Pages

Friday, May 20, 2016

Kata dan Kalimat

Kata dan Kalimat

1.    Kata Baku
Kata baku merupakan kata yang cara pengucapan atau penulisannya sesuai dengan kaidah-kaidah standar yang dibakukan. Kaidah standar yang dimaksud dapat berupa:
a.    Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EyD)
b.    Tata bahasa baku
c.    Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Sementara itu, kata tidak baku adalah kata yang cara pengucapan atau penulisannya tidak memenuhi kaidah-kaidah standar tersebut.
2.    Kata Serapan
Dalam pekembangannya bahasa Indonesia mengambil unsur atau kata dari bahasa lain, seperti bahasa daerah atau bahasa asing. Sudah banyak kosakata dari bahasa asing dan daerah yang digunakan dalam bahasa Indonesia. Terlebih dahulu kata-kata itu disesuaikan dengan kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia, baik itu dalam aspek pengucapan maupun penulisannya. Kata-kata seperti itulah yang dinamakan kata-kata serapan.
Masuknya kata-kata serapan dalam bahasa Indonesia ditempuh dengan berbagai cara sebagai berikut.
a.    Cara adopsi, terjadi apabila pemakai bahasa mengambil bentuk dan makna kata asing itu secara keseluruhan. Kata supermarket, plaza, mal, dan hotdog adalah contoh kata hasil penyerapan dari cara adopsi.
b.    Cara adaptasi, terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil makna asing itu, sedangkan ejaan dan cara penulisannya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia. Kata-kata reformasi, pluralisasi, akseptabilitas, dan maksimal adalah contoh kata serapan adaptasi.
c.    Cara penerjemahan, terjadi apabila pemakai bahasa mengambil konsep yang terkandung dalam bahasa asing itu. Kemudian, kata tersebut dicari padanannya dalam bahasa Indonesia. Kata-kata seperti percepatan, proyek rintisan, dan uji coba adalah kata-kata yang lahir karena proses penerjemahan dari bahasa Inggris overlap, acceleration, pilot project, dan tryout.
d.    Cara kreasi, terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil konsep dasar yang ada pada sumbernya. Kemudian, ia mencari padanannya dalam bahasa Indonesia. Meskipun sekilas mirip penerjemahan, cara terakhir ini memiliki perbedaan. Cara kreasi tidak menuntut bentuk fisik yang mirip seperti penerjemahan. Mungkin saja kata yang dalam bahasa aslinya itu sendiri terdiri atas satu kata, dalam bahasa Indonesianya menjadi dua kata atau lebih. Contohnya effective menjadi berhasil guna, shuttle menjadi ulang alik, dan spare parts menjadi suku cadang.
3.    Kata Ulang
Kata ulang merupakan kata yang dihasilkan dari proses reduplikasi atau pengulangan. Proses pengulangan merupakan proses pembentukan kata dengan mengulang kata dasarnya baik secara utuh atau sebagian, dengan variasi fonem atau tidak. Bentuk dasar tersebut dapat berupa kata dasar, kata berimbuhan, atau kata majemuk. Proses pembentukan kata melalui reduplikasi pada dasarnya tidak mengubah jenis kata.
Dalam bahasa Indonesia terdapat empat macam pengulangan. Macam-macam pengulangan sebagai berikut.
a.    Pengulangan utuh (seluruhnya)
Pengulangan utuh merupakan proses pengulangan yang mengulang seluruh bentuk dasar.
b.    Pengulangan sebagian
Pengulangan sebagian merupakan proses pengulangan yang mengulang sebagai bentuk dasar, baik di depan maupun di belakang. Pengulangan sebagian dibagi menjadi dua yaitu dwipurwa dan dwiwasana. Dwipurwa adalah proses pengulangan bentuk dasar dengan mengulang suku kata pertama bentuk dasarnya saja.
c.    Pengulangan berimbuhan
Pengulangan berimbuhan merupakan proses pengulangan menambah imbuhan.
d.    Pengulangan berubah bunyi
Pengulangan berubah bunyi adalah proses pengulangan yang mengulang seluruh bentuk dasar disertai dengan perubahan bunyi atau fonem. Perubahan bunyi tersebut dapat berupa perubahan bunyi baik baik vokal maupun konsonan. Proses pengulangan dengan mengubah bunyi disebut pula dwilingga salin suara.
Selain keempat jenis pengulangan tersebut, bahasa Indonesia mengenal pengulangan semu. Hasil pengulangan semu tersebut disebut kata ulang semu. Dilihat dari bentuknya kata ulang semu termasuk kata ulang. Namun, kata ulang semu bukan termasuk kata ulang karena tidak ada unsur yang diulang. Kata tersebut merupakan kata dasar.
Dalam proses pembentukan kata, kata ulang memiliki beberapa makna. Makna kata ulang sebagai berikut.
a.    ‘menyatakan banyak’
b.    ‘menyatakan banyak tak tentu’
c.    ‘menyatakan intensitas, menyangatkan, atau mengeraskan arti’
d.    ‘menyatakan sungguh-sungguh atau intensif’
e.    ‘menyatakan tingkat yang paling tinggi’
f.    ‘menyatakan agak’
g.    ‘menyatakan berulang-ulang’
h.    ‘menyatakan saling/berbalasan/resiprokal’
i.    ‘menyatakan perbuatan yang dilakukan dengan sama’
j.    ‘menyatakan makna menyerupai atau tiruan’
k.    ‘menyatakan tak bersyarat atau meskipun’
l.    ‘menyatakan segala sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan yang disebut kata dasarnya’
Kalimat harus disusun secara efektif. Syarat kalimat efektif yaitu logis, hemat, dan padu. Struktur kalimat baik harus mengandung unsur S-P (subjek-predikat). Kalimat efektif ditandai kejelasan fungsi kata, kelogisan kalimat, penggunaan tepat kata ganti, dan keefisienan (penggunaan kata tidak mubazir).
Paragraf merupakan bagian dari wacana yang merupakan satu kesatuan. Paragraf adalah rangkaian kalimat yang saling berhubungan dan membentuk satu kesatuan pokok pembahasan. Paragraf merupakan satuan bahasa yang lebih besar daripada kalimat. Meskipun demikian, paragraf masih merupakan bagian dari satuan bahasa lainnya yang disebut wacana umumnya dibentuk lebih dari satu paragraf.
Paragraf yang baik harus memenuhi kriteria berikut.
a.    Memiliki satu ide pokok atau satu pikiran utama dan beberapa pikiran penjelas.
b.    Antarkalimat saling bertautan (berkoherensi) sehingga membentuk satu kesatuan. Koherensi perlu penataan urutan kalimat yang sistematis. Tanpa urutan baik, koherensi tidak akan kita peroleh. Penanda koherensi antara lain pengulangan kata/frasa kunci, kata ganti, konjungsi antarkalimat, dan situasi. Konjungsi antarparagraf pada dasarnya sama dengan konjungsi antarkalimat.

No comments :

Post a Comment