Pages

Friday, May 20, 2016

Unsur, Senyawa, Campuran, dan Pemisahan Campuran

Unsur, Senyawa, Campuran, dan Pemisahan Campuran
Benda-benda di sekitar kita tersusun atas unsur-unsur. Selain dalam bentuk unsur, beberapa benda berada dalam bentuk senyawa dan campuran. Campuran dapat dipisahkan melalui metode tertentu sesuai sifat komponen dalam campuran.
1.    Unsur, Senyawa, dan Campuran
a.    Unsur
Unsur adalah zat yang tidak dapat diuraikan menjadi zat yang lebih sederhana secara kimia biasa. Unsur terdiri atas satu macam atom. Lambang unsur ditulis dengan dua cara sebagai berikut.
1)    Menggunakan satu huruf terdepan dari nama ilmiah dan ditulis dengan huruf kapital. Contoh unsur karbon (carbonium) dilambangkan C.
2)    Menggunakan dua huruf dari nama ilmiah, huruf pertama ditulis dengan huruf kapital, diikuti huruf kedua dengan huruf kecil. Contoh unsur natrium dilambangkan Na.
Berdasarkan sifatnya, unsur dibedakan menjadi unsur logam dan unsur nonlogam.
1)    Unsur logam mempunyai ciri dapat ditempa dan direnggangkan, mengilap jika digosok, memilki titik didih dan titik leleh tinggi, konduktor listrik dan panas, serta berwujud padat pada suhu kamar (kecuali raksa). Contoh unsur logam antara lain besi, emas, krom, natrium, dan timah.
2)    Unsur nonlogam bersifat rapuh dan tidak dapat ditempa, umumnya memiliki titik didih dan titik leleh rendah, umumnya bermassa jenis rendah, bersifat bukan konduktor (kecuali grafit), tidak mengilap meskipun digosok (kecuali intan), dan dapat berwujud padat, cair, maupun gas. Contoh unsur nonlogam yaitu belerang, fosfor, oksigen, fluor, dan helium.
Unsur-unsur tersebut dikelompokkan sesuai sifat dan kemiripan satu sama lain dalam Sistem Periodik UNsur (SPU).
b.    Senyawa
Senyawa adalah zat tunggal yang terbentuk dari dua unsur atau lebih. Ciri-ciri senyawa sebagai berikut.
1)    Senyawa terbentuk dari gabungan unsur melalui reaksi kimia.
2)    Unsur penyusun senyawa bergabung dengan perbandingan tertentu.
3)    Unsur-unsur penyusun senyawa kehilangan sifat asalnya sehingga senyawa mempunyai sifat baru yang berbeda.
4)    Senyawa dapat diuraikan menjadi unsur penyusunnya dengan cara kimia.
5)    Pembentukan senyawa melibatkan energy.
Penanaman senyawa tergantung pada jenis senyawanya. Tata nama senyawa sebagai berikut.
1)    Senyawa biner unsur nonlogam
Subskrip unsur 1 diikuti nama unsur 1 + subskrip unsur 2 diikuti nama unsur 2. Subskrip disebutkan dalam bahasa Yunani yaitu mono, di, tri, dan seterusnya.
Contoh :
CO₂ : karbon dioksida (kata “mono”pada unsur 1 tidak perlu disebutkan)
2)    Senyawa biner unsur logam dengan unsur nonlogam
Nama unsur logam + nama unsur nonlogam + ida
Contoh :
NaCI : natrium klorida
3)    Senyawa asam dan basa
Nama senyawa asam diawali dengan kata “asam” diikuti sisa asamnya. Misal HCI adalah asam klorida.
Nama senyawa basa diawali dengan menyebutkan sisa basa diikuti kata “hidroksida”. Misal KOH adalah kalium hidroksida.
c.    Campuran
Campuran merupakan gabungan beberapa komponen. Ciri-ciri campuran sebagai berikut.
1)    Terdiri atas dua jenis zat tunggal atau lebih.
2)    Mempunyai sifat asalnya.
3)    Terbentuk melalui perubahan fisika.
4)    Tidak mempunyai komposisi tetap.
5)    Komponen-komponen penyusunnya dapat dipisahkan secara fisika.
Contoh campuran adalah campuran pasir dengan besi.
Campuran antara zat terlarut dengan zat pelarut dibedakan menjadi campuran homogen (larutan), koloid, dan campuran heterogen (suspensi)
1)    Campuran homogen (larutan) tersusun atas zat terlarut dan zat pelarut dengan ukuran partikel hampir sama. Ukuran partikel larutan kurang dari 10ˉ⁷ cm . Campuran homogen tercampur sempurna, terlihat bening, tembus cahaya, dan tidak ada endapan.
2)    Koloid merupakan campuran yang ukuran partikel zta terlarutnya berada di antara larutan dan suspensi. Koloid mempunyai ukuran partikel 10ˉ⁷ - 10ˉ⁵ cm.
3)    Campuran heterogen (suspensi) tersusun atas zat terlarut dan zat pelarut yang berbeda ukuran partikel dan massa jenisnya. Ukuran partikel dalam suspensi lebih dari 10ˉ⁵ cm. campuran heterogen tidak tercampur merata, terlihat keruh, tidk tembus cahaya, dan membentuk endapan.
2.    Pemisahan Campuran
Pemisahan campuran secara fisika dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut.
a.    Metode Filtrasi (Penyaringan)
Metode filtrasi merupakan pemisahan campuran berdasarkan perbedaan ukuran partikel komponen penyusunnya. Hasil penyaringan diperoleh filtrat (hasil penyaringan) dan residu (sisa penyaringan/ampas). Misal pemisahan pasir dengan tanah.
b.    Metode Evaporasi (Penguapan)
Evaporasi adalah proses pemisahan zat padat dari larutannya dengan cara menguapkan pelarutnya. Misal pemisahan garam dari air laut.
c.    Metode Kristalisasi
Kristalisasi adalah proses pembentukan Kristal zat terlarut dalam larutan dengan konsentrasi tinggi (sangat kental) saat melewati titik jenuhnya. Misal pembentukan gula batu.
d.    Metode Kromatografi
Kromatografi adalah cara pemisahan campuran berdasarkan kelarutan setiap komponen di antara dua fase berbeda, yaitu fase gerak dan fase diam. Misal pemisahan zat warna dalam tinta.
e.    Metode Distilasi
Distilasi adalah cara pemisahan komponen dalam campuran berdasarkan perbedaan titik didih komponen-komponen penyusunnya. Misal pemisahan alkohol dari air.
f.    Metode Atraksi Magnetik
Metode atraksi magnetik merupakan cara pemisahan campuran berdasarkan perbedaan sifat kemagnetan komponen penyusunnya. Misal pemisahan serbuk besi dari tanah.
g.    Metode Sublimasi
Metode sublimasi adalah cara pemisahan campuran berdasarkan perbedaan sifat menyublim komponen-komponennya. Misal pemisahan kapur barus dari pengotornya.
h.    Metode Ekstraksi
Ekstraksi adalah proses pemisahan campuran berdasarkan perbedaan massa jenis antara komponen penyusun campuran. Misal pemisahan kloroform dengan eter.

No comments :

Post a Comment