Pages

Friday, May 20, 2016

Perbandingan Pola Pengembangan dan Penggunaan Bahasa dalam Cerpen dan Fabel

Perbandingan Pola Pengembangan dan Penggunaan Bahasa dalam Cerpen dan Fabel
    Alur (plot) merupakan bagian dari unsur intrinsik suatu karya sastra. Alur merupakan pola pengembangan cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab akibat. Akan tetapi, pola pengembangan cerita suatu cerpen atau fabel tidaklah seragam.
    Alur dapat dikategorikan dalam dua kategori, yaitu kronologis dan tak kronologis. Alur berkategori kronologis adalah alur lurus atau maju, disebut progresif. Alur berkategori tak kronologis adalah sorot balik (flash-back), mundur, disebut regresif. Alur lurus atau maju jika peristiwa-peristiwa yang dikisahkan bersifat kronologis. Peristiwa pertama diikuti oleh peristiwa-peristiwa kemudian. Alur sorot balik jika cerita tidak dimulai dari tahap awal, tetapi mungkin dari tahap tengah atau bahkan tahap akhir, baru kemudian tahap awal cerita dikisahkan. Karya yang beralur jenis ini langsung menyuguhkan adegan-adegan konflik, bahkan konflik yang telah meruncing. Alur campuran, secara garis besar dalam cerita terdapat alur maju, tetapi di dalamnya sering terdapat adegan-adegan sorot balik.
    Alur atau plot dibedakan ke dalam beberapa tahapan. Secara umum tahapan alur dibagi dalam bagian-bagian berikut.
1.    Tahap penyituasian (situation)
Dalam bagian ini, pengarang memperkenalkan para tokoh serta menata adegan dan hubungan antartokoh. Tahap ini merupakan tahap pembukaan cerita, pemberian informasi awal.
2.    Tahap pemunculan konflik (generating circumstances)
Konflik atau masalah-masalah dalam tahap ini mulai dimunculkan. Jadi, tahap ini merupakan tahap awal munculnya konflik. Konflik tersebut akan berkembang atau dikembangkan menjadi konflik-konflik pada tahap berikutnya.
3.    Tahap peningkatan konflik (rising action)
Konflik yang telah dimunculkan pada tahap sebelumnya semakin berkembang dan dikembangkan kadar intensitasnya. Peristiwa-peristiwa dramatik yang menjadi inti cerita semakin mencekam dan menegangkan.
4.    Tahap klimaks (climax)
Konflik yang dialami para tokoh cerita mencapai titik intensitas puncak. Klimaks sebuah cerita akan dialami oleh tokoh utama yang berperan sebagai pelaku dan penderita terjadinya konflik utama.
5.    Tahap penyelesaian (denouement)
Konflik yang telah mencapai klimaks diberi penyelesaian, ketegangan dikendorkan. Kemudian, cerita diakhiri.
Selain alur, pola pengembangan cerita dapat berupa cerita dalam bentuk dialog atau narasi. Pola pengembangan cerita juga dapat berupa penyebutan tokoh.
Bahasa dalam cerpen dan fabel akan berbeda. Cerpen biasanya menggunakan bahasa pop sesuai tuntutan zaman. Sementara itu, bahasa yang digunakan dalam fabel menggunakan bahasa Melayu dan bahasa Indonesia.
Ada beberapa pengarang cerpen menggunakan bahasa lokal tempat ia berasal. Pemilihan bahasa tersebut menandakan kekhasan pengarang cerpen tersebut. Sebagai contoh sastrawan Umar Kayam dalam cerpennya sering diselipi penggunaan istilah bahasa Jawa.

No comments :

Post a Comment