Pada proses penyuntikan air ini perlu kepastian bahwa air yang dimasukkan ke dalam lapisan batuan benar-benar masuk ke cekungan minyak yang dikehendaki. Di sini lah radioisotop memainkan peran. Radioisotop kobal-57, kobal-58 dan kobal-60 dalam bentuk ion komplek hexacyanocobaltate merupakan solusinya. Ion ini akan bergerak bersama-sama dengan air suntikan sehingga arah gerakan air tersebut dapat diketahui dengan mendeteksi keberadaan radioisotop kobal tersebut. Radiosotop kobal-60 dalam bentuk hexacyanocobaltate telah berhasil dibuat di Kawasan Puspiptek Serpong Tangerang dan siap untuk didayagunakan.
Tritium radioaktif dan cobalt 60 digunakan untuk merunut alur-alur minyak bawah tanah dan kemudian menentukan srategi yang paling baik untuk menyuntikkan air ke dalam sumur-sumur. Hal ini akan memaksa keluar minyak yang tersisa di dalam kantung-kantung yang sebelumnya belum terangkat. Berjuta-juta barrel tambahan minyak mentah telah diperoleh dengan cara ini (Bangkit Sanjaya, 2009)
H.   Bidang Penelitian Kimia
                  Teknik Perunut
Teknik perunut dapat dipakai untuk mempelajari mekanisme berbagai reaksi kimia. Misal pada reaksi esterifikasi. Dengan oksigen-18 dapat diikuti reaksi antara asam karboksilat dan alkohol.
Dari analisis spektroskopi massa, reaksi esterifikasi yang terjadi dapat ditulis seperti berikut. (isotop oksigen-18 diberi warna). Hasil analisis ini menunjukkan bahwa molekul air tidak mengandung oksigen-18. Adapun jika O – 18 berada dalam alkohol maka reaksi yang terjadi seperti berikut.
I.       Penggunaan isotop dalam bidang kimia analisis
Penggunaan isotop dalam analisis digunakan untuk menentukan unsur-unsur kelumit dalam cuplikan. Analisis dengan radioisotop atau disebut radiometrik dapat dilakukan dengan dua cara yaitu, sebagai berikut.
1)                Analisis Pengeceran Isotop
Larutan yang akan dianalisis dan larutan standar ditambahkan sejumlah larutan yang mengandung suatu spesi radioaktif. Kemudian zat tersebut dipisahkan dan ditentukan aktivitasnya. Konsentrasi larutan yang dianalisis ditentukan dengan membandingkannya dengan larutan standar.
2)                Analisis Aktivasi Neutron (AAN)
Analisis aktivasi neutron dapat digunakan untuk menentukan unsur kelumit dalam cuplikan yang berupa padatan. Misal untuk menentukan logam berat (Cd) dalam sampel ikat laut. Sampel diiradiasi dengan neutron dalam reaktor sehingga menjadi radioaktif .  Selanjutnya sampel dicacah dengan spektrometer gamma  untuk menentukan aktivitas dari unsur yang akan ditentukan.
Dalam bidang kimia, radioisotop dapat digunakan untuk mempelajari mekanisme reaksi kimia, misalnya radioisotop oksigen-18 (O-18) digunakan untuk mempelajari mekanisme reaksi esterifikasi. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa pada reaksi esterifikasi, atom O yang membentuk senyawa H2O berasal dari asam karboksilat. Adapun atom O yang membentuk senyawa ester berasal dari alkohol (Sutresna, 2007).
Radioisotop telah memberikan kontribusi pula di bidang penelitian kimia, utamanya dalam menelusuri mekanisme reaksi. Radioisotop-radioisotop dari unsur  hidrogen, karbon, nitrogen dan sebagainya telah memainkan peran dalam menjelaskan berbagai mekanisme reaksi pada reaksi-reaksi senyawa organik.
Radioisotop telah menemukan peran yang luas sebagai pencari jejak. Sampai saat ini, ketangguhan radioisiotop belum tertandingi oleh pemain lain di bidang ini. Di masa yang akan datang, kiprah radioisotop si pencari jejak ini tampaknya akan semakin luas. Mudah mudahan manfaat-manfaat nyata tersebut akan membantu mengikis citranya yang menyeramkan dan bahkan menakutkan.
Kapsul aluminium kemurnian tinggi yang digunakan untuk pembuatan radioisotop melalui aktivasi neutron di dalam reaktor nuklir G.A. Siwabessy di Serpong.
J.      Bidang Kesenian
Radioisotop dapat juga digunakan untuk mengetahui pemalsuan lukisan. Seorang pemalsu akan menggunakan cat yang dibuat pada abad sekarang. Dengan mengetahui banyaknya unsur radioaktif pada cat akan diketahui umur lukisan tersebut sebenarnya.
II.VII Bahaya Zat Radioaktif
Penggunaan zat radioaktif juga dapat membahayakan membahayakan kehidupan makluk hidup. Apabila radiasi yang dipancarkan berlebihan dapat berakibat racun bagi tubuh, mengganggu pekerjaan sel dan dapat mematikan sel. Jaringan sel yang paling peka terhadap radiasi adalah mata, alat kelamin dan sumsum tulang belakang. Selain itu juga menyebabkan kekebalan berkurang dan menimbulkan pembelahan sel darah putih, sehingga penambahan sel darah putih dalam tubuh banyak sekali. Penyakit ini disebut leukemia. Penyakit ini banyak diderita orang-orang didekat Nagasaki dan Hiroshima sebagai akibat ledakan bom  atom pada perang dunia ke-2
Unsur radioaktif yang mampu secara spontan memancarkan sinar radiasi ini ternyata tidak hanya memberikan manfaat bagi kehidupan manusia, namun juga memberikan resiko yang berbahaya bagi tubuh manusia. Efek radiasi dari zat radioaktif ini memberikan dampak negatif pada organ-organ tubuh kita yang sensitif seperti mata, fungsi reproduksi, tulang belakang. Akibat yang dapat ditimbulkan dari sinar radioaktif ini adalah:
1.      Radiasi zat radioaktif dapat memperpendek umur manusia. Hal ini karena zat radioaktif dapat menimbulkan kerusakan jaringan tubuh dan menurunkan kekebalan tubuh.
2.      Radiasi zat radioaktif terhadap kelenjar-kelenjar kelamin dapat mengakibatkan kemandulan dan mutasi genetik pada keturunannya.
3.      Radiasi zat radioaktif dapat mengakibatkan terjadinya pembelahan sel darah putih, sehingga mengakibatkan penyakit leukimia.
4.     Radiasi zat radioaktif dapat menyebabkan kerusakan somatis berbentuk lokal dengan tanda kerusakan kulit, kerusakan sel pembentuk sel darah, dan kerusakan sistem saraf
II.VIII Zat Radioaktif Dalam Kehidupan Sehari-hari
1.     Cat Litter
Cat Litter adalah kotak indoor pembuangan urine dan kotoran untuk kucing. Banyak pemilik hewan tersebut memilih untuk tidak membiarkan mereka berkeliaran di luar karena takut bahwa mereka mungkin tertabrak oleh mobil (telah diklaim kucing dalam ruangan hidup, rata-rata, sepuluh tahun hidup lebih lama daripada kucing luar).
Cat Litter cukup radioaktif sehingga dapat memicu peringatan radiasi di pos pemeriksaan perbatasan internasional. Sebenarnya, bukan Cat Litternya yang kita perlu khawatirkan, tetapi benda yang terbuat dari tanah liat atau bentonit saja. Isotop radioaktif secara alami terjadi di tanah liat sekitar 4 pCi / g isotop uranium, 3 pCi / g isotop thorium, dan 8 pCi / g kalium-40. Seorang peneliti di Oak Ridge Associate Universities, setelah dihitung konsumen Amerika membeli  50,000 pound (1 pound = 453.59237 grams) uranium dan 120,000 pound  thorium dalam bentuk kotoran kucing setiap tahun.

2.     Detektor Asap
Sebuah detektor asap atau biasa disebut alarm asap adalah perangkat yang mendeteksi asap, biasanya sebagai indikator kebakaran.
Sekitar 80% dari detektor asap standar mengandung sejumlah kecil isotop radioaktif amerisium-241, yang memancarkan partikel alpha dan radiasi beta. Amerisium-242 memiliki waktu paruh 432 tahun, jadi itu tidak akan terjadi apa-apal dalam waktu dekat. Isotop ini tertutup dalam detektor asap dan tidak menimbulkan risiko nyata kepada kita kecuali kita pecahkan detektor asap kita dan makan atau menghirup sumber radioaktif tersebut. Masalah yang lebih penting adalah pembuangan detektor asap, karena amerisium pada akhirnya terakumulasi di tempat pembuangan sampah atau dimanapun detektor asap itu dibuang.
3.     Lampu Fluorescent
Lampu fluorescent atau biasa disebut neon adalah lampu yang melepaskan gas tekanan uap merkuri bertekanan rendah yang menggunakan fluoresensi untuk menghasilkan cahaya. Arus listrik dalam gas membuat uap merkuri yang menghasilkan cahaya gelombang ultraviolet pendek yang kemudian menyebabkan lapisan fosfor pada bagian dalam neon bersinar. Sebuah lampu neon mengubah energi listrik menjadi cahaya yang berguna jauh lebih efisien daripada lampu pijar. Efisiensi cahaya bola lampu neon bisa melebihi 100 lumens per watt, beberapa kali efisiensi lampu pijar dengan output cahaya sebanding.
Sebuah lampu dimulai dengan beberapa lampu neon berisi bola kaca silinder kecil yang berisi kurang dari 15 nanocuries krypton-85, emitor beta dan gamma dengan paruh 10,4 tahun. Isotop radioaktif tidak menjadi perhatian kecuali bohlam rusak. Bahkan, racun dari bahan kimia lainnya biasanya melebihi risiko dari ancaman radioaktivitas.
4.     Batu Permata
Beberapa batu permata, seperti zirkon, secara alami radioaktif. Selain itu, beberapa batu permata dapat diiradiasi dengan neutron untuk meningkatkan warna mereka. Contoh permata yang mungkin warnanya yang disempurnakan termasuk beryl, turmalin, dan topaz. Beberapa berlian buatan yang terbuat dari oksida logam. Contohnya adalah yttrium oksida distabilkan dengan radioaktif thorium oksida. Sementara sebagian besar batu permata yang disebutkan tadi sedikit atau tidak ada kekhawatiran akan adanya paparan radiasi, beberapa batu permata beradiasi diperlakukan untuk mempertahankan “sinar” yang secara radiologis  panas untuk 0,2 milliroentgens per jam. Terus kita dapat memakai permata dekat dengan kulit kita untuk jangka waktu tertentu.
5.     Keramik
Kita bertemu keramik setiap hari. Meski jika kita tidak lagi menggunakan periuk radioaktif jaman dulu (seperti Fiestaware yang berwarna cerah), ada kemungkinan kalau kita memiliki beberapa keramik yang memancarkan radioaktivitas.
Misalnya, apakah kamu memiliki topi atau veneer (bahan lapisan tipis yang ditempatkan di atas gigi, baik untuk meningkatkan estetika gigi atau untuk melindungi permukaan gigi dari kerusakan) pada gigi Anda? Beberapa gigi porcelein telah diwarnai dengan uranium yang mengandung oksida logam yang membuat mereka lebih putih dan lebih reflektif. Dokter gigi dapat mengekspos mulut sampai 1000 millirem per tahun per cap, yang keluar untuk dua setengah kali rata-rata paparan seluruh tubuh tahunan dari sumber alami, ditambah beberapa sinar-x medis.
Apa pun yang terbuat dari batu yang mungkin beradioaktif. Sebagai contoh, ubin dan granit sedikit radioaktif. Begitu juga beton. Sedangkan beton basemen sangat tinggi radioaktifnya, karena kita mendapatkan gas radon dari beton dan gas radioaktif lain, yang lebih berat daripada udara yang bisa menumpuk.
Benda lainnya yang termasuk antara lain kaca seni, perhiasan cloisonne enamel, dan tembikar mengkilap. Tembikar dan perhiasan menjadi perhatian karena makanan yang mengandung asam dapat melarutkan sejumlah kecil unsur radioaktif, sehingga kita mungkin menelan mereka. Mengenakan perhiasan radioaktif dekat dengan kulit kita juga sama, dimana asam di kulit kita akan melarutkan bahan, yang dapat diserap atau tidak sengaja tertelan.
6.     Logam Daur Ulang
Besi tua bisa bersama-sama dikelompokkan, yang telah menyebabkan beberapa kasus logam radioaktif menarik (sebagian orang akan mengatakan mengerikan) yang dapat dimasukkan ke dalam benda-benda rumah tangga biasa.
Misalnya, kembali pada tahun 2008 parutan keju yang memancarkan gamma ditemukan. Rupanya kobalt-60 menemukan jalan ke logam yang digunakan untuk membuat tungku terbuka. Meja logam terkontaminasi dengan kobalt-60 yang ditemukan tersebar di beberapa negara.
7.     Benda yang Berkilau/Bersinar
Kita mungkin tidak memiliki jam lemari tua radium atau jam tangan radium, tapi ada kesempatan kita memiliki objek tritium-yang menyala. Tritium adalah isotop radioaktif hidrogen. Tritium digunakan untuk membuat kompas, gantungan kunci dan dan beberapa benda lainnya yang bisa menyala/berkilau sendiri.
Sebagian besar majalah memilih bagian covernya dicetak di kertas mengkilap. Alasan yang masuk akal karena kertas mengkilat jauh lebih menarik ketimbang yang biasa saja.
Namun, senada dengan apa yang terjadi di daftar sebelumnya, kertas tersebut mengandung bahan radioaktif. Hal ini dikarenakan untuk membuat kertas menjadi 'glossy,' sebuah kertas haruslah dilapisi oleh kaolin yang merupakan sejenis tanah liat putih. Bahan ini mengandung unsur radioaktif alami seperti uranium dan torium, sama dengan yang ada di pasir kucing.
8.     Selai Kacang
Orang Indonesia memang tak seberapa suka roti dengan selai kacang untuk sarapan. Namun jika kamu adalah salah satu yang memfavoritkannya, tentu kamu tak tahu kalo selai gurih tersebut bahkan bisa memancarkan radiasi.
Selai kacang dapat memancarkan radiasi hingga 0.12 pCi/g. Radiasi itu dihasilkan oleh isotop radioaktif potasium-40, radium-226, dan radium-228.
Zat radioaktif ini tidak berbahaya bagi tubuh dan biasanya akan berhenti memancarkan radiasi lemahnya kurang dari 10 tahun.
Radium sendiri ditemukan oleh ilmuwan wanita terkenal Marie Curie dan suaminya Pierre Curie di tahun 1898. Berkat penemuan itu, namanya juga dipakai sebagai bagian satuan radiasi 'Curie' (Ci).
9.     Rokok
Berbagai materi radioaktif ini muncul di daun tembakau ketika proses produksi rokok, dan dilepaskan ke udara bebas ketika rokok dinyalakan dan asapnya dihirup dan dilepas ke udara.
Berbagai bahan radioaktif ini adalah polonium-210 serta timbal-210. Khusus polonium-210, ini adalah isotop radioaktif yang terkenal karena jadi salah satu bahan racun yan digunakan untuk membunuh agen rahasia Rusia, Alexander Litvinenko.
Meski demikian, kandungan radioaktif ini tak signifikan jika dibandingkan dengan racun rokok lainnya. Namun, bahan kimia ini dapat terakumulasi secara signifikan di organ perokok menengah atau berat dan mempermudah perkembangan kanker.
10.                         Pisang
Pisang adalah salah satu dari beberapa tanaman yang ternyata memproduksi radiasi dengan kuantitas sangat kecil. Salah satu tumbuhan lain yang menghasilkan radiasi serupa adalah kacang Brazil.
Bedanya, jika kacang Brazil adalah hasil dari pohon yang menyerap radiasi tanah, pisang mendapatkan radiasi ini dari gen mereka.





BAB III
PENUTUP
III.I Kesimpulan
Sinar Radiasi mempunyai sifat :
·         Dapat menghitamkan pelat fotografi.
·         Dapat menyebabkan permukaan yang dilapisi seng sulfida (ZnS) berpendar.
·         Radioaktifitas adalah suatu gejala yang menunjukan adanya aktivitas inti atom, yang disebabkan karena inti atom tak stabil.
·         Dapat menembus kertas atau lempengan logam tipis.
·         Dapat mengionkan gas yang disinari.
·         Dapat menghitamkan pelat film.
·         Menyebabkan benda-benda berlapis ZnS dapat berpendar (fluoresensi).
·         Dapat diuraikan oleh medan magnet menjadi tiga berkas sinar, yaitu sinar α, β,dan γ.
·         Radiasi-radiasi mempunyai daya tembus yang tinggi, radiasi-radiasi itu mempengaruhi plat-plat fotografik, menyebabkan sintilasi pada layar-layar yang floresen, menimbulkan panas dan menghasilkan perubahan-perubahan kimia.
·         Bila radiasi dipancarkan habis, maka terbentuklah elemen-elemen baru yang biasanya juga bersifat radioaktif.
·         Pemancaran dari radiasi-radiasi adalah spontan.
·         Pemancaran tidak segera, tetapi dapat meliputi suatu periode waktu.
Sejarah penemuan sinar sinar radioaktiv adalah Pada tahun 1895 Wilhelm KonradRontgen (1845-1923) menemukan sinar X, tahun 1896 Antonie Henry Becquerel (1852-1908) menjemur batuan Kalium Uranil Sulfat (K2UO2(SO4)2 diatas lempeng fotografi yang diselimuti dengan keras hitam, Pada tahun 1898 sepasang ahli kimia Marie Sklodovska Curre (1867-1934) dan suaminya Pierre Curie (1859-1906), mengamati bahwa radiasi dari Uranium dapat menyebabkan terbentuknya unsur baru
Macam-macam sinar radiokatif
·         Sinar Alpha
·         Sinar Beta
·         Sinar Gama
III.II Saran
Diharapkan kritik dan saran bagi para pembaca agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi untuk kedepannya.



DAFTAR PUSTAKA


No comments :

Post a Comment